2. bertemu kembali

211 29 0
                                    

𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑𝚖𝚞 𝚜𝚎𝚔𝚎𝚍𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊, 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑𝚖𝚞. 𝙳𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚞𝚜𝚞𝚑𝚖𝚞 𝚜𝚎𝚔𝚎𝚍𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊, 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑𝚖𝚞. – 𝙰𝚕𝚒 𝚋𝚒𝚗 𝙰𝚋𝚒 𝚃𝚑𝚊𝚕𝚒𝚋

•••

"Tamunya nggak jadi ya bun?" Tanya Nafisa

"Nggak jadi sayang, masih sibuk, mungkin besok"

Nafisa mengganguk singkat, melanjutkan acara makan malamnya

"Gimana proses terbit naskah kamu?"

"Alhamdulillah lancar yah"

"Lama lagi nggak?"

"Nggak kok bun"

"Tadi pagi, Naura kesini kenapa?"

"Dia cuma bilang itu..."

"Itu apa?" Tanya bunda menatap Nafisa sejenak

"Itu, temen smp ada yang nikah bun"

"Kamu kenapa nggak pergi?"

"Kan nggak boleh sama bunda"

"Kalau kamu izin dulu, bunda bolehin, maksudnya jangan keluar-keluar dulu itu, keluar main sayang"

Nafisa mengganguk singkat "hehe..., Kirain kan nggak boleh"

"Siapa yang nikah?"

Nafisa menatap ayahnya, bibirnya terasa Kelu untuk menjawab "Fauzan yah" gumam Nafisa

"Fauzan? Yang dulu hafal 12 juz?"

Nafisa mengganguk singkat

"Anaknya ganteng ya," puji bunda

"I-iya bun"

•••

"Jangan terlalu berharap kepada laki-laki lain"

"K-kamu siapa?" Nafisa berdegup kencang, menatap laki-laki didepannya

"Saya jodoh kamu"

"J-jodoh?"

"Ya, tunggu saya, secepatnya saya akan datang kerumahmu"

Seusai mengucapkan kata tersebut, laki-laki itu menghilang entah kemana, Nafisa mengatur detak jantungnya.

"K-kamu siapa?" Teriak Nafisa, namun tak mendapat balasan

"Siapa?"

"Jodoh saya siapa!"

"Astaghfirullah" Nafisa menyeka keringatnya

"Ya Allah mimpi, tadi siapa ya?" Nafisa terdiam, memikirkan lelaki yang sempat mampir di mimpinya

"Tapi aku nggak kenal sama dia"

Nafisa menatap jam dinding, pukul dua pagi, Nafisa bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud.

"Ya Allah, teguhkanlah diri ini diatas agama-Mu. Mudahkanlah urusanku, ampunilah dosa-dosaku, jauhkanlah dari hal-hal yang membuat jauh dari-Mu. Angkatlah derajatku dan juga kedua orang tua ku,"

"Ya Allah, jadikanlah hamba golongan orang-orang yang sabar, hilangkan lah resah dihatiku, hilangkan rasa kepada lawan jenis hingga bertemu seseorang yang digariskan takdir oleh hamba"

Seusai berdzikir dan berdoa, Nafisa mendudukkan diri di kursi dekat jendela menatap langit malam yang indah.

"Masyaa Allah"

Di Malam Asyura (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang