22 👧

551 28 0
                                    

Pagi ini Nesha duduk sendiri di balkon yang menghadap ke kolam renang. Pemandangan awan yang cerah dan secangkir Sisi ibu hamil menemaninya.
Nathan? Cowok itu sedang keluar iya Nathan sudah tidak bisa lanjut sekolah seperti dirinya. Tetapi mereka masih bisa homeschooling. Dan hari ini hari pertama mereka homeschooling sedangkan Nathan belum juga pulang.

Nesha meraih HP yang sedari tadi tergelatak di atas meja sampingnya. Setelah menemukan kontak Nathan gadis itu segera melakukan panggilan.

"Iya bentar" ucap Nathan setelah sambungan terhubung padahal Nesha belum berbicara apa apa.

Nesha tidak paham kenapa Nathan berubah seperti ini? Padahal dulu dia jadi manusia yang hangat sebelum sedingin es seperti sekarang.

Tidak lama bel berbunyi, Nesha segera berjalan ke depan sebelum orang tersebut menunggu terlalu lama.

"Lama banget" protes Nathan kemudian berjalan ke arah kamarnya.

Belum sempat Nesha berjalan lagi lagi bel berbunyi.

"Hai Nesha, saya ms. Ria temennya mama kamu yang akan jadi guru homeschooling kamu" perempuan berumur 27 tahun yang tengah berdiri di depannya dengan senyum yang menawan.

"Silahkan masuk ms" ucap Nesha tak lupa juga senyum manis menghiasi bibirnya.

Setelah memastikan Ria duduk Nesha segera ke atas, ingin mengajak Nathan juga ikut belajar seperti dirinya.

Suara ketukan pintu sepertinya tidak di hiraukan oleh Nathan terbukti Nesha masih berdiri di depan pintu itu.

Tangan gadis itu tidak henti untuk mengetuk pintu sampai mencoba membukanya yang ternyata tidak di kunci.

"Mas" panggil Nesha dan lagi lagi tidak ada sautan. Sampai suara air kran masuk kependengarannya. Dan Nesha berjalan kemudian mengetuk pintu itu.

"Mas di dalam" teriaknya.

"Iya bentar" balls teriak Nathan.

Nesha yang mendengar kemudian berinisiatif untuk menyiapkan pakaian suaminya. Meskipun mereka menikah bukan atas cinta tetapi Nesha tidak ingin menjadi durhaka terhadap suaminya.

Arini selalu menasehati Nesha tentang apa saja yang harus di lakukan oleh seorang istri terhadap suaminya. Karena sekarang panutan hidupnya ada Nathan sebagai narkoda.

Setelah Nathan selesai mandi dia turun mengenakan pakaian yang sudah Nesha siapkan, dan perkenalan dimulai kemudian di lanjutkan dengan sesi pelajaran yang selama ini mereka lewatkan.

Ms. Ria sudah pulang dan sisa Nesha dan Nathan yang tengah duduk di ruang tengah.

Kemudian tak berapa lama Nathan beranjak dari duduknya. Nesha yang melihat itu segera mencegah Nathan dengan memegang tangannya tapi langsung di tepis oleh Nathan.

"Mas mau makan apa?" Tanya Nesha.

Nathan kembali berjalan "nggak usah nanya nanya, kalo lo laper mending makan sendiri gue mau keluar".

Nesha tak bisa memungkiri perasaan sedih itu, dirinya juga tau Nathan sudah mewanti wanti dirinya saat di rumah sakit tetapi ternyata Fadil sudah merencanakan pernikahan ini tanpa baik Nesha maupun Nathan tau tentang hal ini.

Dan sekarang mereka terjebak di pernikahan yang tidak mereka harapkan kehadirannya, hidup bersama dengan seseorang yang belum mereka cintai, tentang cita cita mereka yang entah masih bisa di lanjutkan atau tidak.

Nesha menghapus air mata saat mengetahui Nathan akan turun.

"Jangan pulang malem mas"

Dan ucapannya lagi lagi di anggap angin lalu oleh Nathan.

Tak mau berlarut larut dengan kesedihan Nesha berjalan menuju dapur dirinya lapar dan ingin makan karena tadi waktu sarapan dirinya hanya minum susu ibu hamil saja.

Ketika tengah sibuk berkutat dengan bumbu masakan dan ikut bernyanyi dengan music yang dia stell untuk menemaninya memasak supaya tidak kesepian. Tiba tiba lagu tersebut berubah jadi nada seeing telfon. Segera Nesha mencuci tangan kemudian meraih benda pipih itu.

"Iya bentar" ucapnya kemudian langsung menutup sepihak telfon itu, Nesha berjalan ke arah pintu dan mendapati Anika tengah berdiri di depannya dengan tangan terlentang posisi siap ber pelukan.

Nesha menyambut pelukan itu dan mereka tertawa bersama.

Sudah lama tidak bertemu Anika terakhir saat di nikahannya satu bulan yang lalu.

Dan gadis itupun sudah tau semua hal yang kemarin Nesha alami sampai jadi seperti ini. Awalnya Nesha ragu Anika bakal menjauh dari ya tetapi dugaannya ternyata salah malah gadis itu begitu semangat ketika mendengar kabar bahwa Nesha akan segera menikah.

"Treng teteeenggg"

Anika menunjukkan tote bag itu kepada Nesha. Gadis itu menerima dengan senang hati kemudian membuka bingkisan tersebut di depan pintu.

Sebuah donat dengan berbagai topping, makan an favoritenya banget.

Anika awalnya senang namun lama lama menjadi jengah.

"Pegel nih kaki" ucapnya dengan nada kesal pasalnya dirinya belum duduk sedari tadi sedangkan sang tuan rumah malah sibuk kulineran.

Nesha hanya nyengir saja, donat membuatnya terhipnotis seperti biasanya.

"Duduk duduk nyonya, lo mau minum apa" tawarnya kemudian berjalan kedapur untuk membuatkan minuman.

"Apa aja deh" jawab Anika.

Gadis itu bangkit dari duduknya kemudian berjalan pelan pelan menyusuri apartment itu. Be berapa foto pernikahan Nesha dan Nathan menghiasai dinding.

"Apartment lo bags juga nes"

"Punya mas Nathan ini" balasnya kemudian menaruh minuman dingin itu di meja.

Cuaca yang panas seperti nya cocok untuk minuman dingin melewati kerongkongan.

"Eits bentar sejak kapan lo manggil Nathan pake embel embel mas" Anika sedikit tertawa mendengar nama panggilan itu.

Nesha menggaruk kepalanya yang tidak gatal, cengiran pun menghiasi wajahnya.

"Ya gue nggak tau itu yang sering gue danger saat mamah panggil papah"

Pipinya bersemu merah membuat Anika semakin gencar menggodanya. Jarang sekali melihat Nesha salting seperti ini.

GAVRILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang