***
Beberapa jam telah berlalu, kini jam menunjukkan pukul 12 malam, lebih tepatnya tengah malam.
Suasana nya masih seperti tadi, namun kali ini berbeda ada dua orang yang tadi dibicarakan oleh Alea, lalu satunya lagi kemana?
"Kenzo, gimana kabarnya? Seharusnya hari ini malam pertama lo, sorry kalau gue ngebatalin malam pertama lo" Ujar salah satu lelaki itu sambil tertawa.
"Lo siapa?! Lo tau kan apa yang lo lakuin?" Tanya Kenzo.
"Yes i know but, ini salah lo juga bukan sepenuhnya salah kita paham!!" Sentak lelaki itu.
"Oh ya? Tau gak? Lo semua banci, beraninya ramean mana pada megang senjata semua cuih! Nyulik itu yang elite dikit jan keroyokan kesannya kek banci tau gak?!" Sindir Kenzo.
Entahlah, Kenzo sepertinya ingin memaki mereka semua, mulut nya seakan tak ingin berhenti memaki mereka.
Perlahan tapi pasti, Kenzo melihat Erkan beserta kedua orangtuanya sadarkan diri.
Erkan melihat ke sekeliling, ia heran mengapa ia ada disini, bukannya tadi ia sedang menuju pulang? Pikirnya.
"Ken, ini dimana? Kok gue bisa disini sih?" Tanya Erkan.
"Biasa, lo inget kan sekarang tanggal berapa, gue kira ini semua udah selesai ternyata masih ada lanjutannya dan kita sama sekali belum menyelesaikan teka-teki itu" Jelas Kenzo.
Ya benar apa yang dikatakan Kenzo, mereka berdua salah karena menganggap lawan nya lemah, namun dugaan mereka salah.
"Mereka lemah fisik bukan mental, mereka tadi ngehadang gue dijalanan pas gue sama Rere mau balik" Ujar Kenzo.
Erkan mengangguk, memang benar yang Kenzo katakan, Erkan melihat sekeliling ternyata semua penjaga disana memegang pistol, tapi ada yang salah, Erkan menatap lebih detail pistol itu ternyata pistol itu bukan sembarang pistol, karena peluru itu beracun, sekali tembak racunnya bisa menyebar kemana-mana.
"Ken, peluru pistol nya beracun" Bisik Erkan.
Ya mereka mengobrol dengan sangat pelan hingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar nya.
Jika kalian ingin tau, mengapa Erkan bisa tau hal itu, karena dia mengoleksi berbagai macam pistol serta peluru nya.
Erkan melihat samping kanannya, ia melihat kembaran nya yang tengah diikat seperti dirinya, tetapi elang belum juga sadar.
"Mereka gak rugi apa ya? Ngabisin bius segitu banyaknya, sampai mereka belum juga sadar" Batin Kenzo.
"Ya, gue tau, kita gak boleh asal gerak, karena nyawa taruhannya" Balas Kenzo.
Mereka harus memecahkan teka-teki itu, karena jika tidak segera dipecahkan, sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.
"R, Rere, gue yakin akan terjadi sesuatu kepada Rere Ken" Ucap Erkan.
"Hm, ya sekarang udah jam setengah satu pagi, coba lo pikir lagi R0303014515" Bisik Kenzo.
"R, Rere, 0303, 03 Maret, 01, gak tau, gue gak bisa berfikir situasi nya gak mendukung" Jawab Erkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKENZO [END]
Teen Fiction[Sebelum Membaca Alangkah Baiknya Follow Terlebih Dahulu] • • • WARNING⚠️ Please, Don't copy my story!! • • • Terpisah karena kesalahan, dipersatukan karena perjodohan. Arkenzo Denindra Praja seorang lelaki yang sangat amat membenci seorang gadis di...