8 👧

712 40 0
                                    

"NATHAAN" sebuah suara teriakan terdengar samar di telinganya.

Nathan segera melepaskan helmnya dan mengorek ngorek gendang telinganya "gue nggak lagi salah denger kan" Ucapnya dengan diri sendiri.

"Kok gue denger suara Nesha" Ucap Nathan sambil melihat sekeliling dan di kejauhan matanya menangkap jaket berwarna biru milik Nesha.

Langsung saja motornya melesat ke arah tujuan.

Nathan turun dari motor dan langsung mengambil jaket tersebut.

"Nesha" Beonya.  Kemudian tangannya mengambil ponsel tak perduli dengan suara petir yang sesekali datang.

"Angkat Nesha" Kesal Nathan. Dan setelah percobaan beberapa kalinya gagal Nathan mencoba menghubungi Anika.

"Halo tan" Sapa suara di sebrang sana.

"Sama Nesha nggak?" Tanya Nathan to the point"

"Loh enggak tadi waktu gue mau pulang dia masih di sekolah nunggu mamahnya jemput dia" Terang Anika.

"Minta nomer orang rumahnya coba" Jawab Nathan.

"Buat apa?  Emang Nesha kenapa?" Panik Anika di sebrang sana.

Nathan memijat pelipisnya "gue nemuin jaket Nesha di tengah jalan" Terang Nathan pada akhirnya.

"Lo posisi di mana gue susul sekarang" Ucap Anika sambil berdiri tak perduli dengan masker yang sedang memanjakan kulit wajahnya sekarang sudah retak di sana sini.

Setelah menutup panggilan secara sepihak Anika langsung menuruni tangga dengan tergesa gesa.

Sedangkan sang ibu yang tengah membuat kue di dapur melihat putrinya lari kesetanan hanya bisa geleng geleng kepala terlebih dengan keadaan muka yang penuh masker.

"Anakku berasa fotokopianku ketika sedang panik apa apa terburu buru tak pernah ingat apa yang menempel di badannya" Ujar sang mamah dengan tersenyum cekikikan.

Tingkah Anika yang seperti itu juga bukan hal yang luar biasanya,  mamahnya pun tak pernah menegur kelakuan gadis tersebut karena bagaimana pun sang mamah juga seperti dirinya sewaktu masih muda.  Anggaplah sekarang mamahnya sedang mengulang masa lampau ketika masih seumuran dirinya.

Setelah melihat Anika hilang di balik pintu, Anita mamahnya Anika langsung kembali ke dapur menuntaskan tugasnya yang baru setengah jalan dalam membuat kue.

Di lain tempat, Nathan sedang menunggu kedatangan Anika yang tengah menyusulnya ke sini. Berjalan mondar mandir hal yang hanya bisa Nathan lakukan untuk sekarang dan sesekali melihat jam tangan yang sudah hampir menunjukkan petang. Langit yang tadinya terang sekarang sedang bergeser ke peraduannya untuk bertukar dengan sang maha indah. Senja.

Di lihat dari kejauhan terdapat lampu sorot dari motor yang meng arah ke arahnya.

Dengan segera Nathan bergegas mendekati motor tersebut.

"Gue nggak butuh lo ke sini, gue butuh nomer orang rumahnya Nesha" Ucap Nathan dengan kesal.

"Tapi gue mau dateng" jawab Anika tidak mau kalah.

Dia sebenarnya juga khawatir sama Nesha makanya Anika nekat datang ke sini meskipun dia tau Nathan tak suka hal itu.

"Terus mau gimana? Lo nggak mungkin kasih tau orang tuanya Nesha" ucap Anika setelah sedari tadi Nathan hanya berdiam diri.

Sedangkan tanpa Anika tau pikiran Nathan sudah tidak berada di tempatnya alias dia masih memikirkan Nesha dan mencari jalan supaya tau dimana keberadaan Gadi tersebut.

"Kenapa nggak kasih tau orang tuanya aja" jawab Nathan.

"Orang tua Nesha baru berangkat ke luar kota tadi"

Apa yang di ucapkan Anika memang benar tadi orang tua Nesha menghubungi nya untuk memberi tau bahwa nenek Nesha yang di Yogyakarta sakit dan mereka sudah mencoba menghubungi Nesha namun tidak ada respon dari gadis tersebut jadi kedua orang tuanya mencoba memberi tau lewat Anika.

"YASALAM" ucap Nathan sambil menjambak rambutnya sendiri.














Helo... Apakah masih ada yang menunggu cerita ini ? :v

GAVRILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang