JEALOUS

384 29 10
                                    

Seperti keinginan Alvin yang akan membeli dagangannya emak Vina, Alvin mengajak gebetannya sekaligus, Alhamdulillah Alvin dekat dengan wanita lemah lembut berhati baik, jadi tidak ada rasa gengsi atau merasa makanan yang di jual Vina tidak higiene.

"Vin, Rachel nggak di ajak sekalian? Kok kamu enggak bawa Rachel?"

Kini, mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Bagaimana Alvin mengajak Rachel jika adiknya itu tidak mau keluar kamar semenjak pulang dari supermarket  tadi.

"Enggak papa, dia capek kayaknya habis temani aku tadi pagi belanja ganti rugi bahan belanja teman Rachel yang enggak segaja aku tabrak pake sepeda tadi pagi."

"Owh gitu, ya udah langsung ke sana aja ya. Aku juga penasaran makanan yang di jual Vina."

Re'i gadis remaja yang dulu di taksir Alvin ketika duduk di bangku SMP dulu, siapa sangka mereka di pertemukan kembali di tempat kerja yang sama. Dulu dan sekarang perasaan Alvin tetaplah sama, dia masih menyukai Re'i.

Sebelumnya Alvin sudah meminta alamat dimana Vina berjualan, ternyata tidak begitu jauh dari rumah Alvin.

"Assalamu'alaikum" sapa Alvin pada seorang ibu-ibu yang tengah mengangkat jualannya dari dalam tempat pengukusan.

"Walaikumussalam, mau beli gorengannya nak? Maaf ya, menunggu sebentar. Tadi ada yang beli banyak di borong" jelas si ibu dengan ramah.

"Oh, enggak papa Bu. Kami bisa menunggu."

"Baik, silahkan duduk dulu."

Si ibu memberikan Alvin dan Re'i kursi untuk duduk, lapak berjualannya Emak Vina cukup luas, dan semua tampak bersih dan higienis.

"Maaf Bu, Vinanya kemana?"

Sudah lima menit menunggu sedari tadi Alvin tidak menemukan Vina di lapak emaknya.

"Oh Vina, lagi ambil air nak. Nah itu dia"

Alvin mengarahkan pandangannya pada Vina yang tengah membawa air dari dalam jirigen yang cukup besar, melihat Vina seperti kesusahan membawa jirigen, Alvin berinisiatif  membantunya.

"Eh, bang Alvin. Enggak usah di bantu bang. Aku udah biasa angkat air sebanyak ini heheheh. Kuat lah aku, udah bisa juga."

Vina menolak ketika Alvin akan mengambil jobdesknya mengakat air.

"Sini, biar Abang bantu. Jangan ngerasa enggak enak begitu kamu kan teman sekelas adik Abang, jadi kamu sudah seperti adik sendiri."

Percuma menolak, Alvin sudah lebih dulu membawa jirigen yang berisi air ke tenda tempatnya berjualan.

Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, akhirnya gorengan versi di kukus emaknya Vina sudah matang. Sebelum Alvin dan Re'i membawa pulang belanjaannya, mereka berdua menikmati dulu jualan Vina di tempat ini, anggap saja ini dinner Alvin dan Re'i.

"Enak ya Vin, kelihatannya sehat banget karena usianya ada ayam dan sumber protein lainnya di balut dengan sayuran segar. Apalagi ini, sausnya enak banget."

Alvin memperhatikan setiap suapan yang Re'i lakukan, benar ini cemilan sehat  mereka tidak perlu khawatir jika keseringan memakan ini karena seratus persen alami. Tanpa bahan pengawet dan bumbu kimia.

"Udah, mau nambah?" Tanya Alvin.

"Udah, kenyang banget. Perut aku jadi begah hahahah"

"Iya, mau bungkus bawa pulang?"

"Boleh, makasih ya traktirannya."

Alvin mengangguk, dan berdiri dari tempat duduknya.

"Semuanya jadi berapa bu? Tolong di bungkus juga ya. Satu bungkus aja."

Hai Brother, I feel fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang