Bell istirahat sudah berbunyi, seluruh murid SMA Citra Bangsa berhamburan untuk keluar dari kelasnya. Tak terkecuali Geta dkk.
"Jadi?" tanya Ayla kepada Geta.
"Ayuk, kekantin aja dulu gue laper!" rengek Yafa kepada mereka, karena sedari tadi Yafa sudah menahan laparnya.
"Yaudah ayok!" ajak Geta kepada semua.
"Sya, ayo!" panggil Geta mengguncangkan tubuh temanya yang satu itu, kerjaanya ngantuk mulu, siapa lagi kalo bukan Rasya.
Perlahan-lahan Rasya mulai membuka matanya, dia melihat sekeliling, terdapat kelasnya saat ini sufah kosong, hanya meninggalkan mereka berempat.
Rasya mengriyit bingung. "Ini udah pada pulang semua?" tanya Rasya kebingungan.
"KAREPMU, SYA. KAREPMU!" teriak Geta, Ayla dan Yafa bersamaan. Lalu, meninggalkan Rasya sendiri dikelas.
Rasya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Dih, salah gue apa?" tanya Rasya polos.
Rasya mengendikan bahunya acuh. Lalu, berlari menyusul Geta, Ayla dan Yafa.
"WOEY TUNGGUIN!" teriak Rasya saat sudah berada di belakang mereka.
Geta, Ayla, dan Yafa pun membalikkan badanya. Lalu, berdecak, bisa gak sih gak usah teriak jarak mereka ini dekat lo, gak pakek teriak juga bisa kedengeran. Tiba-tiba....
"Ih, gue kebelet pipis," ucap Geta sambil berlari kearah toilet.
"WOY MAU DITEMENIN GAK!?" tanya Ayla sambil berteriak.
"GAK USAH!" teriak Geta, lalu mengilang dari pandangan mereka.
Dengan cepat Geta masuk kedalam kamar mandi, tak lupa dia menguncinya rapat-rapat.
Setelah 5 menit, akhirnya Geta pun selesai. Lalu, keluar dari kamar mandi.
"Haaaahhhh, leganya."
Geta pun mencuci tanganya di wastafel, saat membalikkan badanya, dan yap Geta dikejutkan oleh seseorang disana. Orang itu hanya menyedekapkan tanganya sambil menatap sinis Geta.
"Hay, kita ketemu lagi," ucap orang tersebut.
Geta pun memutar bola matanya malas. "Yaampun, Shaa! Lo bisa gak sih jangan ganggu hidup gue," ucap Geta kepada Cellisha.
Yhaaa, orang itu adalah Cellisha. Orang yang sangat dibenci Geta, bukan benci sih tapi gak suka, tapi gak sukanya ini gak suka banget. Eh, sama aja sih!
Selain tak suka karena Cellisha ini terlalu drama, Geta juga tidak suka karena dia ternyata juga menyukai Vallient dan Vallient seakan memberi harapan kepada Cellisha.
"Lo bisa gak sih jauhin Kak Vallient?" tanya Cellisha agak mencondongkan badanya kedepan.
"Wuih bahasanya pakek lo-gue, kalo sama Vallient mah aku-kamu yakan?" bukanya menjawab Geta malah bertanya balik ke Cellisha.
"Diem lo!" sentak Cellisha dengan amarah yang berkoar.
Geta menampilkan ekspresi seakan-akan dia terkejut karena sentakan Cellisha, lalu menekuk bibirnya kebawah seolah ia akan menangis.
Namun, sedetik kemudian. "HAHAHAHAHA!" tawa Geta mengglegar diseluruh penjuru kamar mandi.
"Yaampun bedak! Gue tuh gak bisa ngejauh dari Vallient, gimana dong?" tanya Geta seolah-olah dia sedih, sedih akan nasib Cellisha.
"Bedak?" tanya Cellisha bingung.
"Hahaha, lo tau gak sih nama lo itu mirip merk bedak namanya kelly dan lo Cellisha hampir sama kan, hahah," jawab Geta sambil tertawa mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALLIENT [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Vallient Esa Nugroho, merupakan most wanted yang terkenal di SMA Citra Bangsa akibat ketampananya yang tidak manusiawi. Bukan hanya kerena ketampananya saja yang membuatnya terkenal, tapi juga segudang prestasinya yang...