16 👧

378 15 0
                                    

"Heh kunyuk lo semalem kemana aja anjir gue di telfonin terus sama nyokap lo"

Tak kala Anika melihat Nesha tengah berjalan ke arahnya dari arah gerbang tanpa malu sedikit pun dia langsung berteriak. Ingin rasanya Nesha menyumpal mulut mercon Anika karenanya semua mata tertuju ke arahnya.

Benar benar bikin ngelus dada.

"Lo kemana heh gue nanya kagak di jawab" lagi lagi Anika berbicara dengan keras padahal Nesha sudah berjalan di sampingnya.

Tanpa memperdulikan Anika, Nesha sedikit mempercepat langkahnya dia sungguh risih dengan pernyataan Anika apalagi masih banyak mata siswa yang melihat ke arahnya.

Sejak kejadian itu yang ber langsung hampir satu bulan. Nesha menjadi gadis yang lebih banyak diam daripada biasanya. Anika pun merasa aneh apa ada sebenarnya yang terjadi pada saat Nesha dan Nathan jalan berdua.

Setelah sampai kelas Nesha hanya merebahkan kepalanya di atas meja dengan mata yang terpejam.

Nathan yang melihat Nesha seperti itupun hanya melewati bangku yang Nesha duduki tanpa menyapa seperti setiap paginya.

Lagi lagi Anika yang melihat itupun bingung dengan pemandangan yang dia liat tidak seperti biasanya.

"Nes lo sakit?" Tanya Anika karena melihat wajah pucat sahabatnya.

Nesha yang mendengar itu mencoba tidak gugup "ah enggak gue cuma ngantuk aja semalem begadang nonton film Turki favorite gue"

Anika hanya ber - oh - ria kemudian tidak sampai 10 menit bel sudah berbunyi.

Sekarang hari Selasa yang artinya jadwal olahraga ada di jam pertama kelas Nesha.

"Ganti yuk, ato lo mau izin nggak usah ikut olahraga aja. Gue takut lo kenapa kenapa deh"

"Lah nggak mau gue di uks mending gue ikut kalian aja. Lagian gue kagak kenapa kenapa deh"

Anika hanya mengangguk saja kemudian membantu Nesha berjalan ke arah toilet untuk ganti baju.

Tanpa mereka berdua sadari ternyata sedari tadi aja seseorang yang mendengar setiap percakapan mereka.







                              🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️







Prittt... Prittt... Prittt...

Suara pluit yang di bunyikan oleh pak Agus menggema di lapangan membuat bising telinga.

"Ayok heh buruan udah mulai tambah panas ini, nanti skincare bapak tambah mahal lagi gara gara gosong".

" halah lebay banget si bapak, kalo item ya tinggal di labur beres" cerocos Abi dan suskes membuat semuanya tertawa kecuali pak Agus yang langsung memberengut sebal.

Anak didiknya ini memang belum pernah di cabein mulutnya. Sabar sabar.

"Yok sekarang kalian lari 5 putaran, nggak boleh bantah! Bapak mau neduh dulu" perintah pak Agus tanpa memperdulikan protes para siswanya, dirinya sibuk dengan tangan yang di kipas kipaskan supaya Menghasilkan angin sedikit.

Nathan sedari tadi memperhatikkan Nesha yang terus terusan mengelap kringat yang sebesar biji jagung menghiasi pelipisnya.

Tapi Nathan mencoba untuk tidak perduli dirinya sibuk berlari dengan yang lain.

"Nes lo mending ke uks aja sana, gue takutnya lo kenapa kenapa dah"

Anika sedari tadi memang sudah menyuruh Nesha untuk istirahat sebentar, pak Agus juga pasti tidak akan keberatan. Tapi bukan Nesha namanya kalau tidak keras kepala.

"Gue nggak papa Nik, gue bisa lari pelan pelan tanggung ini tiga putaran lagi"

Anika menyusul lari Nesha yang sudah di depan sambil geleng geleng kepala "tanggang tanggung pala lo peyang"

Nesha sedikit terkekeh ketika mendengar Anika berbicara seperti ini, kepalanya sudah sangat berat dan katanya berkunang kunang tanpa henti.

"Ayok nes lo harus kuat anak pertama nggak boleh lemah" semangat nya pada diri sendiri sambil membatin dan mengepalkan tangannya.

Cuma sampai lari selesai setelahnya dirinya butuh istirahat. Supaya pusingnya mereda.

"Ayok Nik, dua putaran lagi" teriak Nesha ke arah Anika yang tertinggal sedikit jauh di belakangnya. Anika yang mendengar hanya mendengus kesal.

"AWAAAS" tiba tiba teriakkan dari arah samping kanan Nesha menggema di lapangan.

Nesha seketika menoleh dan terdapat bola voli yang siap menghantamnya.

"Akkkhhh" teriakan Nesha membawa Anika kembali ke kesadarannya, di lihat di depannya Nesha tengah meringkuk memegangi perutnya yang sangat sakit sekali akibat bola yang mengenai dirinya.

"Nesha, nes lo nggak papa" Anika jongkok di samping Nesha dengan raut wajah yang kentara khawatir sekali melihat kondisi Nesha.

"Perut gue nik sakit banget" rintih Nesha.

Anika seketika tambah panik dan kemudian berteriak "eh babi ini temen lo sakit tolong bawa ke uks"

Abi seketika langsung berlari kemudian membawa Nesha dalam gendongannya dan berlari ke arah uks.

Anika masih di lapangan dia ingin mencari tahu ulah siapa yang menyebabkan Nesha begitu.

Anika tidak perlu terlalu khawatir karena Abi yang menjaga Nesha, meskipun cowok tersebut tengilnya ngalahin artis tapi soal solidaritas antar teman Abi bisa di tanggung jawabkan.

"Heh siapa yang main bola nggak pake mata" teriak Anika dengan berkacak pinggang.

Anika memang selalu begitu terhadap Nesha, bagi siapapun yang menyakiti gadis itu urusannya bakal sama Anika.

"Gue kenapa nggak trima?"

Suara yang Anika kenal menjawab pertanyaannya. Dia tidak menyangka kenapa Nathan jadi berubah bahkan dia baru menyadari bahwa Nesha dan Nathan tidak pernah ber tegur sapa lagi dan tadi pagi juga Nathan jalan begitu saja. Ini ada apa dengan mereka berdua?.


GAVRILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang