Setelah keluar dari kamar mandi tadi, Elang menggendong Geta menuju UKS.
Elang merebahkan Geta disalah satu brankar. "Gue mau ke kopsis dulu, beli seragam buat lo," setelah mengatakan itu, Elang pergi meninggalkan Geta sendiri.
Geta menatap langit-langit bercat putih tersebut. Dia kembali memikirkan kejadian beberapa menit lalu. Perundungan yang dilakukan Abel cs kepada Geta.
Geta bukan tidak mau melawan tadi, dia sebenarnya ingin melawan, tetapi tenaganya sudah habis saat Geta menangis tadi.
Tak lama kemudian Elang datang membawa sepasang seragam baru dan membawa dua botol air mineral ditanganya.
"Nih, ganti sana lo! Baju lo udah basah semua itu," ucap Elang dengan memberikan seragam kepada Geta.
Geta menatap seragam yang diberikan Elang, lalu mengambilnya. "Makasi." Geta pun pergi keluar dari UKS.
"Eh, mau kemana lo!?" tanya Elang, karena Geta malah keluar.
"Ganti bajulah!" ucap Geta kepada Elang.
"Disini aja!" ujar Elang memerintah.
"Terus gue gantinya gimana, ha? Ada lo disitu!" balas Geta, lalu menunjuk Elang dengan dagunya.
"Udah, sini!" pinta Elang, lalu menarik pergelangan tangan Geta kedalam UKS.
Elang menutup semua tirai, lalu keluar dari uks. Setelah itu, dia menutup pintu uks rapat-rapat.
"WOY! KOK GUE DIKUNCIIN DISINI? MANA TIRAINYA DITITUP SEMUA LAGI! GELAP WOY! EL, GELAP WOY!" teriak Geta nyaring dari dalam uks.
Elang meraup wajahnya frustasi. Kenapa Geta ini tidak peka? Elang melakukan itu agar Geta bisa berganti baju disitu. Ayolah, Elang sedang tidak ingin berdepat saat ini.
"Getaa..!" panggil Elang lembut.
"IYE KENAPE!? BUKAIN WOY!" balas Geta dengan teriakanya yang begitu nyaring dan melengking itu.
"Gue kunciin lo disitu, sama gue tutupin semua tirai itu buat lo ganti baju disitu. Biar lo gak ganti baju di kamar mandi. Takutnya, kalo lo ganti di kamarmandi, ntar Abel cs bully lo lagi," jelas Elang panjang lebar membuat Geta langsung terdiam.
Setelah beberapa menit Elang menunggu, akhirnya Geta sudah selesai berganti seragam yang Elang berikan tadi.
Elang pun beranjak, lalu memberikan air mineral yang dibelinya tadi. "Nih!"
Geta mengambil air mineral tersebut, lalu menegaknya hingga tersisa seperempatnya.
"Makasi," ucap Geta setelahnya.
"Telat lo, kampret!" balas Elang agak ngegas, lalu memutar bola matanya malas.
"Bodo! Ayo anter gue kekelas!" ucap Geta yang diangguki Elang.
•••
"GETA!" teriakan mengglegar dari seseorang, berhasil membuat Geta dan Elang yang berjalan menuju parkiran pun terhenti. Mereka pun menoleh kesumber suara.
Vallient? Disana terlihat ada Vallient yang berlari menuju mereka berdua, dengan napas yang ngos-ngosan.
"Get, pulang sama gue, gue mau ngomong," ucap Vallient menggandeng tangan Geta, tanpa menghiraukan Elang yang berada disampingnya.
"Eh, apa-apaan lo!" tegur Elang, lalu melepas tangan Vallient yang menggandeng tangan Geta.
Vallient menghela nafasnya. "Gue mau ngomong sama Geta, El. Bukan sama lo," ucap Vallient berusaha menarik tangan Geta. Tapi, kok tidak bergerak?
KAMU SEDANG MEMBACA
VALLIENT [On Going]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Vallient Esa Nugroho, merupakan most wanted yang terkenal di SMA Citra Bangsa akibat ketampananya yang tidak manusiawi. Bukan hanya kerena ketampananya saja yang membuatnya terkenal, tapi juga segudang prestasinya yang...