7

894 208 49
                                    

The Most Beautiful Gift

Park Chanyeol x Doh Kyungsoo (Gs)

||••^^{🦒💘🐧} ^^••||

[Happy Reading]

π•••π

Tolong ceki² typonya ya 👀

***

Tuan Doh pusing dengan tingkah cucunya. Bagaimana tidak--, Rora enggan berpisah dengan Chanyeol. Pria bertelinga peri itu-, sudah ikut membujuknya. Tapi tetap saja-, Rora tidak mau berpindah ke tangan sang kakek. Tuan Doh juga membujuk, dan sedikit mendrama agar Rora mengerti. Cuaca tiba-tiba saja mendung. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Ponselnya mati-, dan tidak bisa menghubungi sang putri. Memberitahukan pada Kyungsoo-, mereka mungkin akan pulang telat.

Mata bulat Rora bahkan berlinang air mata. Kala Chanyeol berkata ingin pulang.

"Sstt-, cucu cantik kakek gak boleh nangis. Unclenya mau pulang. Besok Rora bisa main lagi sama unclenya." Bujuk Tuan Doh lagi.

"Eung hiks--, Yoya mau cama uncle peyi kakek hiks--. Yoya mau cama uncle peyi hiks--." Rengeknya memeluk erat leher Chanyeol.

Tuan Doh menghela napasnya panjang. Sudah pasrah akan tingkah cucunya yang tiba-tiba seperti ini.

"Eum-, besok uncle main lagi sama Rora. Uncle jemput Rora ke rumah. Rora mau?" Bujuknya sembari mengusap air mata Rora.

"Uncle beneyan? Gak bohong cama Yoya? Uncle kan hiks--, gak tahu yumah Yoya. Jadi uncle gak bica jemput Yoya hiks--" jelasnya masih sesegu'kan. Dan ucapannya sungguh pintar sekali. Chanyeol sampai geleng-geleng kepala.

"Ya sudah begini saja. Uncle yang antar Rora sama kakek pulang mau gak? Biar uncle tahu rumah Rora." Bujuknya menawarkan diri.

Tuan Doh térkekeh ringan. Pintar sekali pria itu-, membujuk cucunya. Tapi--, ia yakin belum tentu Rora luluh. 

"Ya cudah ayo antay Yoya dan kakek pulang cekayang. Takut mommy tungguin Yoya dan kakek." Sahutnya cepat-, seraya mengusap air matanya sendiri.

Alis tuan Doh menukik ke atas-, kala mendengar ucapan cucunya. "Mau pulang beneran kan? Enggak bohong?" Tanya tuan Doh memastikan.

"Eung--, tapi uncle peyi hayuc antay. Biay uncle peyi tahu yumah Yoya. Kakek hayuc minta nomoy poncel uncle peyi juga ya. Yoya mau telponan nanti." Cerewetnya pada sang kakek. Kedua tangannya merentang-, untuk di gendong oleh sang kakek.

Tuan Doh menyambutnya dengan baik. "Maafkan tingkah cucu saya. Baru kali ini-, dia seperti ini. Saya sempat shock tadi." Tuan Doh meminta maaf pada Chanyeol.

"Tidak apa-apa tuan. Saya senang bisa membuat Rora bahagia. Ayo saya antar pulang. Soal mobil tuan-, saya sudah menyuruh orang untuk mengantarkannya." Ujar Chanyeol memaklumi tingkah Rora. Ia malah senang bisa membuat bocah itu bahagia.

"Terimakasih atas kebaikanmu nak." Ungkapan tulus tuan Doh pada Chanyeol.

"Sama-sama tuan." Sahut Chanyeol tak kalah tulus.

"Kapan pulangnya kakek? Yoya lelah-, dan lapay." Celetuk si bocah gembul itu. 

Tuan Doh dan Chanyeol langsung berjalan menuju mobil Chanyeol. Sedangkan Rora berusaha menahan kantuknya. Tuan Doh yang paham-, menepuk pelan bokong Rora. Hanya beberapa menit saja-, bocah tersebut hanyut dalam mimpi indahnya.

The Most Beautiful Gift (Chansoo) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang