Klik.
Alberu menutup pintu kamar mandi dengan tergesa-gesa.
Karena marah kepada para bajingan itu sepertinya membuat otaknya tidak bekerja dengan benar hingga dia bahkan melupakan tentang hal dasar untuk mengetuk pintu.
Padahal Alberu sendiri adalah orang yang sering mengomeli Cale tentang kebiasaan mengetuk pintu tapi sekarang malah dia yang harus dipukul untuk itu.
"Hah..."
Alberu mengacak-acak rambut cokelatnya.
Alberu tidak melihat apapun– sungguh lebih tepatnya hampir tidak melihat apapun.
Cale telah mengenakan setengah dari jubah mandi tipis sialan itu, Cale berdiri membelakangi Alberu dan agak menyamping yang sayangnya sisi samping yang menghadap ke arah Alberu telah dipasangi jubah mandi sementara sebelahnya lagi–
Alberu merasakan dirinya panas, bukan hanya wajahnya tapi insting alfa nya meraung dengan tidak senonoh.
"Tenang, Alberu..."
Alberu bisa mendengar pelayan datang mengetuk pintu, Alberu membiarkan mereka masuk untuk menyiapkan meja dan menyajikan makanan.
"Silahkan nikmati waktu anda, tuan."
Para pelayan membungkuk, meninggalkan kamar dan menutup pintu.
Beberapa saat kemudian Cale keluar dari kamar mandi dengan rambut lembab dan pakaian yang sudah di ganti, saat Alberu berbalik untuk melihat Cale dia mengutuk secara internal.
'Aku memang memesan pakaian tidur tapi kenapa seperti itu?!'
Itu adalah gaun tidur putih panjang yang menutupi hingga atas mata kakinya, desainnya dibuat tertutup sebenarnya, namun masalahnya adalah kain itu terlihat tipis dan jelas-jelas sangat ringan.
Kain itu berkibar mengikuti lekuk tubuh pemakainya setiap kali bergerak, memberikan pandangan samar seperti apa bentuk yang ada di balik kain tipis itu.
Pakaian itu jelas didesain untuk membuat orang yang melihat pemakainya penasaran untuk melihat lebih jelas yang ada di balik kain sialan itu.
Cale yang melihat tumpukan makanan mewah di meja berjalan ke sana dan duduk di kursinya, dia mulai mengambil makanan manis yang terlihat sangat cantik.
"Cale makan yang lain dulu, itu adalah makanan penutup."
Alberu memgingatkannya tentang etika dasar meja makan, setidaknya urutan makanan harus dipenuhi untuk pola makan yang sehat. Mungkin Cale benar-benar membutuhkan instruktur, dia akan segera menjadi anggota Keluarga Kerajaan secara resmi segera.
Cale mengerutkan keningnya, tapi dengan patuh mengambil steak dan beberapa hidangan utama lain.
Alberu duduk di sisi lain meja dan mulai mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Keheningan yang damai memenuhi kamar mewah yang luas itu, Alberu melirik Cale yang makan dengan lahap. Apa dia tidak makan seharian? Entah sudah berapa lama Cale berkeliaran di luar tanpa pengawasan, Alberu tidak percaya Count tidak tahu Cale berjalan-jalan di luar sendirian, dia pasti sudah tahu kemana saja Cale pergi di wilayahnya namun tetap tidak berniat untuk menjemputnya.
Yah, apa yang diharapkan. Cale hanya kembali untuk formalitas, Mansion Henituse luas dan bahkan jika Cale tinggal di sana setahun penuh bisa saja Count hampir tidak melihatnya.
Atau mungkin ide bagus untuk membeli rumah mewah di sini untuk Cale tinggal? Mungkin itu akan lebih bagus dan Alberu akan menaruh semua pelayannya di sana untuk mengawasi Cale. Portal teleportasi cepat juha akan berguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Palace || End S1✔ || Fanfic TCF ||
FanfictionFollow sebelum baca. Cale Henituse, omega yang dikenal karena kecantikannya yang sangat mirip dengan mendiang ibunya, selalu dihindari oleh ayahnya sendiri. Suatu hari saat usianya sepuluh tahun, Raja Zed Crossman memerintahkannya untuk menjadi tuna...