Tetsuya rasanya ingin membuang ponselnya saat nama yang sama muncul bersamaan adanya notifikasi panggilan. Rasanya ingin sekali dia abaikan, tapi bagaimanapun nama yang tertera disana adalah salah satu investor penting di tempatnya bekerja sekaligus atasan secara tidak langsungnya selama proyek ini berjalan.
Tapi demi Tuhan, dia bukan pengasuh anak orang yang usianya dewasa, yang rewel memintanya untuk menemani jalan-jalan. Apa dia pikir Tetsuya tidak punya pekerjaan?
"Ponselmu terus berbunyi, Kuroko."
"Maaf, Izuki-san, aku akan membuang ponselku sekarang." Tetsuya berdiri, mengambil ponselnya yang masih terus berdering dan mendekat ke keranjang sampah.
Izuki tertawa, "Nice joke, Kuroko."
Tetsuya padahal tidak bercanda sama sekali, karena setelahnya ponsel itu benar-benar berakhir disana.
---
Disclaimer :
Kuroko No Basuke by Fujimaki Tadatoshi
Original Story by Gigi
Akakuro Fanfiction
Romance; Friendship; Hurt
Shounen Ai; Office AU; Out of character
---
"Bagaimana, Tetsuya? Kau suka?"
Begitu Akashi mendengar bahwa Tetsuya membuang ponselnya, si kepala merah itu tiba-tiba berada di kantornya, dan kemudian menyeret dirinya menemui seseorang yang tidak Tetsuya kenal, yang sekarang tengah memberikan presentasi tentang pembuatan ponsel secara custom atau sesuai keinginan.
"Saat ini saya menjamin bahwa teknologi ini belum ada di ponsel manapun. Sebenarnya, fitur ini baru bisa dinikmati 2 tahun kedepan," Ujar laki-laki yang tengah presentasi menyebutkan salah satu merk terkenal, "Namun jika Akashi-sama mau, saya tidak keberatan untuk menanamkan fitur ini di ponsel yang akan dibuat."
"Tetsuya, apa kau mau?" Tanyanya lagi.
"Akashi-san, aku tidak mengerti." Ucap Tetsuya yang tidak paham sama sekali dengan proposal yang berada didepannya juga laki-laki yang terus membahas teknologi ponsel terkini.
"Kau pasti tidak suka dengan ponselmu yang sekarang. Dia adalah Hayama, perancang ponsel yang karyanya sudah digunakan beberapa merk terkenal. Kau bisa meminta ponsel sesuai kebutuhanmu. Jika sudah, kau bisa memilih merk mana yang ingin kau minta untuk mengerjakannya."
"..."
"Ah atau jika kau mau membuat merk-mu sendiri juga tidak apa-apa."
"Tunggu-tunggu. Ini bukan produksi ponsel hanya untuk satu buah, kan?"
"Kenapa tidak? Jika Tetsuya tidak suka, maka buat saja sesuai keinginanmu."
"Ha?"
"Apa kau tidak mau ponsel yang dibuat custom untukmu?"
Tetsuya sungguh tidak mengerti dengan otak Akashi, "Akashi-san, aku bisa membeli ponsel yang dijual diluar."
"Kau ingin membeli ponsel dari luar negeri?" Dia mengeluarkan ponselnya, "Aku akan meminta Nijimura menyiapkan liburan kita."
Kenapa jadi ngawur begini?
"Tidak, maksudku aku bisa beli di konter biasa. Tidak perlu sampai custom segala."
KAMU SEDANG MEMBACA
PAIN
FanfictionDemi membawa Tetsuya kembali, semuanya akan Akashi lakukan. Tapi Tetsuya sudah jauh berjalan ke depan, sedang dia masih tenggelam dalam kenangan. Apa yang harus dia lakukan? Bertahan, atau mundur melepaskan?