Follow instagram
@anak_klepon
@aqila.alhasan
@lutfi.syauqi
@acaan_alghifari
@ucennn_alghifari
@farhan.abdullah22
@shofia_alhasan
@jain.alhasan
@aliza_abelia°°°°°
Beberapa bulan kemudian...
Hasan dan Mahreen sedang duduk di ruang tamu ndalem. Hasan dan Mahreen berada di Jogja, tak hanya mereka saja yg ikut ke Jogja tapi juga ada Husein. Mereka bertiga pulang ke Jogja, karena ada acara di pondok Al-hikmah.Hasan dan Mahreen membawa kabar bahagia dari Bangkalan Kemarin. Semua orang tersenyum bahagia ketika mendengar berita yg Hasan dan Mahreen sampaikan pada semuanya.
Mahreen kini sedang mengandung anak pertama nya. Ketika Mahreen sudah satu bulan bersama Hasan, Mahreen baru mau diajak berhubungan bada dengan Hasan.
Hasan sendiri selama satu bulan itu terus bersabar dan menahan nafsunya. Hasan hanya terus bermanja dan memanjakan istrinya, itupun sudah sangat cukup juga bahagia bagi Hasan.
Setelah 4 bulan, Mahreen sudah dikaruniai seorang bayi yg masih berada di dalam rahimnya. Mahreen sendiri sempat tak percaya dengan hal itu begitu juga dengan Hasan yg kemarin sudah sangat panik.
Hasan panik karena Mahreen terus mual mual dan terbaring lemas di kasur. Hasan terus panik, sampai dirinya pusing sendiri. Hasan meminta tolong pada Husein, Husein sendiri tak tau tentang masalah yg Hasan alami hingga panik seperti itu.
Husein hanya menelpon Riska dan Rehan, alias orang tua Mahreen. Husein pada awalnya sedang bersantai di kamarnya sembari melakukan vidcall bersama tunangannya.
Husein sendiri tidak kesal atau marah, malahan Husein ikut panik seperti Hasan. Sepertinya dua kembar ini tidak bisa diandalkan, karena satu orang panik dan dua kembar itu lebih panik.
Setelah lama berbincang dengan mertua nya, Hasan langsung membelikan alat yg Riska suruh padanya. Hasan sendiri tak tau apa alat itu, akan tetapi Hasan menurut saja.
Saat itu juga Mahreen diketahui jika dirinya sedang mengandung anaknya. Hasan sendiri sempat berfikir, apakah benar itu anaknya. Akan tetapi, Hasan sudah pernah berhubungan dengan Mahreen.
"dede nya nanti panggil apa ke kita??" tanya Hasan yg sedang duduk sembari memperhatikan Mahreen.
Mahreen memicingkan matanya dan ikut berfikir, Panggilan apa yg bagus dan cocok. Mahreen sendiri ingin anak nya memanggil Hasan dengan sebutan abi atau abuya, sedangkan pada dirinya dengan sebutan ummah atau umi.
"aku juga bingung" ujar Mahreen menatap suaminya.
"gimana panggil umi abi aja" usul Hasan yg langsung diangguki Mahreen.
"nah iya itu juga bagus, islami banget" ucap Mahreen tetap menatap suaminya.
Hasan mengusap gemas kepala Mahreen, sungguh Hasan semakin gemas pada Mahreen. Hasan sudah membayangkan bayi nya ketika sudah lahir nanti, pasti akan sangat menggemaskan pikir Hasan.
Hasan berdiri dan menyuruh Mahreen untuk tetap duduk. Hasan berlari kecil ke arah dapur, sepertinya Hasan ingin mengambil sesuatu dari sana. Hasan sendiri sudah lama tidak ke Jogja, sungguh dirinya sangat rindu suasana ndalem.
Hasan membuka kulkas dan terlihat ada satu mangkok semangka yg terlihat sangat segar. Hasan mencari orang yg berada di sana terlebih dahulu, karena Hasan takut dirinya mengambil makanan milik orang.
"ehh bund ini punya siapa??" tanya Hasan ketika melihat Aliza baru saja dari taman belakang.
"udah makan aja ga papa, itu tadi Syarifah minta semangka, eh malah makan buah jeruk" jawab Aliza duduk kursi yg berada disana.
"oh yaudah Hasan ambil yah, syukron bundaaa" ucap Hasan pada bundanya dan langsung pergi menghampiri Mahreen.
Hasan langsung duduk disebelah Mahreen seperti tadi. Hasan langsung menyuapkan satu potongan semangka berukuran kecil pada Mahreen, Mahreen langsung menerima suapan dari suaminya.
Mahreen sendiri tetap memakai cadar walau berada di ndalem. Mahreen sendiri membuka cadar nya, hanya pada saat di kamarnya dan didepan orang tuanya. Mahreen sendiri sudah sangat terbiasa memakai cadar, entah mengapa cadar sangat nyaman bagi Mahreen.
"perasaan lagi mendung deh, kok panas yahh" sindir Husein yg sedang menuruni tangga.
Hasan menatap tajam kembaran tersayang nya itu. Hasan kembali fokus pada Mahreen dan membiarkan Husein menonton adegan bucin yg sedang Hasan lakukan.
"duhh ga di dapur, ga di ruang tamu panas semua" lanjut Husein ketika melihat Aliza sedang berduaan dengan Zayn.
"kamu bentar lagi nikah! Ga usah sok iri!!" teriak Zayn dari dapur.
Hasan dan Mahreen tertawa mendengar ucapan Zayn. Tapi, apa yg Zayn katakan ada benarnya juga, karena Husein sebentar lagi akan menikah. Hanya Husein saja yg terus iri pada orang tua dan saudaranya sendiri, entah bagaimana jadinya ketika Husein sudah menikah nanti.
"bang jangan disini deh, mending di dapur biar bareng sama bucin bucin tuh" pinta Husein pada abang nya.
"enak aja, sana dikamar kamu aja! Puasin telponan sama Syalwa " tolak Hasan sedikit sewot.
"ihh apaan sih!" ketus Husein pada abang nya.
"eh bener yah, pas di Bangkalan abang kalo cek kamar kamu, kamu pasti lagi telponan"
Husein mengerucutkan bibirnya kesal dan pergi ke kamarnya kembali. Apa yg Hasan katakan memang benar, Husein tak bisa lepas dari ustadzah Syalwa.
"emang kaka sering ribut sama bang Husein gini??" tanya Mahreen penasaran.
"iya sih, apalagi pas sebelum nikah" jawab Hasan sembari menyuapkan potongan semangka pada Mahreen lagi.
Selama Mahreen berada di rumah Hasan, Mahreen selalu mendengar suaminya ribut dengan adik kembaran nya. Semua diributkan oleh Hasan dan Husein, entah itu sebuah masalah kecil atau keisengan Husein pada abang nya.
Hasan sendiri berharap semoga keponakan nya tidak tengil seperti ayahnya, alias Husein. Jika keponakan nya kelak sama seperti ayahnya, sepertinya Hasan akan semakin tertekan nantinya.
°°°°°
Bentar lagi tamat yaww
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Istikharah [TAMAT]
Ficção AdolescenteSQUEL 'ZAYN ABDURRAHMAN AL-HASAN' TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT!! BILA ADA NAMA ATAU SEBAGIAN PART SAMA DENGAN CERITA LAIN MUNGKIN HANYA KEBETULAN!! ~♥~ Kisah ini menceritakan seorang pemuda berumur 21 tahun yg memiliki kembaran, pamuda ini akan dijodohk...