prolog

589 39 0
                                    


Assalamu'alaikum





Selamat membaca

Jangan lupa Votenya >_<


𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒𝚔𝚊𝚗 𝙰𝚕-𝚀𝚞𝚛'𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒 𝚙𝚊𝚗𝚍𝚞𝚊𝚗, 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚊𝚛𝚊𝚑.

•••

"Selamat kepada Salsabilla Auryn Nafisa atas prestasinya yang telah berhasil menghafalkan 10 juz Al-Qur'an. untuk ananda, dipersilahkan menaiki panggung"

Sorak-sorai terdengar riuh, gadis bernama Nafisa naik ke atas panggung dengan senyuman yang merekah diwajahnya. Di umurnya yang 15 tahun ini, ia berhasil menghafalkan 10 juz Al-Qur'an.

"Dan juga kepada Yusuf Fauzan Abqari yang telah berhasil menghafalkan 12 juz. untuk ananda dipersilahkan menaiki panggung"

Nafisa melirik laki-laki bernama Fauzan tersebut, tak ada ekspresi apapun, hanya wajah datar dan tatapan lurus yang diberikan.

"Untuk seluruh murid berprestasi yang saat ini tengah berada di atas panggung, saya Bu Ratri mengucapkan selamat atas prestasi kalian di SMP ini. kepada kepala sekolah dipersilahkan untuk memberikan medali atas prestasi-prestasi mereka"

Kepala sekolah memakaikan medali kepada seluruh siswa yang saat ini berada di panggung, acara kelulusan tersebut berjalan dengan lancar sesuai rencana.

"Selamat ya, Na." ucap Naura memberikan selamat

"Iya makasih, Ra"

"Eh ada Naura ... orang tua kamu mana?" Tanya Alma—Bunda Nafisa

"Belum sampai Tante. Tante sehat?"

"Alhamdulillah sehat. Kita pamit duluan, ya"

"Ah, iya, Tan. Hati-hati, ya"

"Iyaa"

Nafisa dan Alma meninggalkan tempat tersebut, tempat dimana Naura berdiri. Mereka berjalan bersama di koridor sekolah.

"Ayah dimana, Bun?"

"Di mobil. kamu lapar?"

Nafisa menggeleng "nggak, Bun. Bunda masak?"

"Belum, kamu mau dimasakin apa?"

"Terserah Bunda"

"Na!" Panggil seseorang, Nafisa menoleh ke arah sumber suara

"Loh Naura?"

"Ikut aku bentar, ya! Tante boleh pinjam Nafisa bentar?"

Bunda mengganguk "Bunda tunggu di luar, ya"

"Iya Bun"

Naura menarik Nafisa untuk segera mengikutinya

"Kenapa, Ra?" Tanya Nafisa tampak penasaran, mengikuti kemana Naura berlari.

"Tau nggak? Fauzan mau bicara sama kamu" cetus Naura

"B-bicara apa? Kamu serius?" Nafisa menutup mulutnya dengan tangan kanannya kaget, untuk apa Fauzan berbicara dengannya?

"Iya. kamu mau? Dia tunggu kamu di dekat aula, ayo kesana" ajak Naura semangat.

"T-tapi aku malu, Ra."

"Ada aku, Na. Gapapa, ayo" Naura memegang kedua tangan Nafisa untuk meyakinkannya.

Nafisa mengganguk, berjalan beriringan bersama Naura.

Di Malam Asyura (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang