'𝘞𝘩𝘦𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘥𝘦𝘷𝘪𝘭 𝘧𝘢𝘭𝘭 𝘪𝘯 𝘭𝘰𝘷𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘵𝘩𝘦 𝘧𝘪𝘳𝘴𝘵 𝘵𝘪𝘮𝘦'
"Callysta...kau sangat indah, sangat cantik. Aku mencintaimu." ujarnya pasti sambil mendekatkan wajah kami, suaranya yang berat dan sedikit serak itu berhasil memb...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
13.Him
Callysta, gadis itu enggan terbangun dari tidurnya satu hari penuh setelah kondisinya stabil, bahkan pagi ini gadis itu masih tetap nyaman menutup matanya. Raja Erada hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk putrinya, ia juga sedikit merasa iba melihat keadaan Xavier yang ikut kacau.
Bibi Ann menatap nanar tuan putrinya. Beruntung Hazel dan Varo sudah ikut memasuki akademi sekitar 2 hari yang lalu, jadi mereka tidak mengetahui kejadian ini.
"Yang Mulia, ada kabar baik. Setelah diperiksa, keadaan tuan putri sudah kembali membaik. Ia hanya tidur karena tubuhnya lemas dan kelelahan. Mungkin sekitar siang atau sore hari Putri Callysta dapat bangun. Kita hanya bisa mendo'akan yang terbaik."
"Baiklah, kau bisa pergi. Simpan saja obatnya di nakas." Ujar Erada dengan dingin.
"Lebih baik kau kembali ke kerajaanmu. Ku dengar ada masalah di sana. Urus terlebih dahulu kewajibanmu itu. Lysta bisa dijaga olehku dan yang lainnya. Pergilah." Lanjutnya sambil menatap Xavier.
"Awasi dia baik-baik, jangan sampai terjadi hal yang tidak diharapkan." Ujar Xavier dingin. Ia mengecup kening gadis itu tanpa permisi lalu melangkah pergi begitu saja. Ia tidak menghiraukan tatapan tajam dari Raja Erada.
"Lapor, Yang Mulia. Ada penyerangan tiba-tiba di istana. Anda harus segera mengurusinya, kelompok penculik dan bandit itu mempunyai banyak pasukan rupanya." David menatapnya serius, sementara Xavier hanya mengangguk kecil lalu menaiki kuda hitamnya. Ia melesat meninggalkan asistennya yang terbengong karena ditinggalkan begitu saja.
Sekitar beberapa jam setelah kepergian Xavier, Callysta akhirnya membuka matanya. Seluruh isi istana akhirnya bisa menghembuskan nafas lega. Bahkan para pelayan dan koki kediaman Callysta langsung segera menyiapkan makanan dan merapikan ruangan demi ruangan dengan serapi mungkin.
"Varo dan Hazel tidak mengetahui ini, kan?"
Bibi Ann menggeleng ketika gadis itu melontarkan pertanyaan yang sudah ia duga sebelumnya, "Tidak, putri. Mereka tidak mendengar kabar apapun, apalagi dengan akademi yang ketat dengan berita-berita luar."
"Aku sedikit khawatir.." Callysta berkata lirih, bagaimanapun Hazel dan Varo masih anak-anak. Mereka juga pasti harus berusaha keras beradaptasi.
"Mereka akan baik-baik saja, Yang Mulia."
Gadis itu mengangguk, "Iya. Lagipula sekarang aku sudah baik-baik saja. Ah, benar, bagaimana keadaan yang lain? Apa acaranya dibatalkan?" Ia langsung teringat banyaknya bangsawan yang memasang wajah kaget saat itu. Dan mereka juga pasti mempunyai agenda acara lain setelah makan malam itu.
"Tidak, Yang Mulia. Demi kebaikan bersama, acaranya tetap berlangsung dengan Raja Erada yang tidak bisa leluasa hadir. Semua tamu bisa memaklumi kejadian tidak mengenakkan kemarin, mereka banyak mengucapkan kalimat duka. Beruntung nona Vivi sudah mendapatkan hukuman yang setimpal."