19

230 29 0
                                    

"Jadi gimana? apa kita lapor polisi aja?" usul jeano

"Bisa juga tapi gue rasa ini bakal makan waktu banyak kalo cuman ngandelin polisi" balas ace yang sedang mengutak atik laptop miliknya

ace, jeano, wina dan juga teman-teman naren yang lainnya sedang berkumpul di apartement ace untuk membicarakan bagaimana menemukan naren

"Lo sedang apa?" tanya juna yang sedari tadi memperhatikan ace

"Nah ketemu" ucapan juna tidak ace gubris saking senangnya

"Ini adalah alat pelacak yang gue pasang di sepatu naren waktu itu" ujar ace yang membuat yang lain kaget

Segila apa ace sampai ia menaruh alat pelacak pada naren?

"Mukanya gausah tegang gitu, ini juga karna gue khawatir hal yang kayak gini bakal kejadian" lanjut ace saat melihat wajah teman-teman nya yang kaget

"Apa jangan-jangan lu tau siapa dibalik semua ini?" tanya wina

Ace terdiam sebentar, ia menatap mata wina "Ini hanya perkiraan gue"

•••

Ditempat lain...

ashley yang masih berada di ruangan nya tiba-tiba membulatkan matanya

"Pria tua bangka itu sudah mulai berani ya" ashley segera memerintahkan anak buah nya untuk mencari keberadaan naren sebelum ace mengetahui hal ini

"Ashley, lo yakin ga mau kasih tau ace?" tanya calyta- asisten pribadi ashley

"Untuk saat ini, gue takut dia malah gegabah dan langsung nemuin pria tua itu" jawab ashley

"Gue ga bakal biarin dia celakain ace kayak reyhan dulu, ini janji gue" lanjut ashley

Calyta pun akhirnya menyetujui ashley dan mengikuti perintah nya

Tok! Tok! Tok!

calyta membuka pintu ruangan ashley dan seorang pria pun masuk

"Permisi bu, saya ingin melaporkan investigasi terhadap tuan arsen" pria itu pun meletakkan beberapa berkas dan juga foto yang ia dapatkan

"Sebuah mansion yang tidak tercatat pemiliknya di daerah jakarta barat, tuan arsen membeli mansion tersebut 5 tahun yang lalu tepat nya 2 bulan setelah tuan arsen dan nyonya rosella bercerai"

"Segera kirimkan tim ke mansion itu dan siapkan peralatan untuk saya" perintah ashley

"Baik bu!" pria itu pun pergi meninggalkan ruangan

Calyta langsung menatap kearah ashley "Lo gila? biarin anak buah lo aja yang urus pria itu"

"Kalo masalah reyhan, gue yang turun tangan sendiri" ashley langsung bangun dari duduk nya

•••

"Aduh.." ringis naren

Ia melihat sekeliling dan menemukan dirinya di sebuah kamar tapi.. ini bukan kamar nya

"Gue dimana lagi?" naren mencoba bangun dari kasur empuk itu, untungnya tangan nya tidak diikat lagi

"Aw!" naren meringis lagi karna tangan nya tersentrum saat mencoba membuka pintu kamar itu

"Sialan! kenapa jadi gini sih?" ia merutuki dirinya yang tidak bisa berbuat apa-apa sekarang

berbagai cara pun ia coba, dari mendobrak pintu lalu  memecahkan kaca jendela tapi hasilnya nihil

tak sekali dua kali tangan nya tersentrum aliran listrik yang ada di pintu itu

dengan tangan yang penuh luka dan juga bergetar, ia pun mengistirahatkan badan nya

naren duduk di tepi kasur sambil menatap tangan nya yang penuh luka, matanya mulai berkaca-kaca

Mungkin terdengar lemah tapi naren sudah mencoba dengan seluruh tenaga yang ia punya

"Ace..aku kangen..hiks" yang ia pikirkan hanyalah ace

Naren ketakutan dan lelah, ia ingin keluar dari sini dan bertemu dengan ace

••••

Terima kasih sudah membaca! jangan lupa vote dan comment ya

Terima kasih sudah membaca! jangan lupa vote dan comment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Limerence | NJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang