VALLIENT: 13

15 5 0
                                    

Bugh

Bogeman mentah meluncur tepat dipipi kanan Vallient. Pelakunya adalah Elang.

Vallent menoleh kearah Elang. "Maksud lo apa, ha!?" tanya Vallient menggebu-nggebu.

Vallient sedari tadi tidak mencari masalah kepada Elang. Kenapa dia membogemnya? Vallient tidak terima itu.

"NGAPAIN LO BENTAK ADEK GUA, HA!?" tanya Elang seraya membentak.

"Adek?" Vallient mengeriyitkan dahinya bingung. Elang mempunyai adik?

"IYA, ADIK! GETA ADEK GUA! KENAPA KAGET LO!?" bentak Elang dengan napas yang menggebu-nggebu.

Vallient terkekeh. "What, Geta adik lo?" tanya Vallient.

"Oh, berarti dia cepu ke elo?" remeh Vallient.

Bugh

"GUE LIHAT PAKEK MATA KEPALA GUA TADI, ANJENG!" blaas Elang tidak terima.

Flashback On

Elang berjalan menuju kelasnya, tanpa sengaja dia melihat Geta yang berlari menuju Vallient. Dia pun menyembunyikan dirinya dibelakang tembok, lalu mengintai Geta dari sana.

"Ngapain tuh anak?" gumam Elang penasaran.

"VALLIENT!" Geta berteriak memanggil Vallient.

Disana terlihat Geta yang melambai-lambaikan tanganya kelada Vallient. Lalu, berlari menghampiri Vallient.

Setelah sampai di depan Vallient, Geta tersenyum manis. "Hai!" sapa Geta riang.

Vallient hanya memutar bola matanya malas. Lalu, berbalik meneruskan langkahnya yang tertunda.

"IH! Vallient, kok gue ditunggalin sih!" ucap Geta, lalu mencekal tangan Vallient.

Vallient pun menghela napas panjang, lalu berbalik dia menunjukkan raut muka yang seperti bertanya. Ada apa lagi?

Geta tersenyum riang. "Anterin gue kekelas yuk!" pinta Geta lalu menarik lengan Vallient.

Vallient menghempaskan tangan Geta dari lenganya. Dari raut wajahnya, terlihat Vallient sedang menahan amarah.

"Pergi!" usir Vallient dengan nada ketus.

Geta menggelangkan kepalanya. "Gak mau!" balas Geta dengan merangkul lengan Vallient.

Vallient menepis tangan Geta dengan kasar. Sudah, emosinya sudaj tidak bisa dia tahan lagi.

"Lo itu ngapain si ganggu gw terus!" bentak Vallient dengan napas yang menggebu-nggebu.

"Kan gw suka sama lo," lirih Geta dengan menunduk.

"Kalo lo suka itu mending diem! Biar cowok yang ngejar lo! Lo itu cewek, ga sepantesnya lo ngejar-ngejar cowok!" tekan Vallient dengan amarah yang semakin meluap.

"Kalo lo gini, kesanya kayak bitch tau nggak!" lanjut Vallient, lalu melenggang pergi meninggalkan Geta seorang diri.

Elang melebarkan bola matanya. "Gak bisa dibiarin tuh tembok! Berani-beraninya dia bentak princess-nya keluarga Aldamian,"  gumam Elang tidak terima.

VALLIENT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang