"Elanganjing!" ucap Geta mengumpat
"Masa gue di tinggalin! Awas aja lo kalo udah pulang, gue bejek-bejek lo!" gerutu Geta disepanjang jalan menuju kelas.
Geta datang kesekolah memang agak siang hari ini. Bagaimana tidak? tadi saja dia ditinggal dengan Elang! Alhasil dia harus mencari taksi, dan ternyata dapatnya angkot. Itupun angkotnya sudah penuh, jadi Geta harus rela berdesak-desakan demi datang kesekolah.
Geta berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya. Tanpa sengaja dia melihat Vallient tak jauh dari tempatnnya.
"Vallient?" batin Geta terpekik senang.
Tanpa babibu, Geta berlari dengan riang kearah Vallient. Tetapi, langkahnya terhenti kala dia melihat seorang cewek yang berjalan beriringan bersama Vallient.
"What, what, siapa tuh?" batin Geta tak suka.
"Belum pacaran aja banyak parasit-parasit, apalagi udah pacaran! Gak bisa dibiarin nih," batin Geta gregetan sendiri.
Geta meneruskan langkahnya yang sempat tertunda. Dia berjalan terus menuju Vallient, dia bukan ingin melabrak cewek itu, melainkan.
"Sayanggg!" panggil Geta, lalu melilitkan tanganya di lengan Vallient.
"Kamu mau kemana?" lanjut Geta menyenderkan kepalanya dibahu Vallient.
Sayang? Kamu? Apa-apaan ini! Kenapa Geta makin hari makin agresif, lilitan tanganya juga susah dilepaskan.
Vallient menyerah. "Mau apa lo?" tanya Vallient ketus.
Geta melebarkan bola matanya, seolah-olah kaget dengan perkataan Vallient.
" 'Lo?' Siapa yang kamu panggil 'lo', Sayang!" ucap Geta seolah tak suka.
"Oh, apa karna cewek ini kamu jadi gitu ke aku?" tanya Geta menunjuk cewek disebelah Vallient.
Apa lagi ini? Drama apa yang Geta mainkan? Sudah, Vallient sudah tidak tahan.
"Gue juga biasanya manggil 'lo!'. Gak usah bawa-bawa Cellisha dia gak tau apa-apa!" tekan Vallient dengan amarah yang semakin meluap.
"M-maaf, Kak. Cellis gak sengaja," ucap Vellisha gemetar ketakutan. Lalu, pergi meninggalkan Vallient dan Geta berdua.
Vallient menarik Geta menuju taman belakang. Saat sudah sampai, Vallient menghempaskan tangan Geta begitu saja.
"Lo apa-apan sih!?" tanya Vallient dengan notasi yang cukup tinggi.
"Lo yang apa-apaan!" balas Geta dengan ngegas.
"Lo udah tau kalo gue suka sama lo, kenapa lo jalan iring-iringan sama cewek yang tadi, ha!" pekik Geta dengan nafas yang menggebu-nggebu.
"Gue habis dari lab!" balas Vallient menunjuk arah lab.
"Oh ya? Kalo habis dari lab kenapa iring-iringan gitu?" tanya Geta menyedekapkan tanganya.
"Stop! Gak usah kekanak-kanakan deh, Get!" balas Vallient tak suka.
"Heh, kekanakan?" tanya Geta tersenyum miring.
"Lo ga bakal pernah tau rasanya gimana suka sama orang, yang bahkan orang itu gak suka sama lo," lanjut Geta melirih.
"Buat apa lo suka sama orang yang kayak gitu, padahal lo tau orang itu gak suka sama lo? Stop! Jangan sia-siain waktu lo buat kayak gitu!" balas Vallient, lalu beranjak pergi darisana.
Vallient berhenti tanpa menoleh. "Oh ya, satu lagi. Gausah ngatur-ngatur hidup gue! Lo gak berhak! Karena lo bukan siapa-siapa gue!" Setelah mengatakan itu, Vallient meneruskan langkahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALLIENT [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Vallient Esa Nugroho, merupakan most wanted yang terkenal di SMA Citra Bangsa akibat ketampananya yang tidak manusiawi. Bukan hanya kerena ketampananya saja yang membuatnya terkenal, tapi juga segudang prestasinya yang...