Lea merebahkan diri di sofa ruang tamu Rumah Nayu. Hari ini adalah akhir pekan, tapi dia sedang malas pergi ke manapun.
Si Pemilik rumah sendiri lagi melukis di teras rumah, Nayu emang punya bakat dan minat di bidang itu.
Lea menghela napas keras, enak kali ya kalo gue juga punya hobi.
Seharian penuh ini, Lea hanya menggulir layar hape. Mengecek permintaan DM, lalu menjelajahi eksplorer IG sampai bosan. Lea emang aktif banget di sosial medianya, bahkan dia punya banyak pengikut.
Bohong kalau Lea bilang dia nggak nganggap dirinya populer, Lea sadar betul soal itu. Tapi gadis itu tak terlalu ambil pusing.
"Yuuuuuu!?" Teriaknya memanggil gadis yang ada di teras rumah.
Nayu menyembulkan kepala, "Apa lagi?"
"Kanvas mulu lo urusin. Ini gue main malah lo kacangin."
Nayu tak menjawab, namun sesaat kemudian masuk dengan tangan yang menyilang ke depan. "Lo biasanya juga hang out sama temen kelas lo. Ngapa sih, Le?"
"Gue lagi nggak mood."
"Nggak mood lo bisa seminggu penuh gini." Nayu duduk di sofa seberang tempat Lea merebah, "napa sih?"
"Rumah lo sama rumah gue adalah satu-satunya tempat yang nggak ngasih kemungkinan gue buat nggak sengaja ketemu Nata sialan." Ucap Lea dengan nada datar, "tuh anak sering banget pamer muka nyebelin ke gue akhir-akhir ini."
"Ah, enggak deh." Nayu tak setuju, "Kak Nata ganteng kok, Le."
Lea berdecak, "Nata dipanggil pake kak, gue kaga."
"Sinis amat sih lo. Perasaan dari pertama gue belajar ngomong juga gue manggil elo nggak pake Kak, lo nggak marah."
"Udah lah, nggak usah bahas Nata."
Memang ya, sejak malam di Hide Out itu, Lea sering banget nggak sengaja ketemu sama Nata.
Di gerbang sekolah, di kantin pas istirahat, di depan Kopsis, di perpustakaan, di lapangan basket indoor pas pelajaran olahraga, di mall, di kafe tempat dia biasa nongkrong, sampe di depan toilet guru pas Lea diem-diem make toilet itu.
Dan tiap ketemu, Nata tuh kayak selalu berusaha ngajak dia ngobrol berdua. Dan nanti ujung-ujungnya mereka bahas masalah Jeje sama Bening.
"Lo dulu kan sempet suka dia."
Ucapan Nayu membuat Lea terduduk dan menampilkan raut tak suka, "KATA SIAPA!?"
"Ck, nggak usah teriak elah."
"Gue nggak pernah suka Nata ya!"
"Iya iya, serah lau."
Lea mendengus, jadi melirik baju Nayu yang terkena noda cat.
"Yu, lo mau gue kenalin Assa?"
Nayu menaikkan sebelah alis, "Assa Hinandar yang mukanya lempeng itu?"
Lea mengangguk.
"Le, gue tau gue cakep. Temen lo pasti banyak yang nanyain gue, tapi Kak Assa bukan tipe gue. Gue sukanya yang ekspresif." Nayu memejamkan mata, dagunya diangkat tinggi dengan tangan berada di atas dada sedang menyanjung dirinya sendiri.
Bantal sofa melayang ke arahnya.
"APA SIH LE!?" Pekiknya tak terima ketika bantal itu tepat mengenai wajah cantiknya.
"Ya lo kayak orang sinting," sinis Lea. "Gue kenalin ke Assa biar lo juga dikenalin ke temennya yang punya studio seni. Kan lumayan kalo karya lo juga bisa diikutin pameran kayak Assa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gossip Us - Go Ship Us
Teen FictionGosip, ghibah, rumpi, dan rempong itu identik banget sama cewek. Bukan berniat menyekat ya, tapi emang empat hal ini udah melekat banget ke para cewek. Kayak nggak lengkap kalo lagi sama temen tapi nggak ngegosip. Iya kan? Dan kalian pasti punya te...