"Ih, rame banget ya?"
Kalimat Sani diikuti oleh anggukan Giselle.
Mereka baru saja keluar dari mobil yang diparkir di seberang jalan dari kafe bertulisan Hide Out itu. Depan kafe sudah dipenuhi jejeran motor yang terparkir rapih.
Sani dan Giselle merapat menggandeng kedua lengan Lea.
"Kenapa sih anjir?"
"Kalo nyabrang gandengan." Jawab Sani.
Lea mendecak lantas berjinjit memastikan jalanan sepi ketika mereka menyebrang, "ayo."
Mereka menuruni trotoar dan menyebrang di zebra cross.
Lea menilik melalui jendela kaca, di dalam sana semua meja terlihat sudah penuh. Tapi Lea tetap memimpin kedua temannya untuk masuk.
Sani merapat, "le, penuh gini."
"Ngapain lo pada di tengah pintu?"
Lea melirik Giselle singkat ketika cowok berahang tegas mendekat. Lalu berdehem pelan, "ngapain lo di sini, Jei?"
"Main billiard sama anak-anak."
"Udah yuk, cari duduk." Kata Giselle menginterupsi.
Jeiden menatap dalam ke arah Giselle yang sedang rusuh menyenggol Lea beberapa kali.
Cowok itu lalu menghela napas pelan, "Karina nemenin Yoshi di area billiard, meja pojok sana. Ada temen lo yang lain juga." Jeiden menunjuk ke arah dalam kafe tempat meja-meja billiard tersusun rapih, "kalian ke sana aja, biar gue pesenin kalian mau apa."
"Nggak usah, Jei. Biar kita sendiri aja yang pesen." Tolak Giselle.
"Lo kan nggak suka kalo harus antri, Lin."
Lea menyenggol Sani, ketika Jeiden berkata dengan nada selembut itu. Apalagi dia masih manggil Giselle pakai nama 'Merlin' kayak jaman pacaran dulu.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya Giselle mengalah.
"Di sini ada ice choco banana, kesukaan elo kan? Mau itu aja?" Giselle mengangguk, Jeiden menoleh ke dua teman Giselle, "kalian apa?"
Lea mengerjap dengan kikuk, merasa tertangkap basah lagi liatin mereka gemes. "Samain aja."
Jeiden mengangguk, "nggak alergi kacang kan?"
Sani dan Lea kompak menggeleng.
"Tadi gue liat di menu ada mini tart kesukaan Merlin, nanti gue pesenin yang sama juga ya?"
"Thanks."
Jeiden pergi begitu saja setelahnya.
Lea menarik Giselle dan Sani menuju tempat yang Jeiden tunjuk tadi.
"Merlin suka ini, Merlin nggak suka itu. Anjir, Sel, Jeiden kayaknya masih inget banget soal elo." Kata Lea berbisik.
Sani mengangguk setuju, "iya nih, padahalkan udah putus lama ya?"
Giselle mendengus, tak menjawab dan justru melepaskan tangannya dari Lea. Gadis berambut panjang itu berlari menuju meja di sudut ruangan dan langsung menempel pada Karina yang terlonjak kaget tiba-tiba diserbu Giselle.
Sani ikut mempercepat langkah, menyisakan Lea yang jadi mengamati sekeliling.
Di ruangan ini ada sekitar tujuh meja billiard yang sudah diisi oleh gerombolan remaja. Di sudut lain ruangan juga ada tiga papan dart, di sampingnya ada beberapa game analog jaman dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gossip Us - Go Ship Us
Teen FictionGosip, ghibah, rumpi, dan rempong itu identik banget sama cewek. Bukan berniat menyekat ya, tapi emang empat hal ini udah melekat banget ke para cewek. Kayak nggak lengkap kalo lagi sama temen tapi nggak ngegosip. Iya kan? Dan kalian pasti punya te...