OBSESSION

234 13 2
                                    


"Ke mall lagi?" Jessy dan Maria mengikuti langkah kaki Rachel menuju mobil salah satu sahabatnya itu.

"Iya, ke mall atau ke mana kek yang jelas enggak langsung pulang."

"Tumben banget lo jadi anak lepas begini, biasanya jam segini udah di jemput brother."

"Gue yang bilang jangan jemput, gue pulang bareng kalian."

"Jadi, tujuan kita ke mana?"

"Coffee shop aja deh. Gue pengen nongkrong." Rachel memberi usulan.

"Boleh juga, kuy kita cari Coffee shop yang cozy."

Dalam perjalanan menuju Coffee shop yang menjadi tujuan mereka, Rachel memainkan sosial medianya, di sana dia segaja menstalking Devan yang kebetulan sudah mengkonfirmasi permintaan pertemanannya.

Tapi tenang, Rachel tidak seceroboh itu untuk mengfollow akun sosmed Devan dengan akun aslinya. Ya, menggunakan akun fake.

"Chel, daripada Lo galau gegara Devan mending cari yang lai deh. Apa lo enggak kesal lihat sikap dingin dan cueknya ke elo, tapi sebaliknya pada Vina.

"Perasaan mana bisa di paksakan bestie, tapi gue sekarang enggak terlalu ya sama si Devan, rasanya udah B aja sih."

"Udah sampai nih, cozy kan tempatnya?" Maria memarkirkan mobilnya di parkiran Coffee shop. Di sana, tampak siswa sekolah yang memenuhi Coffee shop itu.

"Mau di outdoor atau di indoor guys?"

"Indoor aja deh Jess, lo gimana Maria? Masih panas kalo mau di outdoor kan sekarang belum sore."

"Iya juga, cus."

Pertama memasuki Coffee shop, penciuman akan di manjakan oleh sensasi aroma terapi yang berasal dari biji kopi, ini yang di suka Rachel ketika ke Coffee shop.

"Duduk sini yuk, adem dekat AC." Ajak Rachel pada kedua temannya.

"Hantu AC lu, nggak tahan panas."

"Iya lah, emang lo tahan panas? Wajan dong tahan panas."

Mereka bertiga duduk di kursi tengah yang di sediakan oleh Coffee shopnya. Membaca buku menu ketiganya mulai memilih minuman dan makanan apa saja yang akan mereka pesan.

"Mas, mau pesan."

Salah satu dari barista yang berdiri di meja bar menghampiri mereka. "Mau pesan apa dek?"

"Kopi susunya dua, satu lagi milkshake vanila latte satu. Makanannya, burger satu, nasi gorengnya satu, sama roti bakarnya satu." Jessy menyebutkan beberapa pesanannya dan pesanan Rachel dan Maria.

"Ada lagi dek?"

"Udah, itu aja dulu bang."

Setelah mencatat makanan dan minuman yang di pesan oleh pelanggannya, barista itu berlalu pergi meninggalkan mereka.

"Gila, baristanya cakep banget kek orang turki."

"Iya ya, gue pengen kenalan deh ama dia, mudah-mudahan dia yang nganter pesanan kita." Jessy tak kalah semangat dari Maria, sedangkan Rachel sibuk dengan ponselnya sendiri.

"Banyak juga siswa-siswi dari sekolah lain nongkrong di sini."

Dari ramainya pengunjung, memang sebagian dari mereka masih mengenakan seragam sekolah seperti Rachel dan teman-temannya. 

"Guys, lihat di sana ada cindo cakep."

Rachel dan Marian mengikuti arah pandangan Jessy, di sana memang ada laki-laki berseragam sekolah sama seperti mereka tengah duduk santai bersama satu cewek yang juga cindo alias cina indo.

Hai Brother, I feel fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang