Bab 2

3.5K 545 39
                                    

Setelah bertemu dengan orang asing di taman, yang sudah tentu adalah tamu ayahnya Cale segera berlari kembali ke paviliun.

Sama seperti sebelumnya tempat itu masih sepi, para pelayan belum kembali jadi Cale hanya ingin berguking-guling di kasurnya.

Cale menyusuri lantai baeah rumah besar itu menuju tangga terdekat tempat kamarnya berada sampai sebuah suara menghentikannya-

"Tuan muda?"

Cale berhenti di jalannya, baru saja kakinya hendak menginjak tangga. Ia berbalik dan melihat seorang remaja dua puluh tahun menatapnya dari atas sampai bawah.

"Beacrox."

"Dari mana anda Tuan Muda?"

"Uhm, aku hanga jalan-jalan karena bosan."

Beacrox masih menatapnya dari atas sampai bawah, oke rambutnya berantakan, dan pakaiannya- ada beberapa daun dari semak-semak yang menempel padanya.

Tapi kemudian pandangan Cale jatuh ke tempat di bawah kakinya, lalu menyusuri semua jalan di lantai marmer berlapis porselen yang telah ia lewati.

Ada jejak kaki.

Cale lupa ia tidak menggunakan alas kaki saat keluar dan kemudian masuk begitu saja.

Ada jejak kaki kecil yabg berbaris menuju tempat Cale berdiri di tangga.

"Tuan muda..."

"...ya?"

.

.

.

Oke, sekarang Cale berakhir di bak mandi.

Tentu saja Cale tidak diizinkan menginjak lantai, Beacrox membawanya seperti membawa kantong plastik belanjaan ke kamar mandi.

Tok tok.

"Tuan muda, saya akan meninggalkan pakaian di luar."

"Oke!"

Beacrox pasti hanya datang untuk melihatnya, dia pasti harus bertugas di rumah utama.

Kruyuuk.

'Ugh, aku lapar.'

"Beacrox, aku mau makan!"

"Saya sudah menyiapkannya."

Cale mengangguk secara internal, ia bisa mendengar Beacrox menata makanan di meja kamarnya.

Setelah menyelesaikan mandinya, Cale memastikan tidak ada lagi yang kotor, dari rambut hingga kakinya, meskipun itu sebenarnya tidak perlu tapi dia tetap melakukan itu untuk antisipasi.

Cale memakai baju mandinya dan berjalan keluar, makanan sudah ditata dengan rapi di meja, dan piyama barunya sudah ada di tempat tidurnya. Cale memutuskan untuk memakai pakaiannya dulu agar dia bisa segera makan dan tidur.

.

.

.

"Apa anda tidak punya pekerjaan, Baginda?"

Di ruangan khusus yang dijaga ketat oleh orang-orang terpilih, Count Deruth dan Baginda masih duduk dan menikmati alkohol yang disediakan.

"Apa kau mengusirku?"

"Anda bisa menganggapnya begitu."

Count menatap Raja di depannya, Raja Zed Crossman, Raja yang dikenal tidak memiliki suatu keistimewaan apapun selayaknya Raja Kerajaan Roan yang lain.

Sesorang yang naik takhta di usianya yang masih muda.

Tidak seorangpun yang mempertanyakan hal itu dulu saat Raja Zed Crossman dinobatkan.

Love in Palace || End S1✔ || Fanfic TCF ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang