Bab 15

3.4K 477 109
                                    

Karena kasus penculikan yang diselesaikan Alberu bersama para kesatria pemula, nama Alberu mulai dikenal di antara para kesatria pemula lainnya.

Semakin hari banyak kesatria yang berharap untuk kesuksesan Alberu ke depannya dan nama Alberu semakin dikenal luas di antara rakyat Kerajaan Roan, terutama karena para korban penculikan selalu menceritakan bagaimana Pangeran menyelamatkan mereka.

Saat ini Alberu sedang berada di ruang pertemuan bersama para petinggi Kerajaan, di kursi tertinggi tempat Raja seharusnya berada kosong, entah kesengajaan atau tidak, seharusnya Raja bertemu Alberu untuk laporan hari ini.

Ini memberi pandangan mengejek dari para petinggi yang sepenuhnya telah memberi dukungan pada Pangeran lain.

Alberu tidak menghiraukan segala jenis tatapan itu, hanya mempertahankan sikapnya yang sempurna.

"Kita tidak bisa membahas beberapa hal karena Baginda tidak hadir di sini."

Bendahara istana memulai percakapan.

"Benar, kita seharusnya memberi laporan kepada Baginda tapi sepertinya itu harus ditunda."

Ternyata bukan hanya Alberu yang harus melaporkan hasil kerjanya kepada Raja.

"Kalau begitu kita bisa membahas hal yang lain, kan?"

Alberu hanya mendengarkan, karena setiap orang memiliki pekerjaan masing-masing di sini, jadi tidak ada hubungannya dengan Alberu.

Dan para petinggi itu dengan senang hati mengabaikan Pangeran yang duduk di meja bersama mereka.

"Jendral, bukankah sudah waktunya merekrut lebih banyak instruktur untuk Pangeran Kedua?"

"Bukankah bendahara mengatakan kalau Pangeran Ketiga meminta instruktur bela diri beberapa hari lalu?"

"Bagaimana dengan buku-buku itu, minta pada pencatat Istana untuk segera memeriksa karena Pangeran Kedua sudah meminta pagi ini."

Benar-benar tidak ada hubungannya dengan Alberu.

"Ngomong-ngomong, bukankah Pangeran Pertama juga harus memiliki instruktur?"

Bendahara Istana bertanya dengan nada mengejek.

"Saya pikir Pangeran Pertama sudah sangat nyaman melakukan segalanya tanpa instruktur, jadi untuk apa kita membebani Pangeran?"

Beberapa bisikan tawa juga bisa terdengar di ruangan.

Alberu tidak bisa berada di sini lebih lama lagi atau dia mungkin akan melempar sesuatu kepada mereka seperti yang dia lakukan pada beberapa pelayan Istananya dulu.

"Aku sangat senang karena kalian memperhatikan kesejahteraanku, jika orang-orang seperti kalian terus memperhatikan semua orang bekerja untuk Kerajaan kita ini maka tidak diragukan lagi kita tidak perlu khawatir akan apapun di masa depan."

Alberu berdiri dari kursinya dengan setumpuk dokumen yang dia bawa.

"Sayang sekali aku masih memiliki pekerjaan untuk dilajukan, jadi aku tidak bisa bergabung dengan orang-orang seperti kalian ini."

Alberu pergi dengan senyum polosnya yang menawan, namun tatapannya dingin.

Bendahara Istana tidak pernah di pihak Alberu, dia hanya selalu menjilat Pangeran Kedua atau Ketiga, dia juga yang menghentikan anggaran Istana Alberu.

Masih banyak jendral yang netral, tapi entah apa mereka akan mendukung Alberu atau tidak.

Alberu berjalan kembali menuju Istananya, ia melewati taman Istana tempat pertemuan sering dilangsungkan, ada jembatan yang menghubungkan kedua sisi danau yang melewati seluruh Istana utama.

Love in Palace || End S1✔ || Fanfic TCF ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang