Chapter 15

1.5K 183 16
                                    

Besoknya, Akashi kembali mengajak Tetsuya untuk makan siang bersama. Bedanya bukan Tetsuya yang ke Rakuzan. Tapi Akashi menjemputnya. Yang tentu saja menimbulkan kehebohan di Seirin meski sudah jadi rahasia umum juga.

"Banyak juga ya yang memperhatikanmu disini."

"Aku bekerja disini, tentu saja mereka mengenalku."

"Bagiku mereka tidak hanya mengenal," Akashi menatap tajam pelayan yang tersenyum kepada Tetsuya, "Juga aku tidak suka mereka semua melirikmu begitu," Lanjutnya dengan sindiran yang cukup tajam dan mengakibatkan pelayan malang itu segera meletakkan pesanan lalu keluar.

"Akashi-san tidak usah drama."

"Siapa yang drama? Itu memang menyakitkan untuk kembali ingat bahwa selain aku tidak berhak mengekangmu, aku bahkan tidak berhak untuk cemburu sekarang." Akashi berdiri, lalu membungkuk kearah Tetsuya, menatap lekat antar mata, "Tapi tidak apa, itu tidak akan mengurangi tekadku sedikitpun dalam kembali mendapatkanmu."

Kemudian dia duduk lagi, karena pesanan mereka kembali datang. Akashi tidak segera memakan pesanannya, namun sambil menopang dagu, dia menatap bagaimana Tetsuya yang mulai menikmati makanannya.

"Apa Akashi-san disini hanya untuk melihatku makan?"

"Aku sangat lapar, Tetsuya."

Lapar akan semua tentang dirimu.

Ingin menciummu sampai kehabisan nafas.

Ingin menenggelamkanmu dalam dekapan erat sampai kita menyatu.

Ingin memelukmu selamanya di siang dan malam seperti dulu.

Ingin mengisi semua udara dengan aromamu dalam paru-paru.

Ingin memanjakanmu lagi sampai kau tidak bisa tanpaku.

Ingin mendengar cerita senang, sedih, dan semua keluh kesahmu.

Dan ingin bercinta denganmu, menuntaskan hasrat menyentuh semua bagian tubuhmu yang mungkin selamanya tidak akan pernah cukup.

"Kalau begitu kenapa tidak dimakan?"

Akashi hanya tersenyum, memikirkan tentang apa yang ada di pikirannya, yang sekarang tidak mungkin bisa dilakukan. Sepertinya dia akan sangat-sangat kelaparan. Tapi jelas ini jauh lebih baik. Setidaknya dia bisa puas memandang wajah Tetsuya tanpa khawatir wajahnya kena siram.

"Apa ada yang salah denganku?" Tanya Tetsuya yang sadar karena Akashi sedari tadi hanya menatapnya tanpa menyentuh makanan.

"Tidak ada. Kau makan saja, Tetsuya. Aku hanya ingin melihatmu."

Tetsuya meletakkan sendoknya, "Tidak ada orang makan yang nyaman dengan dilihat seperti itu, Akashi-san."

"Kau bisa menganggapku tidak ada. Ayolah, Tetsuya. Kau mungkin tidak merindukanku, tapi aku sangat merindukanmu."

"Jangan berlebihan. Kemarin juga bertemu."

"Baiklah, apa sekarang bertambah lagi fakta bahwa aku juga tidak boleh memandangimu?"

"Lakukan saja disaat aku tidak tahu." Tetsuya kembali memakan makanannya, dan Akashi berdiri, kini berada dibelakangnya.

Tetsuya berhenti makan lagi, "Apa yang sekarang kau lakukan?"

"Kau bilang aku boleh memandangmu asal kau tidak tahu."

"Akashi-san, apa kau menguji kesabaranku?"

Akashi menghela nafas, ingin memandang saja dia kena omel Tetsuya, "Kalau begitu kau disini dan menghabiskan makananmu, aku keluar dulu."

"Mau kemana?"

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang