KEMBALI TERLUKA

134 10 6
                                    


Alvin masih belum bisa menerima kenyataan yang baru  di diketahuinya. Adiknya telah mengecewakan dia dengan perbuatan memalukan, kenapa adiknya memiliki obsesi yang tinggi akan sesuatu sehingga ia harus mengorbankan dirinya sendiri, bodoh sekali! Nasi sudah menjadi bubur, apa yang bisa Alvin lakukan jika semua sudah terjadi menyesal pun tidak ada gunanya lagi.

Abian dan Rachel masih di rumah orang tua Rachel mereka di minta untuk menginap di rumah ini karena sudah lama juga Rachel tidak tinggal dengan orang tuanya setelah menikah dengan Abian.
Alvin dan Becca juga di minta untuk menginap di rumah oleh Angga dan juga Cea, berharap berkumpulnya kembali mereka bisa mengembalikan suasana yang dulu penuh kasih sayang dan bahagia.

"Aku nggak nyaman ada bang Al disini, kita pulang aja ya Bi nggak usah nginap." Abian tengah menganti sprei Rachel kamar istrinya itu cukup lama di tinggal oleh pemiliknya.

"Nggak enak ah, malam ini kita nginap disini besok baru pulang. Kamu ini udah bikin orang tua kecewa malah sekarang mau pulang gitu aja."

Abian menolak keinginan Rachel, orang tuanya masih kecewa dan anak perempuannya masih saja tidak peka. "Udah selesai aku ganti sprei, kamu sekarang istirahat dulu."

Rachel naik ke atas tempat tidur, melepas tas selempangnya dan menaruhnya di nakas. Abian ikut bergabung dengan Rachel, semua yang terjadi tadi berlalu begitu cepat Abian saja masih tidak percaya jika semua rahasia mereka akan terbongkar secepat ini.

"Kamu salah paham, kamu juga nggak baca sampai habis kan chattingan aku sama Vina." Abian memberikan ponselnya yang sudah terpampang di layar pesan chatnya dengan Vina.

Avica membaca dan mengembalikan kembali ponsel pada Abian membuang muka Rachel tampak tidak suka.
"Terserah aku udah nggak peduli, toh kalo kamu mau selingkuh dan macam-macam nanti ayah biologis anak aku masih bersedia menjadi ayah untuk anak kandungnya sendiri."

Abian tercenung sesaat mendengar apa yang di katakan Rachel barusan, sepasrah itukah istrinya ini. Kemana sifat obsesif Rachel apa karena Abian bukan Devan yang sangat di cintainya sehingga istrinya itu pasrah-pasrah saja jika ia berselingkuh.

"Kamu mikir aku bakal kayak gitu, selingkuh?" Abian balik bertanya.

"Nggak tahu hati seseorang bisa berubah-ubah, ada yang nggak saling cinta tapi bisa menikah hingga memiliki anak hidup bersama sampai tua ada, kan? Soal cinta udah bukan hal yang di utamakan saat kita udah menikah, kalo soal kesetiaan sih kembali ke hati masing-masing daripada mendua mending pisah sekalian nggak sih?"

Wow super sekali respon dari istri Abian ini. Untuk berpisah Abian tidak atau belum menemukan alasan untuk mengambil keputusan itu, inginnya mereka berdua bisa selamanya bersama seperti tujuan awal Abian ingin menebus penyesalan di masa lalu mengenai mendiang kakaknya. Bukan karena itu saja, Abian ingin menikmati masa muda yang sudah ia putuskan untuk menikah muda, menjadi kepala rumah tangga dan sosok suami sekaligus bapak yang baik untuk keluarga kelak.

"Kita jalani aja Tuhan punya rencana baik untuk kehidupan kita di masa yang akan datang."

***
Makan malam sudah tersaji di meja makan. Abian dan Rachel di minta untuk segera turun, meski enggan satu meja dengan sang abang Rachel tetap turun atas desakan dari suaminya. Sesampainya di meja makan, Alvin dan istrinya tampak mengobrol menanti kedatangan mereka agar semua bisa segera makan bersama.

"Ayo duduk kita mau makan." Sapa Cea saat melihat anak menantunya masih berdiri di depan meja makan.

Rachel dan Abian menurut mengambil kursi masing-masing dan bersiap untuk makan bersama. Suasana sempat tengang dan juga canggung tentunya, tapi Angga sebagai kepala rumah tangga di rumahnya berusaha mengembalikan suasana seperti sedia kala.

Hai Brother, I feel fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang