Reina's mistake

271 18 6
                                    

"Papa harap kamu dapat membujuk Rachel untuk mau melakukan tindakan operasi jantung dua bulan lagi Vin."

Alvin tengah berada di ruangan papanya di rumah sakit. Setelah mendengarnya penjelasan dokter spesialis jantung yang akan menanggani Rachel, Alvin di minta oleh papanya agar mau membujuk Rachel. Sebenarnya, Alvin juga kehabisan akal membujuk Rachel agar mau di operasi, Alvin paham bagaimana ketakutan Rachel jika saja operasi yang di lakukan tidak berjalan dengan baik.

"Iya pa, Alvin akan coba bujuk Rachel untuk mau melakukan tindakan operasi itu."

"Terima kasih ya Vin, kamu udah mau bantu papa. Oh iya, kalau tidak ada kendala bulan depan, mama kamu akan pulang ke Indonesia, kalau bisa sebelum dia pulang kamu sudah berhasil membujuk Rachel ya Vin."

"Iya pa, akan Alvin usahakan."

Alvin keluar dari ruang kerja papanya, niatnya ingin pulang. Tapi, karena sudah terlanjur membuat janji dengan Reina, Alvin mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah.

****

"Kita mau ke mana Vin?"

"Kamu maunya kemana?"

"Ke hotel boleh?"

"Hahaha, kok ekspresi kamu langsung berubah sih Vin. Ayo, pengen yang iya,iya ya?"

Alvin mencoba untuk tetap fokus mengendarai mobilnya, tapi pikirannya seolah di tarik secara paksa oleh sesuatu yang mulai bereaksi dari tubuhnya.

"Jangan becanda ya Re'i."

"Vin, kamu emang nggak pernah ngelakuin After sex sebelum pacaran sama aku?"

"Kenapa kamu tanya begitu? Kamu nggak percaya aku masih perjaka?"

"Percaya, tapi Vin. Kalau kamu mendapatkan wanita yang udah enggak perawan lagi yang akan menjadi istri kamu gimana?"

"Kenapa kamu tanya hal-hal seperti ini, apa ada yang kamu sembunyikan dari aku.?

"Enggak ada, cuma nanya aja Vin."

"Sebagai laki-laki, aku tidak menjadikan sex sebelum menikah menjadi gaya hidup, di mana sebagian pria melakukannya dengan wanita yang belum sah menjadi istrinya, aku tidak seperti itu. Aku sangat menjaga martabat dan kehormatan wanita, apalagi dia yang akan menjadi istri dan ibu untuk anakku kelak.

"Iya, aku  percaya. Vin aku kangen nonton bioskop. Kita nonton yuk."

"Ada film bagus yang mau kamu tonton?"

"Ada, film barat tapi."

"Oke kita nonton."

Sesampainya di mall, Alvin membeli dua tiket beserta cemilan yang akan mereka makan di dalam bioskop nanti.

"Udah, yuk masuk." Reina dengan mesra menggandeng tangan Alvin memasuki ruangan bioskop.

Selama filmnya di putar, Alvin tidak benar-benar menonton film yang tengah tayang, tangannya sibuk membalas pesan chat dari Rachel. Reina yang memang fokus menonton filmnya, tidak merasa terganggu dengan Alvin yang tidak ikut menonton film seperti dirinya.

"Vin, aku mau ke toilet sebentar ya. Kamu jangan ke mana-mana."

"Iya, emang aku mau ke mana? Filmnya juga belum selesai."

Reina meninggalkan Alvin, sesampainya di toilet Reina di kejutkan oleh seseorang yang beberapa tahun ini berusaha dia hindari.

"Hai, teman tidur. Sekarang makin bahagia aja ya. Pacar kamu tahu enggak sama kalakuan liar kamu sebelum bertemu dengannya."

Reina menggenggam erat ujung kran wastafel yang ada di dalam toilet, bagaimana bisa lelaki brengsek ini menemukannya di sini, bukannya dia masih berada di luar negeri? Tidak ingin terlihat takut dan kaget atas kehadiran pria brengsek ini, Reina mencoba mengatur deru nafasnya.

Hai Brother, I feel fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang