Vallient sudah siap dengan barang-barang yang disukai Geta. Menurut balasan chat dari Rasya kemarin.
Vallient menoleh kearah Aidan. "Jadi, gue minta maafnya kapan? Terus dimana?" tanya Vallient kepada Aidan.
Aidan memang terkenal akan ketampanan dan sifat absurd-nya. Tapi jangan salah, gini-gini kalau masalah menaklukan perempuan dan menghargai perempuan Aidan jagonya.
"Ntar pas mau istirahat, lo dateng kekelas Geta. Ajak dia ke taman belakang," ucap Aidan menjelaskan.
"Skripnya udah gue tulis dikertas, ada di tas lo," lanjutnya.
Vallient melirik kearah tasnya, lalu mengangguk sebagai jawaban.
"Jangan lupa hapalin skripnya, jangan baca didepan Getanya!" peringat Fatur mewanti-wanti.
"Hmm," Vallient hanya berdehem saja.
"Lo mending galau aja dah, Len. Galau aee!" ucap Fatur, lalu menonyor kepala Vallient.
•••
Geta berjalan riang menuju kelasnya, hari ini moodnya sangat baik sekali, dia bahagia sekali. Bagaimana tidak? Tadi Elang mengajaknya makan diwarung yang ternyata disana menjual mie ayam, Geta tekankan lagi MIE AYAM loh!
Bunda Geta tidak memasak, karena alasan telat bangun. Alhasil, mereka makan diluar tadi.
Geta memasuki kelasnya." Assalamualaikum teman-teman dajjal!" ucap Geta, lalu berjalan menuju bangkunya. Madih dengan wajah uang senyam-senyum sendiri.
"Napain lo?" tanya Ayla heran, mengapa curuk satu ini senyam-senyum sendiri, apakah kerasukan?
"Tadi gue ditraktir dong sama Elang," balas Geta masih senyam-senyum.
"Udah? Gitu doang?" ucap Ayla lanjut bertanya.
"Gue ditraktir MIE AYAM!" balas Geta dengan antusias dan pekikan diakhir kalimat.
"Yaelah, Get!" Ayla memutar bola matanya malas, lalu menonyor kepala Geta.
Geta tak menghiraukan perkataan Ayla. "Woey! Parta, ini koo gurunya belom dateng, jamkos?" tanya Geta kepada Farta.
Farta sudah sembuh total dari kecelakaan yang menimpanya beberapa minggu lalu. Dia sudah tidak memakai gips ditanganya.
Farta yang merasa namanya di panggil pun menoleh kesumber suara tersebut. "Iya, Get. Jamkos," balas Farta sambil menatap lekat Geta.
"Weuy! Konser yok!" ucap Geta kepada teman-temanya.
"Gas lah!" balas seisi kelas kompak.
"Nyanyi apa nih!" ujar Geta bertanya pada mereka semua.
"Serah lo!"
Geta mengambil sapu, lalu naik keatas meja. "Musik!" pekikan Geta menggema dikelas.
"SAYANG, GONDELONO ATIKU!" Geta mulai menyanyikan lagu dengan sapu yang digunakan sebagai mic.
"YEN TAKDIRE GANDENG, YO BAKALE GANDENG!" sahut semua orang dengan mengayunkan ponselnya keudara dan flash yang menyala.
"TUHANN, TERIMA KASIH, HADIRKAN PENJAGA HATIKU!" Geta masih senantiasa bernyanyi, padahal teman-temanya sudah duduk dibangkunya masing-masing.
"Yang selalu setia menemaniku," lanjut Geta sambil merem-melek.
Setelah menyanyikan lirik terakhir Geta membalikkan badanya. Dan, disana sudah ada Pak Rolo yang suadah berkacak pinggang dengan muka garangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALLIENT [On Going]
Jugendliteratur[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Vallient Esa Nugroho, merupakan most wanted yang terkenal di SMA Citra Bangsa akibat ketampananya yang tidak manusiawi. Bukan hanya kerena ketampananya saja yang membuatnya terkenal, tapi juga segudang prestasinya yang...