Go: 8. Sekilas tentang Masa Lalu

191 45 1
                                    

Lea merengek pelan, alisnya bertaut mengakibatkan otot wajahnya menegang dan kantung mata yang sedikit menghitam.

Penampilannya sempurna. Sempurna menggambarkan hasil kurang tidurnya semalam.

"Lo kenapa sih dari semalem rewel banget kayak bayi waktunya ganti popok?" Sindir Nayu yang berjalan di sampingnya, "tiap ditanya selalu makin menjadi."

Lea menghentakkan kaki dan suara rengekannya semakin mengeras.

"Nah, tuh kan. Malu dilihatin orang, Le."

Nayu berjalan lebih cepat, mengambil posisi dua langkah di depan temannya itu.

Masalahnya mereka lagi ada di depan parkiran, di jam mendekati bel masuk bunyi. Bayangin gimana rame sekitar mereka.



Lea menggeram panjang sebelum meraih tangan Nayu di depannya. Setelah itu dia menyandarkan kepala ke bahu Nayu, membuat Nayu mendecak.

"Lo sebenernya kenapa sih? Masalah artikel yang lagi dikejar deadline lagi?"

Lea diam dan hanya menggeleng.

Nayu menggerakkan bahu berniat menjauhkan kepala Lea dari sana. Tapi gagal. Lea malah semakin erat menempel.

"Gue harus gimana sih, Yu?"

"Salto depan Pak Erik."

Lea mendengus, mendengar Nayu tiba-tiba membawa nama kepala sekolah mereka. "Serius, Yu."

Mereka memasuki lobi. Setelah keluar lobi, mereka akan berpisah, karena area kelas sepuluh ada di sebelah utara sedangkan koridor kelas sebelas ipa hanya perlu berjalan lurus dari pintu penghubung lobi.

Sebelum itu, Nayu berhenti untuk menyelesaikan percakapan mereka. Lea mood jeleknya selalu awet, kalau Nayu tiba-tiba ninggalin dia, Lea bisa lemes gara-gara badmood seharian.

"Gue aja nggak tahu lo aneh gini gara-gara apa." Nayu menghela pelan, "seenggaknya kalo lo cerita, gue bisa ngobrol serius sama elo."

Lea mendecak lantas melepaskan diri, "gue juga bingung."

"Bingung kenapa?"

"Nata aneh banget akhir-akhir ini."

Nayu mencibir, "hoaduh, masalah cowok."

"Tuh, kan. Gue tau lo bakalan ngerespon gitu, makanya gue nggak mau cerita dari semalem."

"Lagian lo sih. Jangan kayak anak polos yang nggak pernah pacaran, yang disepik dikit langsung kesetanan kaget kayak tahu monyet di Curious George tu ternyata betina deh."

"Emang betina?"

"Bukan itu intinya!" Sentak Nayu, Lea termundur sambil menipiskan bibir.

"Ya terus gimana?"

"Nata anehnya gimana emang?" Nayu kembali tenang dan bertanya dengan nada serius.

"Dia ngajakin gue nonton di Wachfe-"

Nayu memekik, memotong kalimat Lea. "LOH, LO UDAH COBA WACHFE? KOK NGGAK NGAJAK GUE!?"

"BUKAN ITU INTINYA!" Sentak Lea tak kalah keras, wajahnya mengerut sempurna karena dibuat kesal Nayu. "Katanya mau ngobrol serius?!"

"Iya, sorry sorry. Terus?"

"Dia tuh kayak care banget gitu loh, Yu. Nggak biarin gue pulang sendiri. Terus kemarin... Ada yang terjadi." Lea ragu menceritakan soal kejadian pipi kemarin, dia jadi mengulum bibir dan urung bercerita lebih jauh.

"Apa?"

"Ya ada pokoknya," kata Lea, menolak menjawab.

Nayu berkacak pinggang, memberi tatapan setengah sinis pada Lea. "Oke, kalo lo nggak mau cerita nggak papa. Itu privasi lo. Tapi gue nanya ini aja sebagai ganti sekaligus buat pancingan lo cari hint soal apa yang lo rasain." Nayu menjeda kalimatnya, alis Nayu terangkat sebelah. "Lo seneng pas Nata bersikap 'aneh' ke elo?"

Gossip Us - Go Ship UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang