8 | Secret

1.1K 107 1
                                    

"kenapa tu muka kusut mulu" Ruby tidak menyadari jika Jennie memperhatikannya sejak tadi.

"Gak ada apa-apa"

"Mau mampir ke suatu tempat dulu" ucapnya dengan mata yang fokus pada jalan.

"Nggak langsung pulang aja"

"Besok-besok Unnie gak bakalan jemput kamu lagi" nadanya tiba-tiba berubah jadi sendu.

"Anni, Unnie bukan maksudku seperti itu" Ruby terkejut saat melihat mata kakaknya berkaca-kaca tidak biasanya dia sensitif seperti ini, mungkin tamu bulanannya itu sedang datang pikirnya.

"Aku tidak ingin merepotkan mu Unnie" Ruby merasa bersalah. jujur saja ia tidak bisa melihat kakaknya menangis apalagi itu karenanya.

"Kau sama sekali tidak merepotkan ku"

"Lain kali jangan pernah jemput aku lagi ya Unnie?" Ucap Ruby lembut.

"Kenapa memangnya?" Tanya dia penasaran.

"Aku tidak ingin orang-orang tau siapa aku"

"Hum" dia bingung tidak mengerti apa yang adiknya bicarakan.

"Dan jangan pernah katakan pada siapapun kalau aku adalah adikmu" Jennie mengerem mobilnya mendadak.

"Kau malu mempunyai kakak sepertiku"

"Tidak. Aku hanya tidak ingin identitas ku terbongkar" dia mengerutkan dahi nya.

"Aku punya alasan melakukannya"

Mansion kim

"Apa yang terjadi dengan kakimu" Ruby memutar tubuh menghadapnya.

"Jatuh" Jennie menarik tangannya agak kuat membuatnya sedikit meringis.

"Gimana bisa sampai jatuh" Jennie menuntut penjelasan.

"Tadi habis ambil nilai lari"

"Biar Unnie obatin"

"Gak usah udah di obatin tadi disekolah"

Saat Ruby ingin melanjutkan langkahnya tiba-tiba Jennie berjongkok di depannya.

"Naiklah" ia terdiam beberapa saat.

"Cepatlah pinggang Unnie pegal nih" belum apa-apa udah ngeluh lagipula dia yang nawarin sendiri.

"Aku berat ya Unnie" bisiknya pada telinga Jennie lalu mengalungkan tangannya di ceruk leher kakaknya.

"Gak kamu ringan sekali. Makanya banyakin makannya bukan minum uyyu terus" omelnya.













"Ruby tunggu" teriakan seseorang menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara.

"Boleh kita ikut barengan ke kelas"

"Hum"

"Kamu mau berteman dengan kita" ucapnya saat sampai di depan pintu kelas.

Ruby mengedikkan bahu menyuruhnya melanjutkan kalimatnya.

"Kamu adiknya Jennie Kim kan" Ruby melotot tak percaya atas apa yang ia ucapkan barusan. Ia sudah menduga pasti ada yang curiga setelah melihatnya dan Jennie kemarin.

"Apa maksudmu" elaknya masih mempertahankan wajah datarnya.

"Tidak usah berbohong lagi aku melihat semuanya" memang buktinya sudah jelas mereka sudah melihatnya jadi ia tak bisa mengelak lagi.

"Jadi kau mau berteman denganku hanya karena statusku? Jika demikian maaf aku tidak bisa" Ruby melenggang pergi meninggalkannya dan duduk di bangku nya.

My Dear Sister ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang