DUA PULUH EMPAT

2.6K 159 0
                                    

Follow instagram
@anak_klepon
@aqila.alhasan
@lutfi.syauqi
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@jain.alhasan
@aliza_abelia

***

Setelah sholat isya, Hasan berada di kamarnya bersama Mahreen. Mahreen duduk di kasur sembari memakan cemilan dan menonton televisi bersama suaminya.

Hasan hanya diam dan mencomot cemilan yg Mahreen pegang. Mahreen sendiri tidak apa apa, karena Mahreen orangnya sangat suka berbagi terutama pada suami nya, eaa.

Mahreen sendiri sudah membuka hijab nya didepan Hasan tadi setelah sholat jumat. Hasan sendiri kini sudah melihat pesona dari seorang Mahreen Shafana Almahyra.

"ka besok kita ke pondok yah??" tanya Mahreen menoleh ke arah Hasan yg sangat fokus menonton televisi.

"engga, kita libur satu minggu" jawab Hasan yg membuat Mahreen kaget.

"nanti Mahreen ketinggalan pelajaran dong..." ucap Mahreen lesu.

"kan ada kaka sayang... Kamu tinggal liat kitab kaka aja nanti" balas Hasan menoleh dan menatap istri cantiknya itu.

Mahreen menatap Hasan dan tersenyum manis. Mahreen sendiri sangat suka melihat wajah tampan Hasan, terutama senyuman Hasan yg membuatnya serasa melayang.

Hasan mencubit kecil pipi Mahreen dan kembali fokus pada televisi nya. Mahreen tersenyum kecil dan ikut kembali menonton televisi sembari memakan cemilan kesukaannya.

Hasan turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Mahreen masih fokus dengan acara televisi nya itu, sepertinya Mahreen sudah sangat rindu menonton televisi.

Beberapa menit kemudian Hasan kembali dari kamar mandi dan langsung naik ke atas kasur. Hasan membaringkan tubuhnya dan memeluk pinggang ramping Mahreen.

Perlahan tangan Hasan mengelus pelan perut rata Mahreen. Mahreen sedikit kaget karena tiba tiba Hasan mengelus perut nya, seakan akan didalam perut itu ada seorang bayi kecil.

"suatu saat akan ada Hasan junior didalam perutmu" ucap Hasan pelan.

"apakah benar jika diriku akan mengandung anakmu??" tanya Mahreen dengan nada sedikit sedih.

"mengapa dirimu mengatakan seperti itu Mahreen..."

Mahreen tersenyum kecil dan mengusap kepala Hasan dengan lembut. Mahreen tau Hasan merasa sedih karena dirinya mengatakan seperti itu.

"aku tak akan lama lagi disini..." ucap Mahreen pelan.

"kau akan kemana?? Jangan tinggalkan aku" tanya Hasan sedih.

Mahreen diam sebentar dan terus mengusap kepala Hasan dengan lembut. Mahreen tak tau mengapa dirinya mengatakan itu, akan tetapi Mahreen serasa tak akan lama lagi di dunia ini.

"tak akan kemana mana, cuman ya gitu deh" jawab Mahreen dengan senyum nya.

"jangan pergi Mahreen... Aku masih ingin mempunyai anak yg lahir dari rahimmu" ujar Hasan sendu.

"sudahlah jangan bersedih, ayo tidur nanti kita tahajud bersama"

Hasan turun dari kasur untuk mematikan televisi dan lampu. Kemudian Hasan kembali naik ke kasur dan membaringkan tubuhnya di sebelah Mahreen yg sudah membaringkan tubuhnya.

Hasan memeluk pinggang ramping Mahreen dan menyembunyikan wajahnya di leher Mahreen. Mahreen sangat merasakan hembusan nafas Hasan dilehernya, sungguh Hasan sudah membuat dirinya melayang hari ini.

Mahreen akan menjaga Hasan dengan baik dan akan terus membuat Hasan bahagia. Mahreen sangat bersyukur karena bisa memiliki laki laki seperti Hasan, Mahreen tak mau kehilangan Hasan dan dipisahkan dengan Hasan.

***

Hasan terbangun dari tidur nya dan melihat jam dinding, rupanya sudah pukul setengah dua malam. Hasan menoleh ke arah Mahreen, ternyata Mahreen masih terlelap sembari memeluk pinggang Hasan.

Hasan perlahan menyingkirkan tangan Mahreen yg memeluk pinggangnya. Hasan mengubah posisinya menjadi duduk dan mengembalikan nyawanya terlebih dahulu.

Rambut berantakan dan muka yg sangat lucu, membuat Hasan terlihat gemas saat ini. Hasan membangunkan istri cantiknya yg masih tidur itu, sepertinya Mahreen sangat lelah dengan acara kemarin pagi.

Setelah beberapa menit membangunkan Mahreen, akhirnya bidadari Hasan terbangun dari tidurnya. Mahreen ikut duduk dan diam sebentar, sungguh dirinya sangat malas untuk bangun.

"sayang ayo kita sholat tahajud" ajak Hasan menjulurkan kedua tangannya pada Mahreen.

Mahreen menerima juluran tangan Hasan dan turun dari kasur. Mahreen berjalan ke kamar mandi untuk mandi, karena sejak dipondok Mahreen selalu mandi malam.

Hasan menyiapkan bajunya dan mukenah untuk Mahreen. Hasan sendiri sangat senang, karena sholat tahajud kali ini dan seterusnya akan ada makmum yg menjadi makmum.

Beberapa menit kemudian Mahreen keluar dari kamar mandi. Hasan mengambil handuk nya dan beberapa pakaiannya, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Mahreen sudah mengganti bajunya dari kamar mandi, sebelum masuk ke kamar mandi Mahreen sudah mengambil baju ganti. Mahreen masih malu untuk memperlihatkan seluruh tubuhnya pada Hasan, suaminya.

Setelah Hasan keluar dari kamar mandi, Hasan langsung menjemur handuk nya. Kemudian Hasan mengambil peci nya dan berdiri di atas sajadahnya, sedangkan Mahreen sudah siap menjadi makmum.

Setelah melakukan sholat tahajud, Hasan langsung membaringkan badannya di pangkuan Mahreen. Pipi Mahreen langsung bersemu merah, karena baru pertama kali ini dirinya mendapat perlakuan seperti ini.

Hasan melepas peci nya dan mengambil tangan Mahreen, lalu menaruh nya di kepala nya. Mahreen mengerti jika Hasan meminta dirinya untuk mengelus kepala nya.

Mahreen mengunyel ngunyel pipi mulus Hasan, sungguh Mahreen sangat gemas dengan pipi Hasan yg sangat lembut itu. Hasan yg diperlakukan seperti itu hanya diam dan membiarkan istrinya melakukan apa saja pada dirinya.

"kok gemessshh banget sih" gemas Mahreen mencubit kecil pipi Hasan.

"orang suami nya Mahreen Shafana Almahyra" balas Hasan yg membuat Mahreen tertawa.

Hasan ikut tertawa dan menatap istri cantiknya itu. Entah mengapa Hasan sangat suka melihat wajah cantik Mahreen, sepertinya Hasan tak akan membiarkan Mahreen pergi kemana mana.

"nanti pukul sembilan kita ke mall Bangkalan yuk" ajak Hasan pada Mahreen yg masih memainkan pipi nya.

"em boleh... Asalkan sama mas terus" ujar Mahreen dengan senyumnya.

Hasan mengubah posisinya menjadi duduk dan menghadap Mahreen. Hasan mencium kening Mahreen dengan lembut, sungguh ini adalah nikmat terbesar bagi Hasan.

Mahreen memejamkan matanya merasakan kengatan dari kecupan suami tercinta nya itu. Hasan juga memejamkan matanya merasakan kehangatan dan nikmat setelah menikah.

Setelah mencium kening Mahreen, Hasan beralih mencium kedua pipi Mahreen. Hasan terus mencium seluruh wajah Mahreen, tak lupa bibir pink alami Mahreen.

Mahreen sendiri masih malu dan juga dibuat melayang oleh Hasan. Entah mengapa setiap Hasan mencium bibir Mahreen, jantung Mahreen berdetak sangat kencang.

***

Tbc

Cinta Dalam Istikharah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang