Otak Akashi berusaha melupakan apa yang ada dalam otaknya tentang bagaimana dia ingin menyentuh Tetsuya, untuk kemudian kembali menyalakan jetskinya. Dan dengan pelan, dia mengemudikannya menuju dimana tempat kesepakatan berada.
"Kalian lama sekali. Kami pikir tidak jadi ikut." Gerutu Aomine yang dapat jatah duduk dengan Haizaki.
"Maaf, tadi tali pelampungnya tersangkut." Tetsuya inisiatif meminta maaf duluan.
"Ya- ya tidak apa Tetsu, sampai besok juga kami bisa menunggu." Ujar Aomine sambil senyum cemerlang, mengamankan diri dari Akashi yang menatapnya tajam.
"Kalau begitu ayo mulai."
Semuanya menyebar pada masing-masing sudut lautan. Menyusuri ombak pantai yang sesekali menerjang. Akashi menatap didepan bagaimana lautan yang begitu luas disana, juga Tetsuya yang bersamanya. Sungguh, saat ini Akashi ingin waktu berhenti berputar.
"Akashi-san, kenapa berpencar?"
"Oh, tenang saja, nanti kita kembali ke titik awal. Sekarang kita akan berkeliling dahulu." Akashi melajukan dengan cukup kencang, "Apa Tetsuya sudah pernah mengelilingi lautan sebelumnya?"
"Tidak."
"Kalau begitu kau harus merasakannya." Akashi terus memacu jetskinya, dan dia tersenyum saat merasakan bahwa ada sebuah tangan yang menggenggam erat pelampungnya.
Pikiran liciknya bekerja, mencari cara agar Tetsuya berpegangan padanya dengan memacu hingga angka kecepatan nyaris mencapai maksimal.
---
Disclaimer :
Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi
Original Story by Gigi
Akakuro Fanfiction
Romance; Friendship; Hurt
Shounen Ai; Office AU; Out of character
---
Dia beberapa kali tertawa saat ombak menghantam wajah Tetsuya, atau teriakan Tetsuya saat ombak menerjang yang menyebabkan jetski ikut terpental. Juga, wajah cemberut Tetsuya ketika tahu Akashi tertawa.
Dan karena Akashi sama sekali tidak memelankan kecepatannya hanya untuk bisa modus pada Tetsuya, kini hanya dalam waktu singkat mereka berdua sudah berada di lautan lepas. Akashi sendiri mulai menurunkan kecepatan hingga akhirnya jetski yang mereka naiki benar-benar berhenti.
"Apa kita tidak terlalu jauh?" SuaraTetsuya memecah keheningan terdengar bercampur dengan sayup-sayup angin kuat di tengah lautan.
"Kau benar. Ayo kita kembali." Akashi memutar jetskinya, menyusuri jalur yang tadi sepertinya dia lewati. Namun, karena tidak ada petunjuk yang pasti, tidak ada satupun pulau terlihat dan hanya ada lautan sejauh mata memandang, mereka sedikit bingung apakah sudah benar di jalur tadi atau belum.
Dan belum reda kebingungan, tiba-tiba langit meredup, menandakan awan mendung mulai menghampiri.
"Tenang saja, laut disini bukan lautan dengan ombak ekstrim, Tetsuya." Ucap Akashi yang seolah tahu bahwa Tetsuya khawatir. Selanjutnya dia kembali memacu jetskinya dengan kecepatan tinggi, apalagi saat gerimis mulai jatuh menutupi jarak pandangnya.
"Akashi-san,"
"Tidak apa-apa. Harusnya sebentar lagi kita sudah melihat daratan." Akashi menyipitkan mata. Hujan semakin deras, dan jarak pandang semakin terbatas. Apalagi ombak juga menjadi semakin ganas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
FanfictionDemi membawa Tetsuya kembali, semuanya akan Akashi lakukan. Tapi Tetsuya sudah jauh berjalan ke depan, sedang dia masih tenggelam dalam kenangan. Apa yang harus dia lakukan? Bertahan, atau mundur melepaskan?