Akhirnya bisa update cerita ini, hehe
Berasa lama padahal gak kelewat update. Mungkin karena kemarin baru ujian skripsi, jadi serasa udah berminggu-minggu fokus belajar 😣Padahal cuma beberapa hari, rasanya gak sabar buat post cerita ini 🤭
Langsung aja buat yang belum follow,
Follow akun author dulu WuwulanaBudayakan vote sebelum baca~
.
.
.
"Najwa, sini!" panggil Elmyra pada salah satu santriwati yang mengawasi barisan putri dari belakang.
Santriwati kisaran umur 15 tahun itu berjalan menyelinap di antara barisan, mengernyitkan kening lantas bertanya, "Kenapa, Mbak?"
"Gantiin aku dulu," ucap Elmyra dengan iris mata tertuju pada sosok laki-laki berambut gondrong yang kini duduk di gazebo.
Najwa mengekori arah pandang Elmyra yang tidak fokus ke arahnya. "Cie ... siapa, Mbak?"
Elmyra menoleh, lalu menggeleng. Seolah mengisyaratkan bahwa laki-laki itu bukanlah seseorang yang berarti, tidak seperti perkiraan gadis di hadapannya.
Gadis pemilik tahi lalat di pipi itu mencebikkan bibir, setelahnya menyenggol pelan lengan Elmyra.
"Samperin gih, Mbak. Kasihan, cowok ganteng kok dilalerin," ujar Najwa dengan nada suara yang terdengar mengerikan di telinga Elmyra.
Elmyra menghela napas panjang, menatap gemas gadis yang terpaut dua tahun lebih muda darinya itu. Ingin sekali membalas ucapan Najwa, tapi percuma saja. Dia sangat lelah hari ini, apalagi masih harus berhadapan dengan laki-laki yang selalu sukses membuat hatinya berkobar.
Bukan berkobar karena asmara? Tapi, kebencian. Dia sudah sangat berusaha tidak membenci supaya tidak menelan ludah sendiri pada akhirnya. Mengingat ucapan Jesslyn waktu itu membuat dirinya merinding.
Elmyra mengintruksi Najwa untuk melanjutkan latihan, sedangkan dirinya berjalan dengan kaki telanjang menghampiri laki-laki berambut gondrong yang sekarang bersandar pada kayu penyangga gazebo.
Elfarehza menaikan satu alis dengan bibir terangkat searah saat Elmyra berhenti tepat di hadapannya, seolah sedang menilai penampilan gadis itu, kemudian mengangkat bahu.
"Not bad," gumam Elfarehza sambil menyugar rambutnya yang sedari tadi berhamburan terbawa angin.
Dia sedikit teringat pukulan Elmyra di awal pertemuan. Ya, perkenalan yang sangat menyita perhatian. Pantas saja tangan kecil itu bisa berdampak luar biasa di wajahnya, ternyata suhu. Sangat menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSCHILLEND [ON GOING]
Fiksi RemajaXaquil Elfarehza, ketua geng motor Vecwaan berhati dingin yang dipertemukan dengan seorang Elmyra Huwaida, satu-satunya siswi berhijab di SMA Pertiwi dengan kepribadian tomboy dan misterius yang sama batunya. "Loe sama Elmyra tuh kayak pesantren sa...