HIS OBSESSION - 17

40.2K 3.2K 32
                                    

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17. Think Of Me

"Panggil namaku,"

Callysta terdiam ketika merasakan gelitikan di perutnya sesaat setelah Xavier mengatakan itu.
Gadis itu tertawa gemas setelah melihat tatapan memelas lelaki gila yang sedari tadi menggerayanginya, tapi kemudian kedua tangannya menangkup wajah dingin lelaki itu.

"Xavier, Xavier, Xavier!" Serunya diakhiri dengan tawa. Lelaki itu ikut tertawa kecil sebelum akhirnya kembali meraup bibir gadis yang menjadi candunya itu.
Di luar masih terdengar suara derasnya hujan, tapi keduanya berhasil membuat ruangan itu terasa hangat. Benar-benar lebih hangat dari yang kita kira.

Waktu malam yang penuh bintang dan tetesan hujan itu berjalan dengan cukup lambat, hingga akhirnya kembali memperlihatkan matahari yang berusaha membangunkan orang-orang.

Callysta, gadis itu bangun terlebih dahulu dan berbalik dari posisi tidurnya. Matanya melirik Xavier yang masih terlelap dengan damai. Senyum tipisnya terlihat ketika pandangannya menuju pada banyaknya bekas luka di tubuh lelaki itu yang didapatkannya saat lengah berhadapan dengan lawannya. Banyak perang yang sudah lelaki itu menangkan juga banyak wilayah asing di luar Kerajaan Utara yang berhasil ditaklukan. Xavier juga tak jarang berburu binatang aneh yang bertubuh besar.

"Dia sudah melewati banyak hal, aku tidak bisa membayangkan bertahan hidup dengan hal-hal yang membahayakan seperti itu." Gumamnya pelan. Callysta tersenyum kecil.

Tak lama kemudian alis lelaki itu berkerut, sedikit memperlihatkan kecemasan yang sepertinya hadir dalam mimpi. Callysta yang melihatnya langsung spontan mengelus-elus kepala lelaki itu, memberikannya sedikit ketenangan untuk melanjutkan tidurnya di waktu yang masih pagi itu.

Gadis itu bersusah-payah beranjak dari tempatnya dan berusaha membersihkan diri. Ia melangkah dengan hati-hati ke luar ruangan setelah siap berpakaian dengan keadaan lebih segar dan ingin sedikit berjalan-jalan pagi hari ini.

"Selamat pagi, Yang Mulia. Anda hendak sarapan? Atau ada hal lain yang dapat saya bantu?" Tanya salah satu pelayan.

Callysta mengangguk, "Tolong siapkan sarapan ringan, setelah itu aku ingin sedikit berjalan-jalan ke taman, tolong siapkan beberapa cemilan juga." Ujarnya pelan.

"Baik, Yang Mulia."

Callysta kini tengah menikmati indahnya taman bunga yang masih terasa segar dengan embun dan suasana pagi yang cukup dingin. Gadis itu duduk di kursi disertai meja dengan beberapa hidangan manis yang sudah disiapkan sebelumnya. Matanya menatap lurus, melamun.

Ia masih belum bisa menemukan alasan kenapa ia bisa ada di tempat ini, jika memang dirinya hilang ingatan, kenapa harus sampai berbulan-bulan. Ia bahkan tidak mengingat apapun selain bertemu kakek Mora sebelum kejadian tenggelamnya Callysta di kolam itu.

"Melamunkan sesuatu, nona?" Lamunannya buyar ketika mendengar suara lelaki yang cukup asing. Ia mendongak menatap sosok didepannya.

"Eum.. Maaf?" Tanya Callysta bingung. Lelaki berambut coklat terang itu tertawa kecil, ia terlihat cukup manis.

The Tyrant's Beloved Woman [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang