2 👧

3.2K 120 0
                                    

Jam menunjukkan waktu pukul 8 malam. Semua orang di rumah kediaman Fadil sudah menata diri di meja makan. Satu per satu keluarga mereka sudah berkumpul mengelilingi meja makan.

Tetapi ada satu orang yang sepertinya masih berkutat di kamarnya. Dengan keadaan sibuk mondar mandir untuk mencari gaun yang menurutnya paling bagus. Padahal semua gaun yang dia punya terkesan bagus bagus tapi namanya cewek kalau mau pergi apalagi dengan orang yang dia sayang hal paling lama adalah memilih baju.

"Ih pake gaun apa ini?" Gerutunya sambil membolak balikkan baju yang tergantung di hanger dalam lemari.

Drt... Drt...

Getaran di telfonnya membuatnya semakin gila.

"Heh kunyuk lo dimana sih? Acaranya udah mau mulai ini!" Teriak seseorang dari sebrang sana hal itu di lakukan agar Nesha dapat mendengar suaranya.

"Gue masih di rumah lah ini bentar lagi gue jalan kok" Ujar Nesha dia mengatakan hal yang bohong supaya panggilan ini cepat berakhir dan dia bisa segera mengganti bajunya kemudian bergegas pergi.

"Ya udah kalau gitu awas lo bohong ke gue"

"Iya iya"

Tut dan panggillan pun terputus.

"Udah lah seadanya ada" Nesha mengambil baju secara random dan merias dirinya seala kadarnya yang penting tidak terlihat pucat itu udah lebih dari cukup.

"Ponsel, slingbag, sepatu. Yap otw"

Bergegas membukaka pintu ternyata ada seseorang yang juga mau masuk ke kamarnya.

"Eh mama"

"Mau kemana Mbak?" Tanya Mamanya sambil mengamati penampilan anaknya malam ini.

"Mau pergi mah, temen Mbak ulang tahun terus di rayakan kaya gitu" Ucap Nesha sambil menundukkan kepalanya. Dia sudah iklas kalau malam ini tidak bisa pergi.

"Sama siapa?" Tanyanya lagi yang membuat Nesha semakin kelu di lidahnya untuk menjawab.

"S-sendiri mah. Tapi nanti ketemu Anika kok mah di sana kalau nggak percaya Mamah bisa telfon dia" Ucap Nesha semakin menggebu gebu.

"Tapi ini udah malem loh Mbak"

"Yah mah jangan gitu dong Mbak janji deh jam 10 malam udah pulang. Anggap aja Mbak cuma ngasih kado ini terus nanti pulang" Rayu Nesha dengan tampang memelas yang membuat Mamahnya tak tega untuk menolaknya.

"Boleh boleh. Tapi inget sama janji kamu tadi"

Nesha tersenyum dengan sumringah "Janji"

Nesha mengulurkan tangannya bermaksud salim "Mbak berangkat ya mah"

"Iya ati ati nak"

Tanpa babibu lagi Nesha langsung turun ke tangga dengan langkah riang sekali sambil sesekali memeluk kado yang dia bawa atau melompat lompat seperti anak kecil tidak perduli rambutnya yang sudah di tata 3 jam sebelum acaranya atau gaunnya yang berubah jadi kusut bodo amat karna dapat izin keluar malam oleh mamahnya adalah hal yang luar biasa apalagi kalau itu juga berlaku di papahnya tapi untuk sekarang izin dari papahnya begitu mustahil kalau untuk soal keluar malam.

Mamahnya yang sedari tadi melihat anak jadinya begitu gembira merasa tak menyesal telah memberikannya izin toh untuk malam ini dia tidak tega memupuskan semangat anaknya yang sedari siang dia sibuk membungkus kado sampai ketiduran dengan karpet yang berserakan pernak pernik. Bagaimana beliau tahu? Karena dia sempat mengintip sedikit kegiatan anaknya sedari pulang sekolah itu.

"Loh mah Mbak mana?" Tanya papa Nesha yang tak melihat anak gadisnya.

Mamahnya terpaksa berbohong kepada suaminya karena kalau tidak dia akan menghukum Nesha karena telah melanggar aturannya "Mbak udah tidur pah kayanya dia kecapean deh"

"Hah apa dia nggak mau makan dulu? " Tanya papahnya sedikit heran. Dia jarang di rumah karena pekerjaan yang mengharuskannya seperti bang Toyib.

Nesha pasti akan antusias apabila mendapati papahnya ada di rumah secape atau selelah apapun dia selalu punya energi untuk menyambut papahnya itu.

"Dia udah dulu tadi mamah yang nganter ke kamarnya. Udah yuk makan nanti tambah dingin lauknya".

Dan akhirnya mereka makan tanpa berkata apa apa lagi.

Di satu sisi Nesha sedang duduk manis di sebuah mobil sudah lama dia tidak keluar rumah seperti ini melihat gelapnya malam dan terangnya gedung gedung yang berjajar seperti sedang mengantri dan orang yang berlalu lalang di sepanjang jalan. Nesha merogoh tas dan mengambil hpnya.

"Oh pantes malam minggu ternyata" Gumam Nesha karena banyak mendapati muda mudi yang sedang berbaur di sepanjang jalan.

"Oh ya Anika" Nesha mengotak atik ponselnya dan akhirnya yang dia cari.

"Halo Nes" Teriak Anika di sebrang sana.

"Gue udah mau sampe nih, lo tunggu di luar gerbang kek gue gugup nih"

"Elah dasar bucin, ya udah Iya iya"

Dan panggilan itu lagi lagi terputus.

"Pak nanti bapak nggak usah jemput aku yah" Ucap Nesha kepada mang Ujang sopir pribadi keluarganya yang sudah mengabdi kepada keluarga Fadil bahkan sebelum Nesha lahir.

"Loh kenapa Neng?" Tanya mang Ujang.

"Nesha nanti mau pulang bareng Anika"

"Ouh Iya udah kalau gitu jadi mang Ujang langsung pulang ini"

"Iya gitu Mang"

"Okeh deh" Percakapan berakhir pas juga dengan Nesha yang sudah sampai di rumah dengan nuansa abu abu ini. Dari sesudah dia membuka pintu di gerbang sudah ada Anika sahabatnya yang tengah melipat tangannya di dada.

Nesha tanpa pikir panjang langsung menghampiri Anika.

"Gimana? Udah di mulai yah acaranya" Tanya Nesha membuka percakapan.

"Belum kok yang punya acara juga belum datang"

Dan ketika kedua gadis tersebut memutuskan untuk masuk sorotan lampu mobil yang di arahkan ke mereka membuat keduanya refleks menutup mata

"Nesha Anika" Ucap seseorang yang keluar dari mobil tersebut.

"E-eh Kennard" Gugup Nesha

Kennard terkekeh mendengar cara bicara Nesha sedangkan Anika menatap jengah sahabatnya itu.

"Lagi ngapain disini yuk masuk aja" Ajak Kennard sambil mendorong kedua gadis itu.

"Loh mobilnya" Beo Nesha dia tidak ingat bahwa ini rumah Kennard dan tidak masalah mau kennard taruh dimanapun itu mobil pasti tidak akan hilang.

"Nanti ada yang masukin kok yuk sekarang kita dulu yang masuk biar acaranya nggak kemaleman juga".

Dan kemudian mereka bertiga berjalan beriring menuju samping rumah Kennard tempat acara itu di laksanakan.

Acaranya pun kemudian berjalan dengan meriah tanpa ada kendala apapun sampai akhirnya Kennard memperkenalkan seorang cowok yang membuat pekikan para wanita terdengar di segala penjuru.

" Kenalin dia Nathan. Sepupu gue" Ujar Kennard dengan senyum sumringah sedangkan cowok yang bernama Nathan menatap sekeliling dengan datar sampai tatapannya bertemu dengan Nesha dan menciptakan senyum devil membuat Nesha tidak nyaman di buatnya.

GAVRILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang