SEBELAS

2.3K 176 3
                                    

Follow instagram

@anak_klepon
@jain.alhasan
@aliza_abelia
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari

~♥~

Setelah pulang kampus, Hasan mengajak Husein untuk pergi ke supermarket disekitar pondoknya atau kampusnya. Hasan benar benar menepati janjinya, karna ia tak mau mempunyai janji palsu kepada orang lain.

Sedari tadi Husein terus tersenyum dan menggandeng tangan abangnya itu. Sungguh Husein sangat senang kali ini, karna akhirnya Husein bisa menghabiskan uang abangnya walau tak akan habis di ATM nya.

"ya allah abang ku ganteng banget, udah pintet, ganteng, ga pelit, sholehah lagi" ucap Husein yg membuat Hasan kaget mendengarnya.

"sholehah? Sejak kapan abang jadi cewe?" heran Hasan mencubit kecil lengan adik kembarannya itu.

"aduh anu bang itu, apa namanya sholeh" ucap Husein menyengir dan menampil kan deretan giginya yg rapi dan juga putih.

Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya mereka tiba disupermarket tempat Hasan dan Husein berbelanja. Dengan cepat Husein masuk ke dalam, kemudian disusul oleh Hasan dibelakangnya.

"bang beneran nih satu plastik?? " tanya Husein menoleh ke belakang.

"iyaa beneran, emang abang buaya pemberi harapan palsu" jawab Hasan mengambilkan adik kembarannya itu troli, karna dirinya juga ingin membeli cemilan.

Husein menyengir dan langsung pergi ke tempat es krim, Hasan hanya diam dengan trolinya sembari memandangi Husein yg sedang memilih es krim.

"abang kan yg bayarr?? " tanya Husein sekali lagi.

"iya ucenn" greget Hasan ingin sekali mencubit adik kembarannya yg sangat menggemaskan itu.

"gemes deh pengen cubit ginjalnya" gumam Hasan yg masih memandangi adik kembarannya yg sedang memilih es krim.

Karna bosan menunggu, akhirnya Hasan pamit pada Husein untuk pergi mencari cemilan. Hasan berjalan sendirian dan meninggalkan adik kembarannya yg masih berada ditempat es krim.

"ah itu dia"

Hasan berlari kecil dan mengambil Qtela rasa balado dan original, Hasan memang sangat menyukai cemilan itu. Kemudian, Hasan terus berjalan sembari membawa dua cemilan yg baru saja ia ambil itu.

Hasan terus berjalan, akan tetapi dirinya tak menemukan apa yg ia cari. Akhirnya, Hasan menutuskan untuk kembali pada adik kembarannya itu.

Setelah tiba, ternyata husein sudah mengambil banyak es krim cup. Hasan sedikit kaget karna es krim nya berjejer sangat rapi dan beraneka warna.

"udah cen? " tanya Hasan pada Husein yg sedang menghitung es krimnya.

"udah deh, ini udah ada 20" jawab Husein yg membuat Hasan menganga tak percaya.

"dua puluh cen?? " tanya Hasan tak percaya.

"iyaa dong, nanti abang boleh kok ambil" jawab Husein langsung menaril tangan abang kembarannya dan mendorong trolinya ke kasir.

Hasan dan Husein sudah berada dirumah, Husein segera menaruh es krimnya dilemari es. Aliza yg melihat husein membawa satu plastik es krim langsung bertanya pada Hasan.

"acan..." panggil Aliza pada Hasan yg duduk di sofa ruang tamu bersama abinya.

"iya bunda" sahut Hasan menoleh ke arah bundanya.

Aliza duduk disebelah Hasan, "can itu kamu yg beliin? " tanya Aliza pada Hasan yg duduk dengan santai sembari menonton televisi.

"iya bund, dari pada Husein marah mulu sama acan" jawab Hasan menatap bunda tercintanya itu.

"udah tenang aja sayang, Hasan banyak uangnya apa apa pasti dibeliin. Apalagi kalo istrinya yg minta sesuatu nanti" ujar Zayn yg membuat Hasan terdiam.

Tiba tiba Hasan teringat dengan perjodohannya, Hasan belum memilih pilihannya sama sekali. Sepertinya nanti malam ia harus melakukan istikharah agar bisa mendapatkan pilihannya.

Akan tetapi, didalam hati Hasan mulai tertarik dengan gadis 17 tahun itu. Hasan sendiri sangat suka anak remaja, apalagi saat adik perempuannya baru memasuki usia remaja.

Tapi, Hasan masih selalu ingat dengan perkataannya yg ia ucapkan beberapa hari yg lalu. "hanya tertarik bukan mencintai" itulah yg berada dihati Hasan.

"acan" panggil Zayn pada putranya itu.

"iya abi" sahut Hasan menoleh pada abinya.

"bagaimana? Kamu sudah menemukan pilihanmu?" tanya Zayn pelan.

"belum abi" jawab Hasan menundukkan kepalanya.

"lakukan istikaharah untuk mendapatkan jawabanmu yg sebenarnya, gadis itu juga sedang beristikharah untuk menemukan pilihannya" ujar Zayn yg membuat Hasan sedikit heran.

"apa dia juga akan dijodohkan dengan dua orang?" tanya Hasan sedikit bingung.

"tidak, ia hanya dijodohkan dengan kamu. Ia mempunyai pilihan untuk menikah atau melanjutkan mondoknya" jawab Zayn menatap putra nya itu.

"jika ia memilih untuk mondok, maka kamu harus menunggu dia lulus dari pondoknya jika kamu memilih untuk menikahinya"

"jika dia memilih untuk menikah denganmu, dan kau memilih untuk tidak menikahinya, perjodohan ini batal. Ini semua berada dipihakmu, pilih pilihan yg tepat agar kamu tidak menyesal nantinya"

Hasan mengangguk kecil dan menghela nafas pelan. Aliza mengusap pundak putranya itu, Aliza yakin pasti putra ini bisa memilih pilihan yg tepat.

Prangg!!
"BUNDAAAA!! "  pekik Husein dari dapur. Aliza dan Hasan segera berlari pergi ke dapur untuk memeriksa apa yg Husein lakukan.

"ucen kamu kenapa? " tanya Aliza panik.

Zayn yg penasaran pun ikut menyusul putra dan istrinya itu. Ketika sampai disana, Zayn dibuat kaget karna perabotan untuk masak berjatuhan ke bawah.

"Astagfirullah...." gumam Zayn sembari geleng geleng kepala melihat apa yg baru saja putra keduanya itu lakukan.

"kok bisa jatuh semua cen? " tanya Hasan menghampiri adik kembarannya itu.

"itu bang... Anu mau masak mie, trus mau ambil panci, pas dapet pancinya eh malah jatoh semua" jawab Husein dengan cengirannya.

"beresin sekarang! Kalo engga baca surah al-baqarah tanpa pegang Al-Qur'an!" ancam Aliza langsung pergi dari dapur dan disusul oleh Zayn dari belakang.

Hasan beralih duduk dikursi, dan memperhatikan adik kembarannya yg mengambil satu persatu perabotan masak yg jatuh dilantai.

~♥~

Maaf bila ada typo atau ada kesalahan tertentu yg terdapat dalam part ini semoga kalian suka dan terima kasih.

Cinta Dalam Istikharah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang