23 👧

788 31 2
                                    

"Mas makan dulu"

Ucap Nesha saat melihat Nathan berjalan ke dapur, mereka memang jarang sekali terlibat perbincangan yang mana itu semakin membuat Nesha sedih.

Dirinya sudah berusaha mencairkan suasana dengan selalu mengajak Nathan berbicara tetapi tetap saja cowok itu enggan merespon ketika tidak terlalu penting.

Nathan langsung duduk di kursinya mengambil makan sendiri, kemudian memakannya dengan tenang. Seperti tidak ada Nesha yang duduk di depannya.

Dan Nesha sudah biasa akan hal itu.

"Mas besok temenin priksa kandungan yah"

Nathan menenggak minumnya kemudian beranjak dari duduknya "nggak gue sibuk".

Nesha kali ini tidak mau mengalah " tapi kenapa mas? Ini kontrol ke 4 loh kamu nggak pengin tau perkembangan anak kamu?".

"Nggak".

"Tapi kenapa mas?" Sebulir air mata jatuh dari pelupuknya.

Nathan berbalik badan untuk menghadap Nesha "lo masih tanya kenapa? Gue dari awal udah pernah peringatin lo yah buat jauhin gue dan minta pertanggung jawaban gue".

"Satu lagi dari awal gue nggak pernah mau anak itu lahir dan gue udah pernah suruh lo buat gugurin tu bayi!".

Nesha menangis mendengar penuturan Nathan, hati istri mana yang tak sakit mendengar cacian yang di lontarkan suaminya kepada jabang bayi yang bahkan belum melihat dunia ini.

"Inget ya kalo bukan karna anceman bokap lo yang bisa bikin perusahaan bokap gue bangkrut, gue nggak bakal pernah liat lo di rumah ini!".

Nesha terkejut mendengar penuturan Nathan karena dirinya baru tau akan hal ini.

Dan Nathan segera berlalu pergi meninggalkan Nesha.





                             🌸🌸🌸








"Bayinya sehat loh nes"

Nesha hanya tersenyum dirinya bahagia tentu bayi yang dia jaga tumbuh dengan sehat di rahimnya. Tapi di satu sisi juga Nesha tak bisa memungkiri akan apa yang bakal terjadi ketika anaknya kelak lahir. Bagaimana sikap Nathan yang sekarang sedikit membuat Nesha ragu.

Karena terlalu sibuk berkutat dengan pikirannya membuatnya sedikit tersentak tak kala ada tangan yang mendarat di bahunya.

"Udah selesai masih mau rebahan" kekeh sang dokter kandungan tempat Nesha selama ini konsul.

Andini namanya kakak kelasnya yang sekaligus tetangga satu kompleknya. Jarak yang terpaut 3 tahun tak membuat mereka tidak bisa berteman. Dari kecil Nesha dan Andini sering bermain bersama hingga ketika Nesha lulus smp dan Andini lulus SMA. sampai akhirnya sekarang sudah memakai pakaian putih. Dres yang dulu sering kembaran sama Nesha sudah tidak melekat di tubuhnya lagi.

Andini yang dulu tomboy berubah menjadi wanita yang feminim danasih tetap terlihat cantik atau mungkin tambah cantik.

"Ah iya mba" Nesha segera bangkit dari tidurnya di bantu oleh Andini.

"Kemana suami lu?" Tanya Andini ketika Nesha sudah duduk di depannya sembari menunggu hasilnya.

"Biasa ada kerjaan yang nggak bisa di tinggal" alibi Nesha.

Andini tersenyum dirinya tau bagaimana kabar Nesha, ibu nya sering bercerita tentang apapun yang terjadi di komplek perumahannya. Bahkan kambing pak rt yang mati saya ibu nya ceritakan ke Andini.

"Anak lu sehat sih, tapi kalo bisa lu jangan banyak pikiran yah. Jangan pernah nyepelein hal ini nes. Lu nggak boleh egois sampai nggak mikirin anak yang ada di perut lu. Dia nggak tau apa apa"

Nesha hanya mengangguk ngangguk saja tanpa perlu bercerita panjang lebar Nesha yakin Andini sudah tau apa yang di pikirannya.

Meskipun Nesha belum sepenuhnya bisa bercerita ke Andini tapi sedikitnya seperti biasa Andini selalu menyemangatinya. Akan apapun yang bakal terjadi nanti Andini selalu bilang akan selalu ada yang merangkulnya. Banyak yang sayang dan support Nesha di belakang ketika seseorang yang di harapkan sebagai pelindung justru yang paling banyak menorehkan luka.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAVRILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang