Go: 21. Mereka Semua Ada di Pihak Lea

163 29 14
                                    

Riuh terdengar suara sorakan dari arah belakang kelas Mipa 2 karena pertandiangan sepak bola sudah dimulai di lapangan utama.

Sedangkan di depan kelas Mipa 2, ada Nata yang lurus menatap Candra dengan tajam. Candra sendiri sedang membalas dengan tatapan tak terbaca.





"Gue nggak ada urusan sama lo." Kata Nata sambil melepaskan tangannya dengan satu sentakan kuat.



"Gue masih pacar Lea."



Rahang Nata mengeras begitu mendengarnya.


"Jadi kita masih ada urusan."




Dari dulu, selalu Candra yang ada di antara dirinya dan Lea. Apa sekarang Nata harus terpaksa mundur lagi karena status Lea yang masih jadi pacar Candra?


Namun pada akhirnya Nata duduk di salah satu kursi yang ada di koridor.

Candra tersenyum tipis kemudian duduk di kursi samping Nata. Sekarang mereka sama-sama menghadap ke arah lapangan basket.




"Gue sayang banget sama Lea."

"Gue juga." Cicit Nata.

"Gue tau." Candra menghela napas keras. "Sebenernya dengan adanya masalah ini, gue nggak tau harus seneng apa sedih."


Nata tak menoleh sedikitpun, tak begitu tertarik dengan apa yang lawan bicaranya itu rasakan.




"Cepat atau lambat, setelah persoalan Tante Lea kebongkar gini, Lea nggak bakal punya alasan buat jadi pacar gue lagi." Candra tertawa getir. "Tapi sebenernya, apa bisa gue nyebut Lea pacar gue?"


Candra sedikit memiringkan duduknya. "Sejak pertama gue deket sama Lea, Lea nggak pernah punya perasaan buat gue."

"Lea selalu suka sama elo." Kata Candra sedikit berbisik.


Nata diam. Ikut merasakan bagaimana perasa Candra bekerja.




"Gue inget banget pas Lea datengin gue dan langsung bilang kalo Lea mau jadi pacar gue. Keadaannya kacau banget, matanya merah dan bengkak. Lo nggak akan bisa bayangin seberantakan apa Lea waktu itu." Candra diam sejenak untuk melirik Nata. Memastikan bahwa telinga laki-laki itu masih mendengarnya. "Gue yang waktu itu udah nyerah karena sadar kalo gue nggak ada kesempatan, senengnya bukan main. Tapi di hari pertama Lea jadi pacar gue, kita nggak ngelakuin hal-hal romantis. Gue justru harus dengerin masalah Lea, yang nggak pernah gue bayangin bisa ditanggung anak seusia kita."

"Kayak yang elo tau, karir Tantenya Lea jatuh. Dan mungkin dulu lo sering denger soal Tantenya karena Lea sayang banget sama beliau, sampai-sampai apapun yang dia lakuin itu bakalan terhubung sama ingatan dia soal Tantenya. Lea banyak ngomongin Tantenya."

Nata mengangguk membenarkan. "Tapi dia nggak pernah ngasih tau gue siapa Tantenya. Gue bahkan nggak tau kalo Tantenya udah meninggal."

"Siapapun nggak akan pernah ngira kalo Tantenya udah meninggal karena setiap Lea ngomongin tentang Tantenya, dia nggak pernah nunjukin sedikitpun kesedihan. Seakan kenangan itu hidup. Lea hebat ya, Nat."




Candra terdiam lagi. Menarik napas panjang lalu menatap lurus jauh ke atas. "Lea yang pertama nemuin tubuh Tantenya waktu meninggal."

Tubuh Nata membatu.


Bagaimana Lea bisa melanjutkan hidupnya seakan tidak ada hal besar yang terjadi padanya? 

"Dia selalu mikirin perasaan orang-orang di sekitarnya. Lea bahkan sering ngerasa bersalah karena manfaatin gue buat jadi pacar dia. Padahal gue juga seneng bisa jadi pacar cewek sebaik dia."

Gossip Us - Go Ship UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang