AKHIR CERITA CINTA

261 15 2
                                    

Malam ini keluarga Rachel makan malam bersama di rumah mereka, satu Minggu lagi Cea bunda Rachel akan kembali ke Indonesia. Tapi, ada yang berbeda, Alvin tidak seperti biasanya jika makan malam bersama biasanya Alvin akan banyak bicara ketika momen bersama seperti malam ini. Sekarang dia hanya memakan makanannya tanpa ada pertanyaan apapun pada Rachel ataupun Angga.

"Bang, diam aja. Ada masalah?" Rachel yang mulai gelisah dengan sikap Alvin yang dari tadi hanya diam.

"Enggak ada masalah, semua baik-baik aja."

"Minggu depan bunda pulang ke Indonesia, papa harap kalian berdua bisa luangin waktu untuk menjemputnya di bandara nanti."

"Pasti dong yah, Rachel kangen banget sama bunda yah. Udah lama banget enggak ketemu rasanya."

"Iya, ayah juga kangen banget sama bunda."

"Bang Al, bunda mau pulang apa abang nggak pengen kasih surprise gitu?"

"Surprise apa?"

"Ya terserah bang Al, bikin acara kek."

"Acara apa?"

"Ih, nanya mulu perasaan. Apa aja deh."

"Lihat nanti aja."

Alvin merebahkan tubuhnya di atas kasur, menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk melegakan rasa sesak di dada. Ini sudah hari ketiga dari insiden di restoran siap saji kemarin, sampai hari ini Alvin tidak menampakan dirinya pada Reina, lebih tepatnya dia menghindari pertemuan dengan wanita itu. masih belum percaya dengan kenyataan yang ada, seolah Alvin di bangunkan dari mimpi indahnya.

"Kenapa Reina kamu ngelakuin ini sama aku, kenapa kamu enggak berterus-terang dari awal, mungkin aku nggak akan sedalam ini dalam mencintai kamu."

Alvin mengelus dadanya, berusaha untuk tegar tapi, yang namanya putus cinta pasti rasa patah hati itu akan kentara di rasa. "aku enggak nyangka sakitnya sesakit ini."

Alvin terisak di atas ranjangnya, terkahir kali dia menangis saat mengetahui ibu sambungannya itu tiada, tapi Allah maha baik, ibu sambungnya itu ternyata masih ada, dan kali ini Alvin menangis kembali karena wanita.

"Dari pertama kamu masuk ke kelas dan memperkenalkan diri, aku udah jatuh hati sama kamu Re'i. Sakit banget rasanya saat ini, berat untuk berpisah tapi aku juga belum bisa menerima kenyataan yang ada, aku belum bisa Reina.

Alvin menangis tersedu, ketika mengingat kembali saat pertama bertemu dengan Reina. "Aku harus bagaimana ke depannya? Apa aku bisa mendapatkan yang lebih dari kamu.?"

Bangkit dari tempat tidurnya Alvin mengambil jaket dan kunci mobil ke luar dari dalam kamar untuk pergi menenangkan diri sejenak di luar.

"Abang mau ke mana malam-malam begini?" Rachel yang terjaga dari tidur memandang heran dengan wajah Alvin yang sembab.

"Cari angin. kamu balik tidur lagi sana."

Alvin mengendarai mobilnya tidak tentu arah, seperti kebiasaannya dulu ketikan sedih Alvin akan memutar lagu-lagu yang mewakili isi hatinya. Kali ini lagu pilihan hatinya jatuh pada lagu dari Glen Fredly. Selama di perjalanan yang entah ke mana menjadi tujuannya, Alvin berhenti di lapak emak Vina. Entah apa yang membawakannya ke sana, tapi sepertinya dia butuh mengisi perutnya kembali untuk menambah tenaga.

"Assalamu'alaikum Mak." Sapa Alvin pada emak Vina yang tengah mengangkat gorengan yang sudah di kukus.

"Walaikumussalam, nak Alvin. Duduk dulu nak."

"Belum tutup Mak, udah jam 11 malam?"

"Sebentar lagi nak Alvin, masih ada gorengannya sayang kalo bersisa, mudah-mudahan ada pembeli menjelang tutup."

Hai Brother, I feel fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang