Bumil Nyebelin

383 17 2
                                    


"Bi, kepengen jambu biji merah." Rachel menendang-nendang tumit Abian dengan kakinya.

"Iya besok, sekarang udah larut malam mana ada toko buah buka jam segini." Abian tidak terpengaruh dengan tindakan Rachel yang menendang-nendang tumit kakinya.

"Pengennya sekarang Bi, ayolah aku pengen banget." Abian tidak merespon dia tetap melanjutkan tidurnya tanpa merasa terusik dengan rengekan sang istri.

"Bi, kamu nggak mau cariin? Oke aku cari sendiri, tahu diri kok aku dia juga bukan anak kamu wajar kamu enggak mau." Rachel bangkit dari tempat tidur melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 1 dini hari tak membuat keinginannya surut, mungkin ini yang orang bilang ngidam. Sungguh menyebalkan sekali.

Mengambil kunci mobil yang ada di atas meja riasnya, Rachel mengenakan sweater berbahan tebal beserta dompet. "Aku pergi."

Tetap tidak mendapatkan respon dari sang suami Rachel keluar dari dalam kamar dan menutup pintunya kembali. "Sadar Chel loe nggak usah nuntut ini itu, dia cuma mau bantu elo, bukan nikahin lo beneran. Jangan ngarep deh di perlakukan layaknya istri kesayangan."

Tekan Rachel pada dirinya sendiri, bersedia menikahinya saja sudah syukur, tidak tahu diri sekali dia berharap Abian akan memperlakukannya seperti istri yang sangat ia cintai dan rela berkorban untuk calon anak mereka, halu banget lo Chel, sadar diri!

Rachel mengeluarkan mobil dari dalam bagasi, sebenarnya ada rasa takut di dalam dirinya saat akan mengendarai mobil di larut malam begini tapi apa boleh buat ia sangat menginginkan apa yang anaknya mau, sekarang juga. Saat mobil sudah berada di luar pagar Rachel turun dari dalam mobil untuk menutup pagar tiba-tiba saja Abian keluar dari dalam rumah mengambil alih kemudi. "Gue bisa cari apa yang anak gue mau sendiri, sana tidur lagi! Bukan anak lo juga.!" Saat kesal Rachel seperti berbicara dengan teman daripada dengan suami sedikit tidak sopan memang.

"Masuk!" Perintah Abian yang mau tidak mau Rachel menurutinya.

Berkeliling mencari toko buah yang masih buka rasanya sedikit mustahil, memang siapa yang mau membeli buah di tengah malam begini. Mencari minimarket atau superhtmarket yang masih buka melalui aplikasi, Abian menemukan ada satu super market yang masih buka tapi cukup jauh tempatnya.

Mereka tak saling bicara, hanya menikmati suasana hening dan dinginnya malam di pukul satu pagi.
Sesampainya di supermarket Abian tidak menyadari saat ini hanya mengenakan celana boxer dengan motif Spiderman untung saja ini sudah malam jadi tidak banyak orang yang ada di supermarket.

"Mbak, ada jambu biji merah?" Tanya Abian pada karyawan supermarket yang bertugas di bagian buah-buahan.

"Wah kalau jambu biji merah lagi kosong mas, besok barangnya masuk." Abian menyugar rambutnya ke belakang, binggung harus mencari ke mana lagi buah jambu itu.

"Lo kalau udah ngantuk pulang, biar gue cari sendiri apa yang di mau anak gue, sekarang kita pulang." Ketus Rachel pada Abian.

Di dalam mobilnya, Abian tidak langsung menyalakan mesin dan meninggalkan area supermarket, tapi dia berpikir sejenak di mana ada jambu yang di inginkan istrinya.

"Hallo, bro di rumah lo ada pohon jambu merah kan? Ada enggak buahnya?" Rachel pura-pura tidak mendengar apa yang Abian bicara dari sambungan telpon dengan temannya.

"Gue ke rumah lo sekarang, tunggu gue." Abian menyalakan mesin mobil melaju ke rumah temannya yang entah siapa karena Rachel belum begitu mengenal teman-teman dari suaminya itu.

***

"Buset, kurang malam lo ke rumah gue Bi, kenapa nggak jam 3 dini hari aja sekalian lagi enak-enaknya molor tuh." Sindir teman satu SMP dengan Abian.

Hai Brother, I feel fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang