VALLIENT: 7

20 5 0
                                    

Geta berjalan dengan langlah cepat menuju bangku Ayla dan Rasya.

"Weuy, Bestie!" teriak Geta sambil berlari.

Ayla dan Rasya menoleh bersamaan menuju sumber suara, mereka mendatarkan ekspresinya saat tau itu Geta.

"Malu-maluin lo." Rasya memutar bola matanya malas.

Geta pun menyengir. "Maap ya maap."

"Weuy! Get!" teriak seseorang di belakang.

Geta yang merasa namanya dipanggil pun menoleh kesumber suara.

"Hayy!"

"Y-yafa?" sahut Geta takut salah.

"Iya, gw Yafa. Temen lo!" balas Yafa.

"Huaaaaaaaa, kita dipertemukan kembaliiiiiiii," teriak Geta, sambil memeluk Yafa.

Yafa adalah teman kecil Geta dari TK, mereka di pisahkan saat Yafa dan Geta berumur 10 tahun. Saat itu, ayah Yafa pindah tugas. Jadi, Yafa pun ikut ayahnya pergi keluar kota dan mereka tidak pernah bertemu lagi sejak saat itu.

"Gw kangen banget sama lo!" ujar Geta.

Ayla dan Rasya sedari tadi hanya diam, mereka tak kenal Yafa Yafa ini. Siapa dia? Kenapa Geta bilang kita dipertemukan kembali? Apakah sodara tiri? Atau sodara pungut yang terpisahkan, eh.

"Oh ya, La, Sya. Kenalin ini Yafa temen waktu gw kecil dulu," ucap Geta kepada Ayla dan Rasya.

Ouhhh, temenya. Jadi, bukan sodara pungut atau sodara tirikan? -batin Ayla dan Rasya

Skip skip skipppp.

Yafa pun tersenyum ramah kepada mereka. "Hayy, gw Yafa. Salam kenal yak."

"Gw Rasya," ucap Rasya dengen senyum manis andalanya.

"Kalo gw Ayla," sahut Ayla.

"Salam kenal yahh," ucap mereka bersamaan.

Mereka pun bencengkrama, bercanda gurau bersama. Yafa pun cepat akrab dengan mereka. Jadi, tidak ada rasa canggung diantara mereka.

"Lo tau ga, Fa. Noh, si Geta ngecrushin kakel tauk," seru Ayla dengan mulut toa nya.

Geta memasang muka datar. "Lu bisa ga si kalo ngomong jangan keras-keras?"

Ayla nyengir. "Maap-maap gw terlalu semangat."

"Kakel? Kakel itu kakak kelas?" tanya Yafa polos.

Geta, Ayla, Rasya mengangguk bersama sebagai jawaban iya.

"Ganteng?"

"Beuhhh, ga cuma ganteng doang, guantueng pakek buanguet," balas Geta lebay.

Rasya memutar bola matanya malas. "Be aja si."

"Apa lo kata?" Geta ngegas.

Rasya hanya mengendikan bahunya.

•••

Sementara itu, ada Vallient, Aidan, dan Fatur berjalan beriringan menuju kelas. Aidan dan Fatur membicarakan Geta, karena perihal tadi yang tidak jadi mentraktir mereka dikantin.

"Parah si, Geta," ucap Aidan.

"Hooh, masa janji mau traktir kita kalo ngasi nomornya si Vallient, eh malah ga ditraktir," ceplos Fatur.

Aidan mendelik lalu menginjak kaki Fatur kuat-kuat. Fatur pun mengerang kesakitan.

"ARGHHHHH, gila lo!" teriak Fatur kesakitan.

VALLIENT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang