Akhirnya aku bisa update cerita ini kembali, semoga kedepannya bisa istiqomah lagi 🤭Budayakan vote sebelum baca~
Follow juga akun author WuwulanaJangan lupa untuk komen di tiap paragrafnya biar pas di-scroll gemesin, uwuwu 😣
Happy Reading
.
.
.
Kelima anggota inti Vecwaan berjalan santai menuju ruang kelas diiringi candaan serta kerecehan Nevan seperti biasanya. Sehabis menggoda Elmyra di kantin tadi, Elfarehza banyak senyum-senyum tipis sendirian tanpa diketahui keempat temannya.Sedangkan para siswi yang tak pernah membiarkan sedetikpun kelewatan menikmati maha karya Tuhan yang amat sempurna itu, bagai melayang-layang mendapati senyum tipis Elfarehza, jarang sekali pemandangan tersebut. Membuat jeroan mereka terporak-porandakan dalam satu waktu.
Saking hebohnya bergurau dengan Adrian, Nevan yang berjalan mundur, tak sengaja melebihi langkah Elfarehza. Laki-laki berkulit putih itu sempat melihat pahatan senyum tipis di bibir ketua gengnya yang berangsur menghilang setelah kedua mata mereka saling bertemu.
Raut muka laki-laki berambut gondrong seketika berubah datar dengan aura dingin menguar, mampu melumpuhkan lawan. Nevan menelan saliva paksa, dia berusaha menetralkan kembali dirinya dari tatapan tajam penuh intimidasi itu.
"Weh, senyum-senyum aje si bos. Ini pasti efek dari si manis jembatan ancol, ye?" celoteh Nevan disertai cengengesan, hanya itu yang terbesit di otak bututnya.
Langkah Elfarehza terhenti seketika, sedangkan kedua netra menatap nyalang pada sosok laki-laki berkulit putih di hadapannya. Baik Marvin, Edwin, dan Adrian ikut serta berhenti dengan beberapa lipatan menghias kening mereka, heran.
"Loe ngomong apaan tadi, si manis jembatan ancol?" Adrian yang bersuara. Seperti biasa, dia yang paling gesit menangkap sinyal-sinyal dari Nevan.
Nevan melirik sekilas laki-laki berambut panjang yang menatap tajam ke arahnya, dia berdehem sejenak, lalu mengubah posisi berdiri di samping Adrian. Membuat laki-laki pemilik mata belo itu menggeser tubuhnya, memberi tempat untuk Nevan.
Laki-laki berkulit putih itu menunjukkan cengiran khasnya, tatkala arah pandang Elfarehza masih mengikuti kemana dirinya berada. "Maksud gue tuh ... si manis yang tadi duduk di tengah tapi di baris samping meja kantin, Ad."
"Ngomong apa sih loe, gak jelas banget! Tengah tapi di baris samping, gimana coba?" sanggah Edwin yang level ketololannya tak sebanding dengan Nevan.
"Aaa ... gue tahu nih, coba gimana senyumnya bos? Pen lihat juga," ucap Adrian ikut mendukung aksi kejahilan Nevan. Otaknya memang tidak pernah konslet jika disatukan dengan laki-laki berkulit putih itu.
Marvin yang sedari tadi hanya mengamati, kini paham maksud dari perkataan Nevan dan Adrian. Namun, laki-laki berkulit eksotis itu lebih memilih diam dan sesekali menggelengkan kepala. Beberapa praduga ikut serta bergelayut di otaknya, mungkinkah Elfarehza jatuh cinta dengan gadis itu?
"Diem loe pada!" tegas Elfarehza sambil berlalu memasuki ruang kelas 12 IPS 3.
"Ealah sensi amat sih, bos." Nevan makin cekikikan melihat respon ketua gengnya.
Adrian menepuk pundak Nevan, kemudian berbisik, "Tadi loe beneran lihat El senyum?"
"Ya iyalah, masyak gue bohongan. Emang wajah tamvan gue ini ada tampang-tampang kriminal?" lantang Nevan, membuat seluruh siswa yang masih di luar kelas menatapnya.
"Dih!" desis Edwin sambil memiringkan bibirnya.
"Wah, loe! Struk beneran, syukurin." Nevan tidak terima dengan Ekspresi yang ditampakan Edwin, seolah mengejek dan menyalahkan sebuah fakta bawah dirinya memiliki wajah tampan.
"Kalo boleh jujur, muka loe emang ada dikit-dikitlah keturunan kriminal," ujar Adrian terlampau santai seraya menyerobot jajan ciki dari salah satu siswa berkacamata yang hendak melintasinya. Siswa itu tidak mengeluarkan protes, memilih kabur.
"Loe tuh yang kriminal," balas Nevan sambil melirik bungkus ciki yang ada di tangan Adrian. "Lebih pas lagi wajahnya Marvin, cocok banget jadi kriminal."
Mendengar namanya disebut, Marvin merasa terpanggil. "Gue gak ikutan!"
"Perasaan pada sensian semua deh hari ini," cibir Nevan sambil menatap Edwin dan Marvin yang langsung dihadiahi tatapan tak bersahabat dan dia menyambutnya dengan sebuah cengiran.
"Lagi pada PMS kali," timpal Adrian disertai kekehan di ujung kalimatnya.
Edwin mendengkus kesal. "Dasar dua anak dakjal kembar!"
"Mata dah merem gitu masih aja berkeliaran, tidur sono!" seloroh Nevan menjulurkan lidahnya, penuh mengejek.
"Kurang asem!" decak Edwin tak ingin lagi menanggapi sikap temannya yang satu itu.
Adrian tiba-tiba merangkul laki-laki bermata sipit itu, menaik turunkan alisnya. Tidak ada kalimat yang terlontar, tapi wajahnya cukup jelas menghantarkan rasa janggal di hati Edwin.
"Apa?"
"Ouh ya, gue jadi inget. Sebenernya gue penasaran aksi tutor belajar loe kayak gimana? Tempat di apartemen, sangat mendukung syekale bestie." Bukan suara Adrian, melainkan Nevan. Langsung konek dengan kode Adrian yang diberikan pada Edwin.
"Gini nih anak siluman buaya, minim otak!" celetuk Edwin sambil menghela napas kasar.
Adrian menepuk-nepuk bahu Edwin. "Gue gak termasuk ya? Kalem, Bro."
Edwin menepis tangan Adrian yang sedari tadi bergelayut di bahunya. "Gak sopan!"
"Mending kita masuk kelas aja, Vin. Biarin duo ronggeng ini berkokok seenak mereka," sambungnya sambil menatap ke arah Marvin yang masih sibuk dengan gadget-nya.
Marvin tidak menjawab, hanya mengangguk sekali dan bergerak sejajar bersama Edwin memasuki ruang kelas mereka.
"Kalo menurut loe gimana?" tanya Nevan tiba-tiba pada Adrian yang masih menatap kepergian dua sahabatnya.
"Gimana apanya?"
"Itu si mata merem sama Lea, kira-kira ngerjain soal apa malah praktik tutorial bikin bayi ya?" Nevan menaruh telunjuknya di dagu, seolah berpikir keras. Enak bener jadi Edwin, udah diajarin pelajaran dapat bonus yang enak juga, pikir Nevan.
"Gue lebih tertarik sikap yang ditujukan Elfarehza ke Elmyra, apa mungkin si bos jatuh cinta?"
.
.
.
Bersambung ...
Apa pendapat kalian untk par ini?
Btw, mksh buat kalen yg udah ngedukung cerita ini dgn vote, komen, dan klo boleh merepotkan bantu share cerita ini ke temen2 kalen juga hehe ...
Jan lupa klik gmbr bintang di bwh ini
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSCHILLEND [ON GOING]
Novela JuvenilXaquil Elfarehza, ketua geng motor Vecwaan berhati dingin yang dipertemukan dengan seorang Elmyra Huwaida, satu-satunya siswi berhijab di SMA Pertiwi dengan kepribadian tomboy dan misterius yang sama batunya. "Loe sama Elmyra tuh kayak pesantren sa...