HIS OBSESSION - 9

54.2K 4.7K 48
                                    

9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9. Play

"Apa? Pertemuan bangsawan? Lagi?" Rengek Callysta kepada bibi Ann. Ia baru saja pulang membasmi penjahat anak dan harus kembali bersiap-siap untuk acara lain? Ayolah! Callysta sudah berencana untuk tidur seharian selama seminggu. Sepertinya rencananya gagal, lagi.

"Itu kan, lusa! Biarkan aku tidur hari ini."

Bibi Ann menggeleng, "Tidak bisa, putri. Anda harus bertemu lagi dengan Nyonya Belliene untuk mendiskusikan busana anda, anda juga harus mempersiapkan pidato untuk menjadi pembuka acara." Ucapnya tegas. Sebenarnya wanita itu juga mengerti keinginan Callysta, tapi tugas menunggunya.

Ia hanya heran mengapa anak muda sekarang sangat menyukai hal-hal yang tidak berguna.
Ya, meskipun mereka menikmatinya, tapi semua yang berlebihan itu tidak baik, kecuali uang.

"Baiklah, cepat panggilkan Nyonya Belliene yang cerewet dan bawel itu, aku akan menyiapkan kerangka pidatonya." Ujar Callysta bersungut-sungut. Menyebalkan sekali, pikirnya.

Bibi Ann hanya menggelengkan kepalanya, ia langsung bergegas menyuruh pengawal menjemput Nyonya Belliene yang kebetulan berada di sekitar kastil utama, sedang menyiapkan hal lain.

"Tuan dan nyonya yang...tunggu, nyonya atau nona? Ah sudahlah! Para hadirin yang berbahagia... tunggu, bagaimana jika mereka tidak bahagia? Hah?" Callysta bingung dengan gumamannya sendiri.

"Ekhem! Para hadirin sekalian, rekan-rekan saya yang saya hormati dan saya benci, para tamu yang saya sayangi dan saya benci.. Pfft--ahahaha.." Tawa gadis itu menggelegar di ruangannya. Bisa-bisanya terpikirkan kalimat sapaan seperti itu dikepalanya.

"Ada apa ini nonaku? Sepertinya Lily-ku yang cantik ini sedang bahagia hari ini." Ujar Belliene setelah memasuki ruangan dan mendengar tawa gadis itu. Ia terkekeh pelan.

"Ah! Nyonya Belliene, sebenarnya aku ada mempunyai hal yang ingin di sampaikan sebelum membahas gaunnya, duduklah." Ujar Callysta sambil menyeka air mata dari wajahnya, ia tertawa terlalu lama.

"Jadi aku mempunyai ide, karena kemarin nyonya bilang menyukai desain-desain pakaianku, aku berpikir kenapa kita tidak membuka beberapa toko dan galeri pakaian? Itu akan sangat menguntungkan. Aku akan menginvestasikan sebagian asetku, apalagi dengan banyaknya relasi yang kita punya."

Countess Belliene mengerjapkan matanya lalu mengangguk semangat, "Ya! Saya setuju, putri. Sebenarnya saja juga sedang membutuhkan dana untuk produksi saat ini. Dengan banyaknya desain mode pakaian milik anda yang beragam, kita akan menciptakan musim dalam sebuah mode. Ah! Aku sangat merasa antusias. Baiklah, kita bisa bicarakan perihal kebutuhan awalnya nanti," Ujarnya, "Bagaimana dengan desain pakaian anda untuk perjamuan lusa? Apa yang anda inginkan?" Tanyanya.

Callysta sedikit berpikir, ia melirik buku catatan pribadinya lalu terperanjat, "Tahan air! Aku ingin bahan pakaian yang tidak akan basah terkena air." Serunya.

The Tyrant's Beloved Woman [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang