Elmyra Huwaida

32 7 15
                                    

JANGAN LUPA VOTE,  COMMENT, AND SHARE

Kasih tahu kalau ada typo, akan aku perbaiki nanti.
Thanks,

Thanks,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.


.

.

Elmyra baru saja memarkirkan motor di pekarangan luas yang sedari tadi banyak lalu-lalang manusia berpeci dan berhijab. Gadis itu melirik sekilas benda berbentuk lingkaran kecil yang bertahta di pergelangan tangannya.

"Huft! Gak kerasa udah jam setengah lima aja, cepet banget perasaan," gumam Elmyra sambil melepas helmnya.

"Ning Mira?"

Suara bas tersebut mampu mengendalikan fokus gadis pemilik nama untuk menoleh pada sumber suara.

"Eh, Kang Zafar. Gimana?"

"Hmm, baru pulang sekolah?" tanya Zafar melirik sekilas keberadaan orang yang diajak bicara, lantas menundukkan kepala.

Elmyra tersenyum singkat. "Iya, mampir ke suatu tempat dulu sih. Makannya agak kesorean, Kang."

Tadi memang Elmyra menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu tempat di pinggir kota, termasuk dalam daftar tempat favorit yang sering dikunjungi.

Laki-laki berpeci yang mengenakan baju hitam panjang sampai di bawah lutut itu manggut-manggut, tetap dengan pandangan lurus ke bawah pada rerumputan liar yang tumbuh di sela-sela tatanan batako.

Sepertinya pemandangan di bawah sana jauh lebih indah daripada wajah lawan bicaranya.

Ah, bukan! Bukan begitu? Lebih tepatnya, dia menjaga pandangan terhadap wanita yang bukan mahramnya, terlebih sebagai penghormatan karena wanita di hadapanya itu adalah anak dari seorang kyai--pemilik pondok pesantren, tempat dirinya mengabdi.

"Tadi Abah nyariin kamu," ujar Zafar dengan suara basnya yang begitu lembut dan menenangkan, mengetuk relung hati gadis di hadapannya.

"Ouh, ya udah. Aku masuk dulu, Kang." Elmyra mengulum senyum, lalu melewati laki-laki itu.

"Jangan lupa makan, nanti asam lambungnya naik."

Deg

Hati Elmyra mencelos, ada perasaan lain yang mengoyak di dalam sana. Mendadak jantungnya terserang ventrikel fibrilasi, pertahanannya selama ini mungkin akan roboh. Satu helaan napas keluar dengan kasar.

Gadis itu menoleh sekilas, lantas mematri langkahnya menjauh, meninggalkan Zafar dengan segala reka adegan di pikiran yang berangsur memudar bersamaan hilangnya punggung Elmyra di balik bangunan.

Zafar Elhasiq, itu dia namanya. Laki-laki muda berwawasan luas, terlebih dalam bidang agama. Salah satu orang yang dipercayai Kyai Abdullah--ayah Elmyra--dalam mengurus pondok. Seorang penghafal Alquran 30 juz serta pemilik wajah rupawan itu tak pernah lepas dari serentetan gibahan para santriwati penghuni pondok pesantren Nurul Hidayah.

VERSCHILLEND [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang