Go: 10. Si Penyebab

166 43 3
                                    

Lea menghela napas melihat gerombolan siswa berlalu-lalang melewati lobi. Dia mengigit bibir dalamnya akibat sedikit cemas.

Matanya melirik pada dua orang yang sedang saling menempel dan dari arah mereka terdengar suara rengekan.

"Udah bel ni."

Lea menoleh pada gadis yang baru bergabung ikut menempel ke tembok depan kelasnya.

Karina hari ini menyempol tinggi rambutnya.

Sebenarnya mereka berempat kompak mengikat rambut mereka, tahu bahwa akan menerima hukuman fisik. Ciri khas Bu Sofi.







"SEMANGAT, SEMOGA KEMBALI HIDUP-HIDUP!"


Mereka menoleh ke arah jendela. Di sana ada Bima, Haidar, dan Karren yang menyembulkan kepala berjejer.

"Kalian semangat yaaaa!"

Beberapa siswa kelasnya keluar memberi semangat.

Ayana Michael, Sang Ketua kelas, berada di paling depan dan paling dekat dengan keempat cewek itu. Dia menatap mereka miris, "mau gue temenin? Siapa tau bisa bantuin bujuk Bu Sofi biar nggak dikasih hukuman berat."

Karina tersenyum, "nggak usah, Yan. Nanti malah lo juga kena semprot."



"Udah ah, ayo. Jangan bikin Bu Sofi makin kesel."

Rere melambai dengan dramatis ke arah kelas, sedangkan Denara menarik gadis itu untuk mengikuti Lea dan Karina yang sudah berjalan menjauh.

Mereka berjalan lurus menyusuri koridor yang hampir sepi, tujuan mereka sudah pasti. Ruangan paling horor, tempat Bu Sofi berada.

Ruang guru.












Karina maju paling depan, menjadi yang pertama masuk ke ruangan yang berisi deretan meja guru. Gadis itu memimpin ketiga temannya menuju meja Bu Sofi.

Wanita dengan kacamata berframe hitam itu memicing dengan tatapan sinis ketika Karina berhenti di depan mejanya.

Bu Sofi mengambil kertas kecil di sudut meja lalu membacanya dengan suara serak khasnya, "Denara, Karina, Azalea, dan Regita?"

"Iya, Bu."



Bu Sofi bersandar sambil mengamati ke-empat anak didiknya yang sudah berdiri membentuk baris bergantian.

Kemudian matanya berhenti tepat ke gadis yang berdiri di ujung kanan. "Azalea, kamu siswa teladan yang hampir tidak pernah melewatkan pelajaran apapun."

Tatapannya beralih ke Karina di sebelahnya. Gadis itu menunduk dengan bibir yang dikulum. "Kamu juga, Karina. Sejak kapan kamu jadi mudah menyepelekan aturan sekolah?"

"Regita. Saya ingat betul bagaimana berprestasinya Kakak kamu." Bu Sofi mengetuk mejanya beberapa kali dengan mata yang menatap tajam Rere. "Kamu benar-benar menghancurkan bayangan saya, padahal saya juga berharap kamu punya kualitas sebaik Cesya."

Napas Rere sedikit memburu. Menyebalkan berada di bayangan Kakaknya.



"Kamu yang paling mengecewakan saya, Denara." Bu Sofi membuang napas dan menghasilkan suara keras yang hampir terdengar seperti dengusan. "Sejak kelas sepuluh, kamu tidak pernah meninggalkan kelas saya begitu saja. Bahkan di tengah kesibukan kamu di OSIS, kamu selalu menyempatkan diri untuk menghadiri pelajaran saya."

"Apa karena Melvin?"






Lea melirik ke tempat Denara berdiri. Gadis itu menunduk, wajahnya disembunyikan dengan sempurna.


Gossip Us - Go Ship UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang