Chapter 22

1.1K 143 4
                                    

2 Tahun berlalu setelah Akashi mendapatkan 'izin' untuk kembali mengejar mantan kekasihnya a.k.a Tetsuya. Dan dalam rentang waktu yang sama, karyawan Rakuzan dan Seirin menjadi saksi bagaimana tekad Akashi untuk kembali bersama.

"Kuroko-kun, bukannya aku mau ikut campur atau bagaimana, namun apakah menurutmu apa yang dilakukan oleh Akashi-sama masih kurang?" Tanya Riko yang sepertinya bosan melihat Akashi bolak-balik ke kantornya untuk modus kepada salah satu karyawannya.

Tetsuya yang tahu bahwa apa yang dilakukan Akashi akan mengganggu, dia memberikan penegasan, "Aku akan melarang Akashi-san kesini."

"Tu-tunggu! Bukan seperti itu." Riko sedikit panik, bagaimanapun Akashi adalah orang yang cukup berjasa atas perusahaan mereka.

"Aku juga akan bilang bahwa ini tidak ada hubungannya dengan sahamnya disini."

"Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu, Kuroko-kun."

Tetsuya menatap atasannya untuk melanjutkan, "Maksudku.. lihat kini sudah 2 tahun berlalu, namun hubungan kalian masih begitu. Aku melihat bahwa kau juga sudah terbiasa dengan kehadirannya, jadi aku pikir, bukankah sudah saatnya?"

Dia tahu maksud Riko, namun hantu akan ketakutan masa lalu masih ada dalam hatinya. Terlalu lama bersama bukan jaminan untuk semuanya terasa aman.

"Yah, tentu saja pendapatku bukan sesuatu yang harus kau lakukan. Semuanya tetap dalam keputusanmu. Aku harap, apapun itu akan menjadi yang terbaik untuk kalian berdua." Riko mencoba mengerti karena dia tidak dalam posisi Tetsuya yang sudah pernah sedemikian dalam terluka.

"Terimakasih, Riko-san."

Kemudian matanya menatap Akashi yang sudah datang menjemputnya, "Lihat, dia sudah menunggu dan ini sudah saatnya pulang."

Tetsuya mengangguk, membereskan perlengkapan kerjanya dan menenteng tasnya, menuju Akashi yang kini tersenyum saat mereka bertemu mata.

---

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original Story by Gigi


Akakuro Fanfiction

Romance; Friendship; Hurt

Shounen Ai; Office AU; Out of character

---

Keduanya memasuki mobil mewah Akashi yang terparkir di area prioritas. Meski sudah berjalan beberapa tahun, tetap saja tak membuat para mata menjadi terbiasa setiap Akashi menjemputnya.

"Ada apa, Tetsuya?" Tanya Akashi yang sepertinya khawatir karena sedari tadi Tetsuya diam saja.

"Aku hanya berpikir."

Tetsuya memikirkan hubungan mereka berdua. Tidak dalam hubungan apapun, tapi juga bukan berarti tidak ada apa-apa. Tetsuya tentu tahu tujuan Akashi mengejarnya. Hanya saja.. dia masih belum tahu ingin kembali bersama atau tidak.

Jika boleh jujur, Tetsuya harus mengakui bahwa Akashi masih ada dihatinya. Bohong jika dia bilang sudah tidak ada rasa. Namun sebesar apapun keinginan Tetsuya untuk kembali bersama, benteng masa lalu masih berdiri tegak diantara mereka.

Dia sudah pernah membicarakannya dengan Akashi, namun lelaki itu menolak keinginannya untuk bersikap layaknya rekan kerja. Akashi berkata bahwa dialah yang akan melakukan segalanya. Dia tidak perlu berusaha.

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang