Chapter 01

4.2K 305 30
                                    

Selama Akashi hidup, baru kali ini dia merasakan penyesalan yang luar biasa dalam. Mimpi buruk yang datang berulang, seakan tak kenal ampun membantainya ditengah kelamnya malam. Juga kenangan-kenangan indah, yang memperburuk dengan mengoyaknya tajam. Seakan tak peduli dengan hatinya yang menjerit akan sebuah kerinduan.

Dia terbangun dalam keringat yang membasahi wajah, lalu dengan cepat menarik laci yang berisi obat-obatan, mengambil sebuah botol yang berisi pil penenang. Selalu seperti ini, batinnya sudah menjerit tidak tahan, namun apa yang bisa dia lakukan?

Sudah berapa lama waktu berjalan?

Sudah berapa tahun semuanya terlewat?

"Aku harap, kau akan bahagia."

Ucapan itu masih terngiang dalam telinganya. Sebuah ungkapan harapan dari seseorang yang Akashi sadari, tidak ingin dia biarkan pergi dan menghilang. Dia sangat membutuhkannya, sangat-sangat ingin mengulang semuanya. Juga, menepis semua kebodohannya telah mendua.

Saat itu, Tetsuya tidak berteriak, dia tidak menangis atau memukulnya begitu memergoki perselingkuhannya. Dia hanya berdiri didepan Akashi, menatapnya sejenak.

Akashi masih ingat, seakan semua begitu segar dan baru terjadi. Dia ingat bagaimana panik melanda, bagaimana dia ingin menjelaskan semuanya. Namun, semua terputus saat mulut itu berbicara.

"Maaf ya,"

Akashi tidak mengerti, mengapa Tetsuya minta maaf? Mengapa dia tidak dipukul atau dihujat?

"Maaf sudah egois mengekangmu disaat kau sudah tidak membutuhkanku."

Sekuat tenaga dia ingin berbicara, namun melihat bagaimana mata Tetsuya begitu terluka, membuat semua kata-kata Akashi tidak bisa keluar. Dia ingin bilang tidak, dia ingin meminta bahkan jika harus mengemis, akan dia lakukan. Tapi Tetsuya tidak memberinya kesempatan.

"Tugasku selesai."

Setiap kata-kata yang keluar dari Tetsuya seakan menikam jantungnya telak. Dan belum selesai Akashi menekan rasa sakit yang menghujam, Tetsuya kembali berbicara.

"Aku harap, kau akan bahagia."

Selesai ucapan itu terlontar, tubuh itu berbalik, berjalan menjauh, tak peduli Akashi memanggil namanya sampai serak, tak peduli bagaimana Akashi mencoba meraih tangannya, namun Tetsuya tidak berbalik.

Dan ketika dia pulang, Akashi mendapati semua barang Tetsuya sudah hilang.

Tak ada satupun yang tertinggal, seakan tak sudi untuk bersamanya. Seakan sudah tidak mau lagi untuk melihatnya. Dia benar-benar sudah sendirian.

"Tetsuya, Tetsuya, Tetsuya."

Akashi melirih dalam keheningan malam. Sudah tak terhitung lagi, sudah berapa kali nama itu meluncur dari bibirnya. Sudah tak terhitung lagi, bagaimana Akashi memanggilnya, memintanya tapi tak pernah ada tanggapan.

Tetsuya tidak lagi ada disana.

---

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original Story by Gigi


Akakuro Fanfiction

Romance; Friendship; Hurt

Shounen Ai; Office AU; Out of character

---

"Jika kau tidak professional, aku akan pulang." Ultimatum terlontar, "Tolong kerjasamanya, Akashi-san."

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang