Chapter 12

1.5K 200 10
                                    

Pertanyaan Tetsuya dengan nada datarnya membuat Akashi terasa sedikit gentar. Tentu dia sadar diri bahwa kesalahannya akan sangat sulit dimaafkan. Tapi tetap saja.. tetap saja dia berharap ada setitik kesempatan untuk mereka.

Sungguh, Akashi benar-benar ingin kembali bersama Tetsuya apapun yang harus dia bayar, apapun yang harus dia berikan. Rasanya semua akan sepadan jika itu Tetsuya.

"Akashi-san, jika kau berbicara tentang hatimu yang sakit dan otak yang nyaris meledak, lalu bagaimana denganku?" Suara Tetsuya tidak memiliki intonasi apapun, namun mampu menembus tulang Akashi dengan tajam, "Berapa tahun kita menjalin hubungan? Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun? Lebih dari itu. Kau adalah orang pertama dimana aku tahu apa itu cinta. Aku memberikan segalanya. Kepercayaan, kesetiaan, dan apapun yang aku punya tanpa syarat. Aku menaruh semuanya. Tapi apa yang aku dapat?"

"Aku menunggumu dengan sabar, tidak penah mengeluh bahkan ketika kau tak menepati janji dan marah-marah tidak jelas, aku bertahan bahkan ketika kehadiranku kau abaikan. Tapi apa yang aku dapat?"

"Kau tahu, aku bahkan berpikir keras, apa kesalahan yang sudah aku lakukan? Atau kalimat apa yang tidak sengaja aku ucap dan menyinggung perasaan? Atau apa yang bisa aku perbaiki agar hubungan kita tidak semakin parah? Aku menyalahkan diriku sendiri sampai aku tidak berani menatap wajahku dikaca." Nada suara kini terdengar sinis, "Tapi apa yang aku dapat?!" Mata Tetsuya menyirat luka yang dalam, juga kecewa.

Akashi bisa merasakan satu persatu pisau mengiris tipis-tipis jantungnya. Rasa ngilu yang datang berulang setiap Tetsuya berbicara.

---

Disclaimer :

Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Original Story by Gigi


Akakuro Fanfiction

Romance; Friendship; Hurt

Shounen Ai; Office AU; Out of character

---

Semua mata menyimak setiap kata yang diucapkan oleh Mibuchi saat dia menceritakan bagaimana hubungan Akashi dengan Tetsuya ketika mereka bersama.

"Kalian lebih baik tidak ada disana saat mereka berdua," Katanya berapi-api, "Mau jungkir balik kayang tidak akan digubris."

"Sejak kapan mereka pacaran?"

"Seingatku mungkin saat mereka kelas 11. Yang aku tahu saat itu, mereka sekelas saat kelas 10, Sei-chan adalah junior yang paling ingin dikencani, dan Tet-chan adalah teman sebangkunya."

"Dengan kepribadian yang terlalu berbeda, ajaib mereka bisa berteman bahkan berkencan."

Mibuchi menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak setuju, "Memang, kepribadian mereka berbeda, tapi keduanya terlihat melengkapi sekali. Yang kita lihat, keduanya mungkin tidak banyak bicara, namun aku pernah lihat saat mereka berdua, Tet-chan asyik bercerita dan Sei-chan tertawa lepas disebelahnya."

"Saat itu aku ingin membantu temanku mendekati Sei-chan, tapi saat melihat mereka, aku berhenti. Mereka punya dunia sendiri."

"Siapa yang mengejar duluan?"

Mibuchi terlihat berpikir, "Secara pastinya, sebelum mereka berkencan, sempat ada gossip heboh jika Sei-chan akan bertunangan. Statusnya sebagai anak pebisnis elit, tentu bukan hal aneh jika Sei-chan dijodohkan. Tapi sebelum pertunangan tiba, aku melihat wajah Sei-chan lebam dan menggandeng Tetsuya menuju sebuah ruangan."

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang