TUJUH BELAS

2.2K 185 2
                                    

Follow instagram
@anak_klepon
@aqila.alhasan
@lutfi.syauqi
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@jain.alhasan
@aliza_abelia

🌸🌸🌸

"Mahreen menerima khitbahan ustadz Hasan" ucap Mahreen yg langsung membuat semua orang tersenyum menatap Mahreen dan Hasan.

Hasan juga ikut tersenyum dan menatap Mahreen, lalu menundukkan kepalanya kembali. Sungguh Hasan sangat senang karena Mahreen menerima khitbahannya.

"ciee calon menantu saya senyum senyum sendiri..." goda Rehan yg melihat Hasan menunduk sembari tersenyum.

"kapan nih hari yg tepat untuk melakukan akad mereka berdua??" tanya Aliza pada semua orang yg berada disana.

"jumat, tanggal 22 juli" jawab Zayn menatap istri tercinta ya itu.

Riska ikut menatap Rehan suaminya, Rehan juga ingin mengikuti apa yg Zayn tentukan saja. Rehan beralih menatap Zayn yg juga menatap dirinya, Rehan mengangguk dan tersenyum.

"setuju" ujar Rehan tersenyum lebar menatap sahabat terbaiknya itu.

"nanti Mahreen berhenti tinggal di asrama yah??"

"engga mau mama..." jawab Mahreen mengedipkan matanya lucu.

"kalau kamu tinggal diasrama... Kamu jarang ketemu sama suami kamu nanti"

Mahreen menatap kesal mamanya itu, sungguh dirinya tak mau meninggalkan asrama nya. Mahreen sudah sangat betah tinggal dipondoknya.

"tapi Mahreen ga mau jauh jauh dari sahabat Mahreen" ucap Mahreen dengan nada sedih nya.

"Mahreen... Kamu tetap masuk sekolah disana, kamu hanya tidak tinggal diasrama. Kamu tinggal bersama saya, akan tetapi kamu masih bisa bermain bersama sahabat kamu dipondok" ujar Hasan menatap Mahreen sebentar.

"masa Mahreen tinggal sama ustadz..."

"kan kamu bakal jadi istri saya, ya Allah" gemas Hasan meremas sarungnya sendiri.

"nanti kita bakal tidur satu kasur??" tanya Mahreen menatap Hasan sebentar.

"jika kamu tidak mau tidak apa apa, saya mengalah" jawab Hasan tersenyum kecil.

Rehan dan Riska ikut tersenyum mendengar percakapan dua insan yg akan dipersatukan itu. Zayn dan Aliza juga ikut tersenyum dan gemas dengan putra dan calon menantunya itu.

"em in sya allah mau kok ustadz... Jangan ngambek dong" ucap Mahreen menatap Hasan yg sedang menunduk.

"saya ga ngambek kok, cuman ya gitu deh"

Seketika semua orang tertawa mendengar jawaban Hasan yg sangat mengemaskan itu. Sungguh apa jadinya jika mereka berdua sudah menikah dan mempunyai anak.

"ya allah Hasan..." ucap Zayn frustasi dengan sikap anaknya yg sangat random seperti hadiah kinderjoy.

"kan Hasan memang mau mengalah abi... Hasan tidak akan memaksa Mahreen untuk melayani atau melakukan apapun untuk Hasan" ucap Hasan menatap kesal abinya.

"yakin kuat tu nafsu liat wanita se cantik Mahreen??" tanya Zayn mengetes Hasan.

"untuk kuat atau tidak nya Hasan tidak tau, akan tetapi Hasan tidak akan melakukan sebuah sunnah yg sering dilakukan oleh suami istri, jika Mahreen tidak mengizinkan"

"bagi Hasan, izin dari istri itu penting"

"rupanya anak sama bapak pikirannya nyambung" ucap Rehan menatap ayah dan anak itu.

"orang anak gue, ya sama lah"

Zayn menatap malas sahabat sintingnya itu, entah mengapa sikap Rehan tidak berubah sama sekali padahal sudah mempunyai dua anak dan calon menantu.

"tapi Mahreen takut liat ustadz..." ucap Mahreen yg membuat Hasan mengerutkan dahinya bingung.

"takut kenapa??"

"takut ustadz marah... Trus kaya galak pas waktu ngajar di madrasah"

"tapi ustadz Hasan juga seru kok kalo lagi ngajar, senyum juga walau jarang"

Seketika jiwa kepedean Hasan meningkat, Hasan menggigit bibir bawahnya sembari menarik turunkan alis nya menatap Aliza dan Zayn.

Zayn menatap malas putranya itu, ingin sekali Zayn memukul kepala anaknya yg sangat tampan itu. Sedangkan Aliza hanya geleng geleng kepala dengan sikap Hasan yg selalu pede dan kadang kadang tengil.

"Mahreen kalo udah nikah nanti, trus Hasan kaya pede gitu pukul aja kepalanya abi ridho" ucap Zayn pada Mahreen yg sedang menundukkan kepalanya.

"tapi Hasan yg tak ridho wahai abi ku tercinta" balas Hasan dengan senyum tertekan.

Mahreen hanya tertawa kecil dan tetap menundukkan kepalanya. Mahreen sangat suka dengan sikap Hasan yg biasa ia ketahui di kelasnya dan juga sikap yg baru ia ketahui hari ini.

"abi... Nanti pas akad, Hasan pengen grup hadrah pondok Al-hikmah ke sini" pinta Hasan menatap wajah abinya yg sangat tampan tiada tanding dan beristri satu itu.

"iya nak, semua nya akan abi undang... Akad akan dilaksanakan di gedung ratu ebhu"

Seketika Hasan dan Mahreen langsung membelalakkan mata mereka bersamaan. Sepertinya ini akan sangat mewah, karena jarang jarang akad nikah dilaksanakan di gedung yg mewah itu.

"ini beneran kan abi??" tanya Hasan yg masih tak percaya dengan ucapan abinya barusan.

Zayn mengangguk dan tersenyum menatap Hasan dan Mahreen secara bergantian. Zayn juga akan melaksanakan akad Husein dengan calonnya disana, sama seperti acara akad Hasan nanti.

Zayn tak mau membanding bandingkan atau membeda bedakan anak anaknya, karena Zayn sendiri tak suka diperlakukan seperti itu.

Zayn akan memanjakan istri dan juga anak nya, akan tetapi ia juga akan mengajarkan kebaikan dan menegaskan untuk melaksakan perintah sang maha kuasa.

"untuk pemilihan baju, cincin kalian, dan juga lainnya biar bunda dan mama Riska yg urus" ujar Aliza dengan lembut.

"mahar untuk Mahreen??" tanya Zayn mulai serius kembali.

"seperangkat alat sholat dan emas 10 gram" jawab Hasan menatap abinya.

Zayn tersenyum kembali dan menganggukkan kepalanya, sungguh Zayn bangga dengan putra tercintanya itu.

Mahreen juga ikut tersenyum mendengar jawaban calon suaminya itu. Mahreen sendiri tak mau meminta mahar yg terlalu mewah pada calon suaminya, Mahreen hanya ingin yg sederhana dan bisa diterima dengan baik oleh dirinya.

"semua akan Hasan beri untuk seseorang yg Hasan cintai karena Allah"

🌸🌸🌸

Maaf bila ada typo atau ada kesalahan tertentu yg terdapat dalam part ini, semoga kalian suka dan terima kasih.

Cinta Dalam Istikharah [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang