Cale berjalan melihat-lihat beberapa toko, belum ada yang benar-benat menarik perhatiannya.
'Oh, tempat itu terlihat bagus.'
Ada toko teh yang terlihat memajang banyak buku di jendela besarnya, bangunan itu sendiri dibuat sederhana namun tetap terlihat bagus di antara bangunan mewah lainnya, di atasnya tertulis nama toko 'Aroma Teh dan Puisi.'
Cale hendak masuk ke dalam toko saat dia merasakan tatapan di punggungnya, namun saat dia berbalik tidak ada apa-apa.
Beberapa orang masih meliriknya tapi kemudian dengan cepat menghilang dari pandangan saat Cale menoleh ke arah mereka.
Cale mengabaikannya dan masuk ke toko teh, seseorang yang tampak gendut dan berpakaian bagus datang menyambutnya.
"Selamat datang, Tuan Muda. Sepertinya kita kedatangan pelanggan baru yang terhormat."
Orang-orang masih tidak mengenali Cale seperti yang diharapkan.
"Aku ingin ruangan pribadi untukku, lalu teh yang tidak asam, dan novel yang bagus."
"Tentu saja, silahkan kemari Tuan Muda."
Cale mengikuti orang yang tampaknya adalah pemilik toko, dia memerintahkan pelayan lain untuk membawakan pesanan Cale saat membimbingnya ke ruangan pribadi yang nyaman.
'Seperti celengan'
Orang itu gendut dan Cale sangat yakin dia berbau uang.
'Ayo kita coba membuat celengan emas yang bisa memasukkan banyak uang!'
Cale berpikir tentang Eruhaben mungkin akan bisa membuatkannya celengan yang seperti itu, terdengar bagus.
Pesanan Cale datang dan dia ditinggalkan dengan beberapa novel yang tampak bagus.
Cale duduk di sofa panjang dengan bantal yang tampak nyaman dan mengeluarkan kue yang telah dia bawa, itu jelas kue buatan Beacrox, tapi sejak kapan Beacrox mulai menggunakan dapur? Mereka bahkan baru tiba dua hari lalu.
Cale menyesap teh manis yang sudah lama tidak dia nikmati. Oh, Cale harus sering pergi ke luar seperti ini. Meskipun mungkin ayahnya tidak akan mengizinkan untuk Cale keluar setiap hari, tapi sepertinya Cale akan bisa mencoba menyelinap kapan saja.
Kecuali ayahnya akan benar-benar menaruh penjaga di sana-sini seperti Putra Mahkota dan mengunci Kastil, Cale pasti akan menemukan jalan untuk keluar.
"Grrr."
Cale mendengar geraman lemah dan mencoba melihat sekeliling, tidak ada apapun.
Cale terus melanjutkan membaca novelnya sambil menggigit kue. Oh, ada hantu di novel ini- ternyata ini novel horor.
Saat Cale serius membaca novelnya, Cale tiba-tiba merasakan sesuatu meggaruk kakinya.
"Akh!"
Cale memekik kaget, meskipun tidak sakit.
'Tidak kungkin ada hantu di pagi hari!'
Cale kemudian mengingat adegan yang baru saja dia baca, hantu sering kali menarik kaki orang, tapi bagaimana jika yang ini akan menggaruknya dengan cakar yang menakutkan?
"Meeow."
Cale melirik ke bawah mejanya dan- itu benar-benar kucing, berbulu merah dan mata emas besar menatapnya dengan binar, kemudian kucing itu mulai melompat dan menggaruk kaki Cale dengan cakar depannya.
Cale sedikit tersentak saat kucing melompat tapi kemudian melihat tidak ada cakar yang menakutkan dan hanya sedikit geli.
"Meow."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Palace || End S1✔ || Fanfic TCF ||
FanfictionFollow sebelum baca. Cale Henituse, omega yang dikenal karena kecantikannya yang sangat mirip dengan mendiang ibunya, selalu dihindari oleh ayahnya sendiri. Suatu hari saat usianya sepuluh tahun, Raja Zed Crossman memerintahkannya untuk menjadi tuna...