31 | Do You Like Her

697 58 1
                                    

Suasana menjadi hening saat Ruby kembali tidur setelah tadi sempat histeris. Mereka semua mendadak diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing hingga suara Jisoo membuyarkan lamunan ketiga gadis Kim itu.

"Siapa yang dia maksud pria itu Jen" tanyanya penasaran. rupanya si sulung itu sejak tadi diam karena sibuk memikirkan perkataan adiknya tadi.

"Orang yang sudah menculik ku" jawab Jennie. mata kucingnya menatap lurus dengan pandangan kosong sepertinya ia juga sedikit trauma dengan kejadian itu hanya saja ia pandai dalam menyembunyikannya.

"Emangnya dia siapa sih dan apa tujuannya menculik mu Unnie" kini giliran Lisa bertanya.

"Dia ingin aku menyerahkan tender yang aku menangkan di Aussie Minggu lalu"

"Mwo? Hanya demi itu dia tega melakukan ini" tanya Lisa menggelengkan kepala tak percaya.

"Bagimu mungkin hal yang biasa saja tapi bagi kami para pemimpin perusahaan itu adalah keuntungan bagi perusahaan sekaligus tolak ukur kesuksesan suatu perusahaan bisa maju dan dikenal banyak orang" jelas Jisoo yang jelas jelas tidak di mengerti oleh Lisa yang dapat dia tangkap adalah kalau tender itu keuntungan yang besar bagi perusahaan.

"Tapi kenapa kau tidak memberikannya saja Unnie bukankah perusahaan mu sudah besar dan maju" timpal Rosè yang mulai angkat bicara.

"Bukannya aku tidak mau. Waktu itu aku pernah memberikannya sekali padanya namun hasilnya tetap sama perusahaannya tidak maju dan malah hampir bangkrut"

"Itu berarti salah dia sendiri udah dikasih kesempatan malah gak bisa manfaatin-nya, udah tau goblok sok sok-an jadi CEO" celetuk Lisa kesal.

"Kau bilang pernah memberikan padanya sekali berarti kalian saling kenal dong" tukas Rosè.

"Iya, dia rekan bisnis ku dulu. Aku sering memenangkan tender dan dia yang selalu ngasih selamat buat aku. Sampai waktu itu dia datang mohon mohon buat bantu perusahaanya yang hampir bangkrut jadi aku kasih. tapi kali ini aku tidak mau karena ini tender besar lagipula di perusahaan saat ini juga bermasalah maka dari itu aku bertekad mempertahankan tender itu" jelas Jennie panjang lebar yang dibalas anggukan kepala oleh saudarinya.

"Lagian kan bisa di omongin baik baik kenapa harus pakai cara kekerasan segala"

"Dia udah pernah waktu itu datang ke kantor buat ngomongin itu tapi aku tolak dan aku tidak menyangka dia melakukan ini" air matanya turun begitu saja ke pipi mandunya, dia masih belum bisa mengusir kejadian semalam itu dari fikirannya.

Jisoo yang melihat adiknya itu menangis langsung menariknya ke dalam pelukan.

"Hiks hiks Unnie aku takut" akhirnya tangis yang ia tahan sejak tadi tumpah begitu saja.

"Tenanglah Jennie-ya Unnie tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi padamu" Jisoo mengusap punggung adiknya guna memberikan ketenangan. Chaeng dan Lisa pun ikut memeluk kakaknya dari samping.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat pelukan keempat gadis itu terlepas.

"Annyeonghaseyo" sapa seseorang dibalik pintu tersebut.

"Nde annyeonghaseyo silahkan masuk" ya tamunya adalah Ryujin, Yeji dan Jungkook.

"Jungkook" ucap Lisa heran.

"Hai Lisa" sapanya malu malu.

"Kenapa kau bisa disini" tanyanya.

"Aku hanya ingin menjenguk Ruby"

"Mwo? Kau mengenal adikku"

Dia mengangguk.

"Tentu saja. aku lah yang membantunya untuk melacak keberadaan kakakmu" jawabnya sambil meletakkan parsel buah-buahan yang dia bawa ke atas nakas.

My Dear Sister ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang