26 | Exam

617 67 2
                                    

Seminggu sudah terlewati sekarang adalah hari pertama ujian semester dilaksanakan. Senin pagi ini anak itu terlihat begitu semangat dengan seragam sekolahnya yang rapi ia berjalan ke arah meja makan dimana para kakaknya sudah duduk disana menunggunya.

"Pagi Unniedeul" sapanya tersenyum manis.

"Pagi" jawab mereka kompak.

"Hari ini kamu ujian kan semangat ya, makan yang banyak biar konsentrasi pas jawab soalnya" Jennie menaruh banyak lauk pauk di piring Ruby.

"Makasih Unnie"

"Semangat ujiannya dek semoga dapat semua" timpal Lisa.

"Iya semangat adik Unnie, btw makasih banyak ya buat nasi gorengnya waktu itu. Kapan kamu masakin Unnie lagi, Unnie pengen makan masakan kamu lagi" celetuk Rosè tiba tiba ketika melihat sarapan yang ia makan sama dengan yang dimasakkan Ruby malam itu.

Mereka menoleh ke arah Rosè dengan tatapan bingung sekaligus penasaran.

"Emang Ruby bisa masak" tanya Lisa.

"Yaa! kamu jangan ngeremehin dia masakan dia enak banget lho"

"Wah benarkah? Aku juga pengen di masakin juga kalau gitu" timpal Jennie

"Ish kamu kok cuman masakin Chaeyoung aja aku kan juga mau makan masakan kamu" cemberut Lisa memonyongkan bibirnya.

"Iya iya lain kali aku bakalan masakin kalian makanan kesukaan kalian jangan cemberut gitu"

Setelah sesi sarapan selesai Ruby menyambar tasnya dan berdiri menghadap mereka menatap mereka satu persatu dengan perasaan canggung.

"Aku berangkat dulu" pamitnya buru buru seperti menghindari sesuatu.

"Eits tunggu dulu, kiss dulu dong" Jennie menunjuk pipinya.

Ruby mendekatkan wajahnya lalu mengecup pipi chubby nya dan bergantian pada Lisa, Rosè dan terakhir Jisoo yang masih duduk di kursinya. Ruby menatapnya dalam dengan perasaan canggung hingga akhirnya ia berdiri dan mengucapkan sesuatu yang membuat jantungnya berdebar kencang.

"Semangat" satu kata yang keluar dari mulutnya begitu simple namun berarti baginya tak lupa ia memberikan senyuman manisnya.

"Boleh aku memeluk mu Unnie" dia mengangguk, Ruby mendekapnya erat lalu mengecup bahunya pelan.

Mereka yang melihat pemandangan haru di depannya itu menatap nya dengan mata yang berkaca-kaca, Jisoo yang hatinya sekeras batu itu perlahan melunak. Mereka yakin jauh dari dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi si bungsu.

Senyuman tak luntur dari wajahnya sejak ia meninggalkan mansion, perlakuan manis kakaknya apalagi Jisoo membuat ia tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.
Yeji dan Ryujin yang dari tadi disampingnya saling melempar pandang seolah saling bertanya melalui tatapannya.

Karena rasa penasaran yang menyerang di benaknya mereka memberanikan diri bertanya pada temannya itu.

"Lo kenapa sih by kok ceria banget pagi ini" tanya Ryujin mewakili Yeji.

"Gak ada apa-apa, gue senang aja tadi pagi di semangatin kakak gue" katanya sambil tersenyum.

"Terus apa istimewanya coba"

"Karena Jisoo Unnie juga ikut nyemangatin gue makanya gue senang banget" dia mengatakannya dengan wajah yang berseri-seri, mereka berdua tersenyum melihat Ruby seperti ini, ternyata bahagia anak itu sederhana.

"Udah siap buat ujian" ucap Yeji.

"Nde" jawab mereka kompak.

Suasana dikelas sekarang hening dan tentram, semua siswa di fokuskan dengan lembar soal yang berada di hadapannya.

My Dear Sister ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang